Keputusan Terbaik
Hampir dua tahun ku mengenalnya. Nyaris setiap hari pasti terlambat datang ke sekolah. Bukan itu saja catatan masalah yang dilakukannya. Atribut tidak lengkap, tidak mengerjakan PR tetapi dia tidak pernah absen. Dia anak yang sangat pendiam, tidak pernah terlihat ada keceriaan di wajahnya. Selalu murung dan susah diajak komunikasi, sangat tertutup. Namanya Windi Asmara Murni. Nama yang cantik secantik parasnya. Sayang...sewaktu kelas VII dia bukan siswa asuhku.
Surat panggilan sudah berulang kali dikirim, tetapi tidak pernah ada yang datang memenuhi panggilan dari guru pembimbing. Nomor gawai yang ada tidak bisa dihubungi. Misterius sekali anak ini, pikirku. Penasaran, ku cari alamat rumah di catatan bio data siswa asuh. Ku lakukan home visit. Ku temukan rumahnya, rumah kosong. Ku cari informasi ke tetangga sebelah rumah tentang siswaku ini.
Informasi yang ku peroleh, ibunya sudah meninggal sewaktu Windi masih kelas V SD. Duluuu....ayah Windi aparat negara yang diberhentikan secara tidak hormat, karena pengedar dan pemakai narkoba. Windi mempunyai dua saudara. Kakak laki - lakinya pun pengguna narkoba yang sudah berulang kali keluar masuk bui bersama ayahnya. Tinggallah si piatu itu dengan adik bungsunya yang masih duduk di kelas IV SD, di rumah yang tak layak huni. Sesekali tampak ayah dan kakaknya pulang hanya untuk sekedar salin pakaian.
Miris mendengar dan melihat kenyataan ini. Untuk biaya hidup dua bersaudara ini, tantenya yang bertanggung jawab, dan dari pemberian tetangga yang kasihan melihat mereka. Windi pun pulang sekolah bekerja, menyiram kebun sayur milik tetangga yang prihatin kepada mereka. Sebelum berangkat ke sekolah, windi harus memasak, mencuci dan mengurus keperluan adiknya. Inilah yang membuat dia terlambat datang ke sekolah. Malam tiba karena kelelahan, diapun tertidur, hingga PR tidak dikerjakan.
Semangat Windi untuk tetap bersekolah tinggi. Dan dia bukanlah murid yang kurang secara akademis, pintar. Selalu dapat peringkat 5 besar di kelas. Bayangkan...! Dengan keadaan seperti itu, dia masih mampu bersaing dengan teman sekelas yang hidupnya enak. Pantaslah si piatu ini begitu menutup diri. Anak usia 14 tahun loo..., sudah menikmati hidup yang sangat memprihatinkan. Kasihan Windi..
Ku sampaikan dan ku ceritakan kepada kepala sekolah hasil home visit tentang Windi. Kami panggil dia, dan diceritakan semua informasi yang fdidapat dari tetangganya. Windi sambil menunduk dan menangis, membenarkan semua informasi itu. Anak yang malang. Yang ku sesalkan, kenapa selama ini dia selalu berbohong, setiap kali ditanya tentang sering terlambat, tidak mengerjakan PR, atribut yang tidak lengkap.
Akhirnya, keputusan dari sekolah, agar Windi tetap bersekolah dan tidak terlambat lagi, di rekomendasikan ke sekolah yang dekat dari rumahnya. Karena jarak rumah Winda ke sekolah tempatku bertugas, jauuuh... Hanya itu bantuan sekolah yang dapat diberikan, karena itu yang paling urgent. Dan Windi masih punya tante, ayah dan keluarga lain yang lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan Windi.
Semoga pindahnya Windi ke sekolah yang baru, dia bisa menjadi anak yang lebih baik dan pintar. Bisa mengatur waktu antara sekolah dan pekerjaannya. Semoga jadi anak yang berhasil nantinya. Doaku...untukmu.
TTinggi, 06 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Banyak kasus anak yg mirip seperti ini ya bu. Bgm pun ortu tetap salah. Smg Windi tercapai cita"nya shg bs memperbaiki hidupnya.
Tksh bu..Semoga doa ibu buat windi diijabah Allah.
Kasihan dgn Windi di umur yg msh belia hrs menanggung beban sprt ini, pdhl dia ank yg pintar, smg nanti dia mnjd ank yg sukses
Tksh buu..Atas doa dan pengharapannya untuk windi.
Sangat terharu mengetahui kisah anak sekolah seperti ini. Entah mengapa ia harus mengalami nasib yang pasti tak pernah diimpikannya. Mudah-mudahan kelak dia menjadi wanita tangguh yang berhasil mengarungi arus kehidupan.
Semoga bu..Tksh atas doanya.
Sedih benar, terharu membacanya.
Tks bunda..
Oh... kisah yang sering kita temui di sekolah dengan berbagai cerita. Semoga banyak guru yang peduli dengan siswa yang bermasalah. Terimakasih guru atas kepeduliannya
Tksh bu..Sdh hadir dan atas apresiasinya.
Sedih banget, banyak yang bernasib sama. Anak didik saya bukan hanya seorang. Semoga mereka diberi kekuatan, dan bisa memilih yg terbaik unt mereka sesuai jalan Islam. Semoga ada penolong buat mereka, sehingga hidup lebih baik.
Tksh buu...atas kunjungannya.
Terharu mendengar kisahnya.Semoga saja sekolah winda tdk terputus dg kndisinya spt itu ya bu.Sehat selalu ya bun..Slm
Tksh bunda atas apresiasinya.Slm sht.
Jadi terharu bu, semoga Windi mendapat yang terbaik untuk masa depannya
Tksh bund atas doanya