Gelinang Air Mata
Mata itu, serpihan asap menyelimuti jiwa merona
Mata itu, serpihan larik berombak berdebur asa
Mata itu, serpihan lumpur mengalir melewati sungai kehidupan
Mata itu, serpihan buih sebagai tanda penyesalan
Aku tahu,... Jiwaku yang berombak mengalir kehilir
Bukan ke hulu, bukan kemasa lalu
Tetapi masa dimana larik itu bertanya
Kenapa aku buat kesalahan?
Aku tahu,… Jiwaku terombang ambing oleh syahwat
Syahwat yang menyeret pada kelakuan bejat
Tapi, bejat ini…
Membuatku sadar, aku ini siapa?
Mata itu, serpihan asap saksi bisu tidak bisa mengelak
Mata itu, serpihan larik luapan peyesalan
Mata itu, serpihan lumpur sebagai tanda sadar
Mata itu, Sudahlah, Sudah cukup aku tumpahkan gelinang air mata
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang indah dan sarat makna. Sukses selalu Pak. Izin sudah saya follow.
Keren Pak puisinya
Terimakasih pak