Sebagai anak tunggal Pasha yang pintar tetapi secara ekonomi kurang beruntung, memiliki kehidupan selayaknya anak yang lain, sekolah dan punya cita - cita. Pasha saat ini sedang duduk di kelas IX salah satu SMP pavorit di kotanya. Dia adalah tim basket di sekolah. Setiap ada pertandingan antar sekolah, peranannya sangat dominan untuk kemenangan tim basket sekolah. Banyak teman, guru maupun lawan bermain mengagumi kepiawaian memainkan trik bola.

Seperti roda kehidupan berputar, hidup si anak tunggal ini hancur ketika ayahnya pergi untuk selamanya. Kecelakaan kerja sebagai kuli bangunan yang telah merenggut nyawa ayahnya, dan yang memisahkan mereka. Ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa tanpa ada penghasilan, dan rumah yang mereka tempati pun masih ngontrak.

Mendadak anak usia 15 tahun itu kehilangan segalanya. Dia tidak tahu harus bagaimana mejalani hidup tanpa ada penghasilan. Sementara tim basket sekolah akan mengikuti turnamen antar sekolah. Karena basket sudah merupakan bagian dari hidup Pasha.

Di kelas Pasha jadi anak pendiam. Pemain basket andalan sekolah ini berniat berhenti sekolah dan ingin bekerja membantu ibunya.Dia tidak ingin membuat repot orang lain. Selama ini orang tua teman baiknya Fajar, yang selalu memberi bantuan moril maupun meterial untuk kelanjutan hidup Pasha dan ibunya. Tapi sampai kapan...? Si anak yatim ini tak ingin hidup karena belas kasihan dan bergantung kepada orang lain. Di sisi lain, turnamen basket sudah dekat. Ini menjadi dilema untuk Pasha.

Seperti biasa pulang sekolah Pasha dan Fajar selalu bersama. Fajar tahu betul keadaan sahabatnya. Selama di perjalanan, kedua sahabat ini hanya diam membisu. Hingga Fajar sudah sampai depan rumah dan mengajak mampir, yang memecahkan kebisuan mereka.

Hingga suatu hari, Fajar dan ayahnya berkunjung ke rumah sahabatnya Pasha. Ayah Fajar adalah pengusaha sukses yang dermawan. Mereka datang dan meminta agar ibu Pasha bersedia jadi ibu sambung untuk Fajar. Tetapi niat baik ayah Fajar ditolak ibu Pasha.

Penolakan ibu Pasha tidak membuat ayah sahabatnya ini berubah maupun sakit hati. Sebagai gantinya, ayah Fajar membukakan usaha loundry kepada ibu Pasha, agar si pintar anak yatim ini bisa terus bersekolah. Betapa bersyukur dan bahagianya anak ibu ini atas rezeki yang diturunkan Tuhan melalui ayah sahabat baik putranya.

Usaha loundry itu maju pesat dan terkenal. Kini Pasha dan ibunya sudah mulai bangkit dari keterpurukan, dan berasa punya kehidupan kedua atas bantuan orang yang sangat baik dan dermawan.

Akhirnya, pemain basket andalan sekolah ini kembali bergabung ke tim basket dan tidak jadi berhenti dari sekolah. Bagaimanapun kehidupan kedua Pasha dan ibunya jalani saat ini, karena kemuliaan hati ayah sahabatnya, Fajar.

TTinggi, 07 April 2020