Terapi Buah : Jadikan Makananmu Sebagai Obatmu
Pernah punya pengalaman suami susah diajak periksa ke dokter? Masih asumsi saya memang, sepengamatan saya lelaki lebih susah di ajak ke dokter jika terlihat sedikit serius apa yang diderita.
Suatu sore saya membeli susu sapi segar di tempat langganan. Susu sapi yang saya beli ini boleh diandalkan kemurniannya. Ini bisa dilihat dari langit langit yang tercipta jika susu tersebut telah dipanaskan kemudian didinginkan. Hal ini membawa dua konsekuensi sekaligus. Negatif dan positifnya.
Tanpa sepengetahuan saya, suami minum susu sapi tersebut beserta langit langitnya yang lumayan tebal kekuningan. Hanya dalam hitungan jam saja kemudian suami mengeluh kakinya sakit tidak lama setelah minum. Saya mencoba meyakinkan hanya perasaan dia saja. Ternyata ketika tengah malam saya dengar gedubrak suara di kamar mandi, suami jatuh takmampu menahan sakit kakinya.
Esok harinya dia sudah menjadi dokter dengan prognosis gout dan diagnosis purinol dengan merk dagang yang dia tahu dari temannya. Kemudian meminta untuk membelinya di apotek. Namun saya abaikan. Saya pergi ke kios buah dan belanja aneka jenis buah dengan kombinasi asam manis dan berair. Setelah konsumsi tiga kali makan suami masih menahan rasa sakit namun pucat pasi. Baru saya beranjak membeli obat yang dia mau.Selama sepekan penuh suami saya bombardir buah buahan. Saya ajak periksa ke dokter dia bergeming. Ia yakin tidak apa - apa hanya gout biasa. Kami tidak tahu persis berapa kadar asam urat yang dia bawa dalam tubuhnya.
Saya tetap menyajikan buah - buahan dan merayunya untuk ke dokter. Kali ini ia katakan cukup dengan bekam saja. Kemudian kami menunggu orang langganan suami untuk membekamnya. Namun demam tidak kunjung reda.
Kemudian saya mendapat ide, saya katakan bahwa saya batuk tak kunjung sembuh. Saya kuatir kalau - kalau saya menderita tuberculosis. Apa yang terjadi? Tanpa saya kira suami akhirnya menyetujui periksa bersama di Puskesmas. Karena BPJS kami rujukan dokter keluarga sudah kami ubah, sebab saat anak - anak balita lebih cocok obar dari puskesmas daripada obat dari diokter keluarga.
Saya lihat suami tenang saat pemeriksaan. Dan pastinya arahan yang tepat serta dosis yang berdasar dari pengetahuan yang sesua dari dokter. Taklama kadar asam sudah dapat diketahui.
Dan konsumsi aneka buah tetap saya terapkan. Untuk batuk saya? Ya khas negara tropis,,,obh dan anribiotik dari dokter serta uji dahak yang saya minta, hasilnya nihil. Dari penjelasan tenaga laborat saja sudah bisa saya tebak. Ternyata yang saya kira dahak itu air liur yang mengental sebab saya kurang minum air putih dulunya. Sejak rutin minum air putih di pagi hari itulah yang memicu keluarnya dahak. Eh air liur.
Salam literasi,
Dini hari di tengah pekan bulan november.
18 nov 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
semoga selalu: sehat dan sehat
Amiiin begitu juga keadaan panjenengan,,
Tulisannya menyehatkan.
Semoga bisa diamalkan. Terima kasih kunjungannya pak pras,,
Keren ilmunya
Terima kasih ibu nihayah. Semoga saling memveri manfaat.
Tambahan ilmu pagi hari nich...tidak bergeming mungkin belum tepat bun...
Iya sekarang mantap deh tau kosakata bergeming bun,,,
Alkhamdulillah, pagi ini dapatkan ilmu baru. Terima kasih ibu telah berbagi. Salam literasi.
Salam literasi juga pak yuli,,
Wah saya sedang tetapi buah juga tapi untuk menjaga kesehatan, semoga kita tetap sehat, mencegah jauh lebih penting dibanding mengobati
Tepat pak Mulyaa,,,