Misteri Tak Terungkap
Kemarin Aku datang lagi mengunjungimu, hai...orang yang di dalam dan selalu diam. Kau tetap diam dan tak bergeming untuk menoleh melihat kehadiranku, walau itu hanya dengan lirikan ekor matamu. Pandanganmu tetap kosong. Atau memang Kau sudah tak mendengar lagi langkah kecil kakiku yang datang mengunjungimu. Atau Kau sudah tak berharap lagi untuk di kunjungi. Tapi Aku selalu ingin berkunjung.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Sudah hampir dua puluh tahun, Kau pun tetap diam dan membisu. Rumah yang Kau huni, Kau biarkan gelap tanpa cahaya, Kau sepertinya lebih nyaman dalam kegelapan. Pentilasi udara yang berfungsi untuk pertukaran udara, itu pun Kau tutup. Apa yang ada di benakmu...Apa yang membuat Kau diam seribu bahasa....walau hanya untuk mengucapkan huruf A saja tak pernah Kau ucapkan.
Aku tahu, Kau tidak bisu atau tuli. Aku dan Kau bersahabat sejak kecil. Kau gadis periang, manja, tapi cuek. Kulitmu putih bersih, bola matamu biru, dan rambutmu pirang. Si Bule, Aku memanggilmu. Yaa, hanya Aku yang memanggilmu, Bule. Dan kini kulitmu tidak lagi putih tapi pucat karena tidak pernah disengat matahari.
Ku dengar cerita, Kau diam dan terus mengurung diri dalam kamar sepulang dari bermain dengan teman - temanmu ke suatu tempat. Malamnya, tiba - tiba Kau menjerit histeris, meronta - ronta seperti orang ketakutan. Setelah itu, Kau menangis dan tak sadarkan diri. Hampir setiap malam peristiwa itu terjadi dalam hidupmu. Semenjak itulah Kau diam...diam...dan hanya menundukkan kepala, tanpa mau menoleh setiap ada yang datang. Tapi Aku bersyukur, Kau masih mengenaliku walau tidak Kau ucapkan. Responmu ada setiap kali Aku berkunjung, air mata yang jatuh di pipi, yang kini sudah mulai tampak ada kerutan halus.
Keluarga besarmu sudah lelah mencari ikhtiar untuk mengembalikan keceriaanmu. Bukan satu atau dua orang pintar yang datang maupun di datangi, Kau tetap diam. Secara medis Kau dinyatakan sehat walafiat. Entah guncangan apa yang membuat jiwamu seolah seperti mati. Satu persatu orang yang menyayangimu pergi untuk selamanya. Kau tetap diam....Kini tinggal kakak sulung yang merawat, memandikan dan memberimu makan.
Hari ini Aku datang lagi berkunjung. Masih seperti biasa, Kau pun diam dan diam. Senyum manis itu telah hilang dari bibirmu. Kau ibarat manusia bernyawa tanpa reaksi. Kini di usiamu yang sudah lebih setengah abad, misteri diammu tidak terungkap. Tapi aku berjanji, akan selalu mengunjungimu sampai ajal yang memisahkan.
TT, 03 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bebannya tak bisa diungkapkan, mgkn sdh sampai tituk jenuh. Moga ada mukjizat ya kak
Ya semoga..
Mungkin ada yg melukai hatinya shg membuatnya tak lg mau bicara, kasihan bu sy srg trenyuh mlht org2 yg sprti ini
Mungkin...Tak ada yg tau kenapa dia begitu....Kasihan.
Semoga segera diberi kesembuhan
Upaya pengobatan sdh tdk dilakukan lg bunda.
Moga ketulusan ibu bs mengungkap misteri itu....
Ada apa ya Bu, sampai 20 tahun hanya diam. Semoga ada muzizat ya
Semoga buu..
Kasihan banget bund. Seperti trauma luar biasa yang dideritanya. Sudah pernah dibawa ke psikolog bund.
Sudah bunsay...nihil hslnya.
Sudah pernah di ruqyah bu???
Sdh buu..Selentingan yg terdgr, karma ortu yg py ilmu hitam. Wallahuallam..
Mungkin pernah mengalami trauma bu..
Mungkin bunda...Tiba2 dia berubah drastis..
wow..20 tahun...diksi yg menggambarkan kasih sayang dan kesetiaan...tetap didoakan selalu
Tksh pak
Semoga Allah SWT memberikan solusi terbaik untuk sahabat ibu. Aamiin
Semoga bunda
Seperti ada banyak hal yg dipikirkan ya bun...psikisnya bener2 tertekan sepertinya.Semoga segera ceria kembali
Semoga ya pak..Tksh sdh berkunjung
Trenyuh Bunda,
Yaa bund
Kasihan. ..
Tksh bunda atas hadirnya.
Tulisan yg mengharukan.
Tksh pak...
Ada trauma mungkin dlm hidupnya.. Kasihan dia.. Smg baik-baik saja
Ntahlh bund, saat ini dia hanya diam. Mulutnya terkunci.
Ada beban yang sangat-sangat berat yang sulit diungkapkannya tuh Bu. Mungkinkah ada orang yang sangat mengerti dan dia segani yang akan membuatnya bisa ceria kembali ? Semoga Allah memberi kesembuhan kepadanya ya Bu.
Aamiin ...Semoga ada kesembuhan.