Fariq

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Gelinang Air Mata
keluar Air Mata tanda Kita Masih punya hati

Gelinang Air Mata

Mata itu, serpihan asap menyelimuti jiwa merona

Mata itu, serpihan larik berombak berdebur asa

Mata itu, serpihan lumpur mengalir melewati sungai kehidupan

Mata itu, serpihan buih sebagai tanda penyesalan

Aku tahu,... Jiwaku yang berombak mengalir kehilir

Bukan ke hulu, bukan kemasa lalu

Tetapi masa dimana larik itu bertanya

Kenapa aku buat kesalahan?

Aku tahu,… Jiwaku terombang ambing oleh syahwat

Syahwat yang menyeret pada kelakuan bejat

Tapi, bejat ini…

Membuatku sadar, aku ini siapa?

Mata itu, serpihan asap saksi bisu tidak bisa mengelak

Mata itu, serpihan larik luapan peyesalan

Mata itu, serpihan lumpur sebagai tanda sadar

Mata itu, Sudahlah, Sudah cukup aku tumpahkan gelinang air mata

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Puisi yang indah dan sarat makna. Sukses selalu Pak. Izin sudah saya follow.

15 Oct
Balas

Keren Pak puisinya

14 Oct
Balas

Terimakasih pak

15 Oct



search

New Post