FA. Suprapto Mukti Nugroho

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
'Pembelajaran Merdeka' Bagai 'Taman Bermain'

'Pembelajaran Merdeka' Bagai 'Taman Bermain'

Bukan tanpa alasan Ki Hajar Dewantara menggunakan istilah “taman” sebagai konsep pendidikannya. Taman berarti sebuah tempat bermain yang teduh, tenang, dan tentunya menyenangkan. Peserta didik senantiasa gembira berada di taman dan dengan senang hati menghabiskan waktu di tempat itu. Jadi pendidikan haruslah menyenangkan, dan belajar merupakan proses kegembiraan. Ketika lonceng sekolah berbunyi semestinya sebuah tanda dimulainya kegembiraan. Lalu ketika lonceng pulang berbunyi peserta didik akan merasa enggan untuk pulang karena tidak ingin kesenangannya berhenti.

Ikhtiar menjadikan pembelajaran sebagai kegembiraan terus didorong bersama agar tujuan pendidikan nasional segera terwujud. Saat ini, disinyalir pembelajaran di kelas terasa seperti sebuah penderitaan, lebih-lebih ketika minta tanggapan peserta didik pada mata pelajaran tertentu sebut saja matematika, IPA atau bahasa Inggris. Inilah tantangan guru agar dapat mengemas pembelajaran dengan semanis dan secantik mungkin. Harapannya, peserta didik akan nyaman dan aktif mengikuti pelajaran dan akhirnya pembelajaran akan lebih bermakna. Pemikiran itu seperti disampaikan Meier, bahwa kegembiraan bukan berarti menciptakan suasana ribut atau hura-hura. Kegembiraan berarti bangkitnya motivasi belajar, adanya keterlibatan penuh yang membahagiakan pada diri si pembelajar.

Untuk mewujudkan pembelajaran di atas dibutuhkan guru yang kreatif dalam menyampaikan pembelajarannya sehingga peserta didik tidak merasa bosan. Menurut Treffinger, bahwa pembelajaran kreatif (Creative learning) adalah pembelajaran yang mengupayakan proses belajar dibuat sekomunikatif mungkin sehingga situasi belajar menjadi menyenangkan. Pembelajaran kreatif membantu peserta didik menjadi lebih berhasil guna jika kita (guru) mampu memberdayakan peserta didik agar mampu menangani dan memecahkan masalah mereka sendiri. Salah satu cara untuk melibatkan peserta didik dalam pembelajaran yaitu dengan pembelajaran menggunakan alat peraga atau alat eksperimen.

Sering dijumpai, guru-guru yang bertugas di sekolah tertentu dengan sarana dan prasarana terbatas termasuk laboratoriumnya hanya mengeluh tidak dapat melakukan pembelajaran dengan efektif. Sebut saja kegiatan eksperimen dalam pembelajaran IPA. Padahal kegiatan eksperimen merupakan ciri khas IPA, dimana eksperimen juga merupakan cara penyajian pelajaran dimana peserta didik melakukan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Bukan hanya dalam kegiatan eksperimen IPA, untuk membantu agar peserta didik memahami materi-materi pembelajaran abstrak, tentu guru juga membutuhkan alat peraga. Lebih-lebih untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar, yang menurut perkembangannya belum dapat berpikir abstrak dan alat peraga menjadi pilihan yang utama.

Pada sekolah yang terbatas jumlah maupun jenis alat peraga atau eksperimen, guru dapat melibatkan peserta didik dalam pembuatannya. Banyak alat peraga yang dapat dibuat guru dan peserta didik dengan memanfaatkan bahan-bahan di sekitar kita. Caranya, guru memberikan tugas sebelum pembelajaran dimulai (tugas proyek) kemudian hasilnya dipakai untuk pembelajaran. Dari pengalaman, pembelajaran menggunkan alat peraga buatan peserta didik sendiri, menjadikan siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Inilah tantangan guru untuk memperbaiki pembelajarannya yang harus terus didorong agar semangat Ki Hajar Dewantara yaitu guru hendaknya menjadi contoh dan teladan menjadi kenyataan. Bukan hanya itu, dengan membuat pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan maka pemikiran sekolah sebagai “taman” atau “pembelajaran merdeka” pada era sekarang ini akan menjadi nyata. Itulah sekelumit pemikiran besar Ki Hajar Dewantara yaitu bapak Pendidikan Nasional yang hari ini kita peringati.

Temanggung, 2 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

selamat hari pendidikan nasional

02 May
Balas

Selamat hari pendidikan Nasional

02 May
Balas



search

New Post