Siapa yang pernah terpikir ada suatu kampung yang jauh dari pusat kota, dapat menciptakan generasi yang sangat cinta dengan ilmu. Pegat Batumbuk nama kampung itu, kampung ini sangat terkenal dengan kampung penghasil terasi yang sangat enak,bahkan masyarakat di sana sudah mengirimkan hasil terasinya sampai ke kota-kota besar di Indonesia.

Langkah kaki sampai ke kampung ini sangat dramatis, dengan ke hadiran seorang bapak yang beliau merupakan orang tua peserta didik di sekolah kami.Beliau sangat berharap kami dapat berkunjung ke kampungnya dan melihat langsung kondisi kampungnya yang berkaitan dengan pembelajaran daring selama ini.

Memang sangat miris bagi kami para pendidik ,suatu kampung yang motivasi belajar sangat tinggi tapi terhalang untuk mencari sumber ilmu dan pembeajaran daring karena keterbatasan sinyal internet. Dimana masyarakat samasekali tudak bisa menggunakan fasilitas internet,kalaupun untuk berkomunikasi ke daerah luar harus menggunakan gawai dengan merk tertentu baru dapat berkomunikasi. Itupun harus mencari titik sinyal..

Sejatinya ini menjadi perhatian bersama seluruh pihak terutama pemerintah daerah dan para penggerak dunia pendidikan memikirkan kondisi ini, agar terbuka akses jaringan internet untuk masyarakat di kampung Pegat batumbuk. Kami sangat mengharapakannpeserta didik kami mampu mengikuti pembelajaran daring di mana masih ada kemungkinan pembelajaran tetap di rumah karena masih wilayah zona kuning yang mengharuskan pembelajaran tetap di rumah. Berharap harapan ini dapat terwujud bukan semata-mata karena pandemi,tapi dengan adanya akses informasi yang didapatkan masyarakat membuat kampung Pegat batumbuk lebih maju bukan hanya di dunia pendidikan tapi juga di aspek kehidupan yang lain.