FA. Suprapto Mukti Nugroho

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TIK Di Mana Kau?

TIK Di Mana Kau?

Mungkin pembaca pernah mengenal buku ini. Di tahun 1990-an, ada buku yang sangat terkenal, berjudul “Megatrends 2000” karya John Naisbitt dan Patricia Aburdene. Sebuah megatrends millenium (mille, bahasa Latin = ulang tahun ke-1000). Buku ini lebih banyak mengisahkan tentang peluang dan sisi positif dari perubahan dunia. Yang menarik dalam bukunya itu, dia memprediksi bahwa di era globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi akan menguasai sendi-sendi peradaban manusia termasuk dikancah perpolitikan dunia. Ini berarti bahwa suatu negara akan mampu mempengaruhi dan mendominasi dunia, tatkala negara itu unggul dalam teknologi informasi dan komunikasi. Sekarang, prediksi tokoh berkebangsaan Austria ini benar adanya. Tidak lama dari itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ternyata mengantisipasinya yaitu dengan mengganti kurikulum. Kurikulum 1994 diganti kurikulum yang lebih memberi ruang terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk teknologi informasi dan komunikasi. Kurikulum itu dinamai Kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Antisipasi itu dapat dilihat dengan hadirnya mata pelajaran baru yaitu TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mata pelajaran ini tentu sedikit memberi angin segar bagi sekolah untuk mempersiapkan peserta didik memasuki gerbang teknologi informasi dan komunikasi yang kian marak. Bagi sekolah-sekolah di kota besar, hal ini tidak begitu berarti tetapi lain cerita ketika mata pelajaran ini “digumuli” oleh peserta didik di pedesaan atau bahkan daerah-daerah pedalaman. Implementasi kurikulum ini menyebabkan geliat sekolah mengembangkan TIK sangat terasa. Namun sayang, belum sepuluh tahun kurikulum itu hadir sudah diganti dengan kurikulum 2013. Konon ceritanya, kurikulum ini mempersiapkan peserta didik menyongsong Indonesia Emas di 2045. Yang mengejutkan para guru ketika pemerintah “mengamputasi” mata pelajaran TIK atau bahkan menghabisi tanpa tersisa. Hari ini semenjak virus Covid-19 menyambar belahan dunia tak terkecuali Indonesia, baru sebagian besar orang terperangah dan menyadari bahwa pentingnya pembelajaran TIK di segala jenjang pendidikan, khususnya lagi pada pendidikan dasar. Kita baru menyadari banyak peserta didik yang hingga jenjang SD/MI hingga SMP/MTs belum gaul bahkan tak mengenal itu perangkat komputer baik PC maupun perangkat yang lebih slim dan canggih lainnya. Terbukti, ketika simulasi persiapan UNBK SMP/MTs digelar beberapa saat yang lalu, banyak peserta didik yang tidak dapat mengoperasikan perangkat itu. Ini bicara di Jawa Tengah saja masih seperti itu, bagaimana dengan daerah-daerah lain? Tentu saja akan jauh dari itu. Akankah kita diam saja? Di manakah kau mata pelajaran TIK? Akankah kita masih dapat berharap dengan hadirnya mata pelajaran itu dengan format baru? Temanggung, 26 April 2020
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post