Fariq

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ingin Bahagia?

Ingin Bahagia?

(T.8)

Imam Syafi'i rahimahullah memberi wasiat tentang lima hal yang dapat mengantarkan seseorang pada kebahagiaan dan kebaikan dunia akhirat, di antaranya:

Pertama, memiliki kekayaan jiwa. Orang yang kaya jiwa tidak membutuhkan banyak harta. Ia terlihat kaya walaupun tidak punya apa-apa. Orang yang kaya jiwa tetap berusaha menurut kemampuannya. Namun, ia menerima dan bersabar atas apa yang diberikan oleh Allah. Syekh Ma'ruf al-Karkhi berkata, "Jika Allah berikan nikmat, kami utamakan orang lain, dan jika Allah tidak memberikan, kami bersyukur.

Kedua, menahan dari menyakiti. Siapa yang menggali lubang, dialah yang akan jatuh ke dalamnya. Begitulah kira-kira gambaran kehidupan dunia. Apa benarbila seseorang berani dan rela menyakiti orang lain, ia tidak akan hidup tenang. Sebab, orang itu akan berusaha membalasnya, begitulah selamanya. Apabila kita mampu menahan diri dari menyakiti orang lain, bahkan dari orang yang menyakiti kita, maka selamanya kita akan merasa tenang dan tidak terlibat dalam permusuhan yang hanya akan membawa sengsara.

Ketiga, usaha yang halal. Selain mendapat siksa di akhirat, usaha haram juga akan membawa malapetaka di dunia, karena usaha haram itu berefek buruk kepada diri sendiri dan orang lain. Lihatlah berapa banyak keburukan yang ditimbulkan akibat orang menjual narkoba kepada remaja dan anak-anak, Padahal, banyak usaha halal yang bisa dipilih di dunia dan banyak orang sukses berkat usaha halal.

Keempat, pakaian takwa. Takwa artinya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Takwa dapat memberikan ketenangan luar biasa, karena hati manusia sebenarnya meminta kesucian bukan kegelapan maksiat. Maksiat yang kita lakukan seolah berbekas hitam pada hati, sehingga menimbulkan perasaan gelisah tak menentu. Terkadang pelaku maksiat tidak menyadari bahwa kegelisahannya akibat dari maksiat yang dilakukannya.

Kelima, yakin kepada Allah dalam segala kondisi. Segala sesuatu adalah kehendak Allah. Pada hakikatnya tidak ada apa pun yang bisa dilakukan oleh manusia. Maka orang yang yakin pada pertolongan Allah dalam kesukaran, ia akan mendapat kemudahan. Orang yang hanya berharap kepada manusia biasanya akan kecewa, Allah SWT berfirman dalam Surah ath-Thalaq Ayat 3, ".... Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya ...." (Sumber: Perkataan Imam Syafi'i dalam Bustanul 'Arifin hal. 126 karya Imam an-Nawawi)

Semakin luas pemaknaan kita tentang bahagia, semakin mudah bagi kita untuk meraih kebahagiaan. Begitupun sebaliknya.

Disadur dari buku untaian nasihat Imam Syafi'i (karya dr. Bambang Irawan, M.A)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

setuju dengan nomer 2 pak, apa yang kita tanam, apa yang kita tuai, kalau kata orang sekarang "Karma is reel", salam literasi

30 Mar
Balas



search

New Post