Pariban Tak Berjodoh
Aku terlahir dari suku Batak, yaitu Batak Simalungun. Konon ceritanya, sedari aku masih batita sudah dijodohkan dengan pariban. Buat yang nggak tahu pariban, pariban itu adalah cewek yang marganya sama atau masih dalam satu lingkaran marga dengan marga ibu si cowok. Nahhh....jadi kalau sudah begini biasanya yang diharapkan berpacaran, bahkan kalau perlu sampai menikah.
Pariban merupakan sistim perjodohan yang ada di masyarakat Batak. Paribanku ini tidak mempunyai hubungan darah namun semarga, pariban jauhlah. Biasanya perjodohan dilakukan untuk mempererat jalinan kekeluargaan.
Aku masih ingat betul kejadian puluhan tahun yang silam. Waktu itu aku masih duduk di kelas 2 SD, dan paribanku itu sudah kelas 6. Sebelum tamat SD, dia sunat rasul dan dimeriahkan dengan pesta. Diacara pesta itu, aku disandingkan dengan paribanku itu di pelaminan. Yaa...ditepung tawari....mirip pengantinlah. Sumpah...? Waktu itu aku tidak tahu apa - apa, masih kecil...Setiap ditepung tawari dicium terus dikasi amplop. Aku "kecil" senang dapat amplop tanpa tahu apa makna sebenarnya. Seandainya diberi penjelasan pun pasti aku belum paham. Walau masih kecil, tapi aku rekam semua kata - kata orang yang menepung tawari, " oh...ini anaknya si X, masih kecil sudah cantik calon menantunya ".
Aku masuk SMA, dan paribanku itu tamat dari SMA mau melanjutkan pendidikan ke Yogyakarta. Ibu paribanku, Bunde ku manggilnya semakin sering berkunjung. Aku sendiri tidak tahu kalau sudah dijodohkan, karena tidak ada pemberitahuan dari orang tua. Paribanku itu tahu kalau kami sudah dijodohkan sewaktu kecil. Tetapi syukurlah paribanku itu pola pikirnya sudah maju, kalau tidak saling suka tidak bisa dipaksa.
Sebelum berangkat ke Yogyakarta, paribanku ini rajin main ke rumah. Ya..ku cuekin aja, biasalah saudara berkunjung. Mungkin paribanku itu mau PDKT istilah anak sekarang, tapi tak bersambut.
Singkat kata, Minggu siang datanglah bunde ( bibi), makela ( mamang) suami bunde dan paribanku itu ke rumah, tanpa konfirmasi dulu dengan orang tuaku. Untuk membuat suatu ikatan resmi sebelum si pariban berangkat ke Yogyakarta. Wah...ada apa ini, kok bawa rantang segala. Naluriku sudah tak nyaman dengan kehadiran mereka. Jangankan aku, orang tuaku pun bingung tiba - tiba mereka datang. Pantaslah, bunde itu sayang banget kepadaku. Kalau datang kerap kali mengatakan, menantu bunde sudah besar. Waktu itu ya kupikir cuma bercanda.
Minggu siang itu aku menolak bertemu mereka, karena aku harus dapat penjelasan apa arti kedatangan mereka. Aku tahu bunde pasti sangat kecewa dengan sikap tidak hormatku. Kepada orang tua, kutanya prihal perjodohan semasa aku kecil. Orang tua mengatakan, itu perjodohan tak resmi. Orang tua pikir cuma bercanda, memang dulu aku kecil diberi kain panjang sebagai pengikat kata bundeku. Alhamdulillah..., orang tuaku menyerahkan keputusan kepadaku.
Tetapi tahukah kalian, sesungguhnya aku tidak pernah menerima perjodohan sepihak itu. Aku menolaknya walau aku tahu mengecewakan pihak keluarga. Prinsipku, lebih baik menolak dari sekarang dari pada jadi masalah nanti. Aku kecil dijodohkan, setelah aku dewasa baru tahu kalau sudah dijodohkan. Kain panjang yang katanya sebagai tanda pengikat, dikembalikan orang tuaku, pertanda aku dan paribanku tidak berjodoh. Jujur itu lebih baik, walau awalnya menyakitkan.
#maafkanaku
#kitasamabahagiawalautakbersama
TTinggi, 12 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Inilah enaknya berkenalan dg sahabat gurusianer, bs tahu adat istiadat daerah lain. Terima kasih bunda Faridawaty.
Sami2 bunda@Karyani Sukaningsih.
Makasih ibu, pengetahuan sy jd bertambah, dr tulisan ibu sy bs mengenal adat istiadat dr daerah lain, keren bu
Tksh bunda Yurlina...Sdh meluangkan wakru untuk membaca tulisan ini. Ke eragaman suku di Indobesia menambah indahnyakebersamaan.
Wow cerita yang mengharu biru..masih kayak adat lama ya Bu..ingat cerita Datuk Maringgih...sukses selalu
Kalau suku batak anak tulang, atau anak bunde, itulah pariban, boleh menikah. Nah kalau suku minangkabau anak mamak, boleh menikah.
Oh....pariban dari YogyaKita sama-sama Simalungun ya dek
Iya...tante..Ibuku jg purba.Slm kekerabatan
Dan sekarang gimana kabar paribannya bund....kepo nich..hehehe
Bahagia dgn anak istrinya di Batam buu..silaturahmi kami tetap berla jut, walaupun duluu smpat break.
Pariban,,banyak kok bu yg dijodohkan dgn pariban tapi menolak. Selain ibu, sy juga...hahah...
Wow...byk yg senasib.
Itu juga terjadi sama saya bu..malah diperebutkan sm dua bibi saya.. Dan pakai acara makan bersama lagi.tp itu tadi, karena kami beda agama, jd bapak tetap bertahan. Walau hub. keluarga jd sedikit renggang. Kalau nggak jodoh ada saja jalannya ya bu..
Hahaha...punya teman senasib. Ohh..beda agama ., jd lbh enak la bund nolaknya.Yaa..klu tak jodoh ada aja jlnnya.
Wow,,,jika beda marga dalam paribaan gak popo to bu ?..terus jika sdh punya anak, marganya ikut iapa? nama istri jg ikut berubahkah ?..jka cerai kembali ke marga lama kah utk nama wanita?
Lha klu dgn paribannya beda marga pak. Ibunya yg semarga. Klu anaknya lahir ya ikut margane bapake. Nama istri ya ttp gk pake nmbah, klu cerai ya cerai gk ada masalah, soal marga tdk bisa di ganggu gugat.
Terimakasih, jadi rahu sedikit adat istiadat daerah Batak. Barokallah bu
Tksh bunda sudah hadir.Slm sht dan sukses sellu
Terima kasih bu, tulisan ibu menambah pengetahuan tentang adat
Sama2 bunda..Sy jg sebenarnya tdk begitu paham dgn adat istiadat. Krn sy lahir dan dibesarkan mayoritas suku jawa.
Wow.. begitu ya, tapi tetap jodoh diserahkan pada anaknya.. sebenarnya bagus juga adatnya, jadi tahu persis bagaimana keluarga besan..keren Bunda
Hehehe...iya sih bund..jd tahu persis kel besan. Tksh...bunda
Waaauuu pariban.
Hehehe..iya buuPariban tak berjodoh.