Terkadang kita sulit menerima takdir yang menimpa kita, apalagi takdir itu berupa kesulitan atau kegagalan..... Sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi pada diri kita.....Sesuatu yang menurut pemahaman tak baik buat kita.

Duluuu.....bungsu empat bersaudara ini pernah menjalin pertemanan dengan lelaki yang sudah berkeluarga. Ivo tahu persis kalau teman lelakinya itu sudah punya anak dan istri. Cinta buta yang datang tanpa disadari merusak segalanya. Cinta mereka break beberapa tahun, karena lelaki itu majikannya pindah tugas ke luar daerah. Lelaki yang sudah berkeluarga itu "supir pribadi" manager. Berpisah sekian lama tidak membuat kadar cinta Ivo berkurang. Namun apa daya gadis yang kesepian ini hanya mampu berharap dan berharap untuk selalu bersama.

Dan begitu pula dengan kehidupan yang di jalani gadis pingitan ini, dia tidak akan menyangka hidupnya akan berubah, ketika sang pemilik kehidupan akan melemparkan takdirnya dengan hanya berkata " Kun Fayakun", maka sudah tentu hidupnya akan berubah seketika itu pula.

Pertemuan yang tak disengaja sewaktu berpapasan di kota, awal dari malapetaka ini. Kembalinya pujaan hati terlarang menyiramkan kembali rasa rindu dan cinta yang menggelora. Jadwal pertemuan berikutnya terciptalah, walau ivo harus berbohong kepada orang tua setiap kali keluar rumah. Ada - ada saja alasan yang diciptakan, demi hasrat birahinya. Kebutuhan dapur yang habis selalu menjadi alasan, karena hanya itu alasan agar ivo bisa keluar.

Kebohongan demi kebohongan dilakukan ivo untuk memenuhi hasrat birahi yang terlarang. Dosa - dosa yang dilakukan dihalalkan. Dengan harapan, apapun nanti yang terjadi, lelaki itu berjanji akan bertanggung jawab atas perbuatan suka sama suka yang dilakukan.

Tiga bulan setelah pertemuan mereka, gadis berkulit putih itu merasakan ada perubahan di tubuhnya. Kadang mual, tidak selera makan, pusing dan malas beraktivitas di dapur. Dan yang membuat ivo semakin cemas, sudah tiga bulan tidak menstruasi. Pertemuan terakhir dengan lelaki beristri itu, ivo menceritakan keadaan dirinya. Bukan sambutan bahagia yang dirasakan, lelaki itu dengan gampangnya mengatakan, " Kalau hamil, gugurkan, toh kita melakukannya suka sama suka, tidak ada paksaan ". Penyesalan dan kesedihan, disimpan gadis malang itu rapat - rapat dalam hati. Penderitaan yang dialami, tidak tahu harus dibawa kemana.

Melihat keadaan putri bungsunya yang selalu murung, sering muntah, orang tua membawa berobat ke Rumah sakit. Serasa disambar petir di siang bolong orang tua itu mendengar keterangan dokter. Hamil...

Next......

TTinggi, 09 April 2020