Fatchur Rohman

PAMONG BELAJAR DI BP PAUD DAN DIKMAS PAPUA [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENDIDIK ANAK BERSAHABAT DENGAN GAWAI

Gawai atau istilai lainya adalah gedget adalah sesuatu kemestian dan keniscayaan yang tidak bisa kita hindari di era dewasa ini. BIsa dikatakan memang sudah jamanya anak-anak kita yang terlahir di zaman dimana kecanggihan teknologi ada dalam genggaman mereka. Kita bisa melihat setiap hari atau bahkan setiap saat kitapasti akan bertemu dengangawai, dengan berbagai merek, tipe, ukuran dan spesifikasi. Gawai yang sangat familiar dan dekat dengan keseharian kita seperti HP, smartphone, perangkat game, komputer, laptop, tv, itu adalah semua gawai dan kita nyaris tidak bisa menghindari itu semua kecuali kalau kita mau betul-betul mau bertindak ekstrim untuk menghindarinya artinya bersikap diluar kebiasaan orang pada umumnya di jaman era teknologi saat ini. Gawai demikian juga dengan perlengkapan teknologi yang lain sudah barang tentau mempunyai sisi positif namun juga ada sisi negatif. Mari kita berusaha agar sisi positifnya bisa tereklporasi dengan baik dan kita berusaha menghindari atau paling tidak bisa meminimalisir dampat negatif dari gawai-gawai yang ada disekitar kita.

Sebagaimana semua perlengkapan, semua peralatan apapaun bentuk dan jenisnya maka pasti semua perlengkapan itu sudah di desain ada peruntukan usianya. Kalau kita tidak tepat dalam memberikan peruntukan usia pada suatu perlengkapan atau peralatan maka bisa memunculkan akses-akses negatif dari peralatan tersebut. Contoh sederhananya, anak-anak kita ketika masih kecil belum tahu pisau itu untuk apa, mana sisi tajamnya mana sisi tumpulnya maka ketika dia belum tahu dan mengunakan pisau dengan cara yang salah maka bisa menimbulkan akses negatif minimal terhadap diri sendiri, sehingga kemudian melukai dirinya sendiri atau ketika pisau digunakan cara yang tiak benar atau tidak baik juga akan sangat berbahaya bagi orang lain. Itu adalah sebuah ibarat bahwa gawai juga seperti itu. Gawai selain berfungsi sebagai perangkat teknologi untuk berkomunikasi dan sekarang juga sebagai perangkat hiburan, perangkat untuk menelusuri dunia maya itu adalah sekarang. Kalau kita berikan hak akses gawai seluas-luasnya kepada anak yang belum tahu bagaimana yang baik dan buruk, bagaimana mengontrol dirinya sendiri maka bisa jadi mereka akan tersesat dalam penggunaan gawai tersebut.

Ada beberapa hal negatif gawai yang harus kita hindari yang pertama gawai jaman sekarang ini adalah sarana yang mudah untuk pornografi dan pornoaksi, setiap gawai setiap HP jaman sekarang itu sudah dilengkapi dengan kamera dan kamera itu senjata yang berbahaya ditangan orang yang tidak mengerti, tetapi senjata yang sangat bermanfaat ditangan orang yang paham bagaiamana menggunakan kamera. Bagaimana contoh yang tidak mengerti, kamera itu bisa menangkap gambar apa saja seperti keinginan pemegangnya. Nah sudah banyak terjadi saat ini anak-anak, remaja yang menggunakan kamera untuk selfi bukan hanya selfi bersama dengan teman-temannya tapi juga selfi ditempat tertutup. Jadi menggunakan kamera hp-nya utuk selfi di kamar mandi atau dikamar tidur sementara dia tidak menggunakan busana yang lengkap. Memang niatnya hanya untuk dokumentasi pribadi, tapi jika gambar itu jatuh ditangan yang tidak tepat maka gambar itu akan menjadi musibah bagi si anak. Sudah banyak kasus saya barusan beberapa waktu yang lalu membaca sebuah surat kabar yang menceritakan tentang anak remaja putri yang sehari-hari memakai busana muslimah dan kemudian dia selfi dikamar tanpa busana yang lengkap bahkan membuka auratnya agak berlebihan makasudnya hanya untuk dokumentasi pribadi, tetapi ketika tuker-tukeran HP dengan temannya itu terbagi ke teman-temannya, dibaca dan dibagi teman-temannya. Alangkah malunya dia ketika dia harus menemui kenyataan bahwa gambar pribadinya yang sangat privat itu tersebar diantara teman-temannya bahkan teman laki-laki hingga gurunya, ini akan menjadi musibah.Oleh karena itu memang kita harus bersungguh-sungguh menjaga agar anak tidak terpengaruh oleh pornografi dan pronoaksi.

Hal negatif lainnya adalah kecanduan kepada gawai itu akan membuat anak cenderung tidak mau bergerak. Anak lebih suka berada didepan gawainya dari pada berlari-lari bersama dengan temannya yang lain. Ini merupakan bahaya, karena apa karena anak akan tumbuh tidak sehat punggungnya akan bungkuk, kemudian dia tidak sehat karena jarang bergerak dan juga matanya akan mengalami kerusakan perlahan-lahan, karena apa, karena matanya hanya berinteraksi dengan layar gawai yang jaraknya tidak berubah-ubah. Nah ini akan membuat otot-otot matanya akan kaku. Hal-hal itu yang harus kita sadari sejak awal bahwa membiarkan anak itu tergantung kepada gawai juga akan memberikan dampak yang negtif kepada anak-anak kita.

Ayah, bunda para orang tua jadilah manusia hebat yang senantiasa mendampingi anak dalam berselancar mengakses informasi melalui gawainya utamya bagi mereka yang belum dewasa kareana ada juga kekurangan dari gawai itu membuat anak-anak kita tidak memiliki sahabat yang bisa diajak untuk bermain. Karena dia keasyikan dengan dunia maya. Anak-anak yang aktif dengan social media dan akhirnya terjebak dengan dunia social media mereka ketika bergabung dengan teman-temannyapun akan lebih suka dengan gawainya daripada membaca, daripada bermain, darimana berkomunikasi dengan teman-temanya. Mereka akan tenggelam dengan dunia gawainya. Nah ini yang harus kita hindari biarkan mereka bermain dengan teman-temannya berlari dan sebagainya karena itu akan membuat mereka akan lebih kuat lagi.

Kita lanjutkan tentang dampak negatif dari gawai. Salah satu dampak negatif yang harus kita waspadai adalah anak-anak yang kemudian kecanduan dengan gawai itu dia akan lebih asyik dengan gawainya, sehingga kemudian dia justru tidak bermain dengan teman-temannya, menjadi orang yang penyendiri, teman-temannya ada didunia maya, padahal teman-teman dunia maya adalah teman-teman bukan teman-teman sesungguhnya. Mereka teman-teman yang tidak dikenal, teman-teman yang tidak diketahui siapa, ataupun dia kenal mereka teman-teman yang jauh dan tidak berada disekitar anak-anak kita. Akibatnya anak-anak kita menjadi anak yang penyendiri asyik dengan dunia masing-masing.

Ada juga bahaya gawai yang game, bahaya gawai yang game ini juga merupakan bahaya yang tidak kurang beratnya. Ada sebuah kasus, ada ayah yang senang dengan main sepakbola, kemudian dia menginstal game main bola dilaptopnya dan membeli PS juga bermain bola, dan anaknya sejak berusia 2,5 tahun sudah diajak dengan game main bolanya, dan anak kemudian keasyikan dengan game bola sampai akhirnya bermain game bola itu hitungannya berjam-jam dalam setiap harinya. Ketika anak ini sekolah si anak ini termasuk anak yang penyendiri tidak mau bergaul dengan teman-temannya. Pada waktu dikleas, pada waktu beristirahat dia hanya diam sendirian, dan tiba-tiba dia mengatakan gool..goool ketika gurunya bertanya, mas kamu ngapain ya.., ‘Ah ibu ganggu saja ini lagi main bola bu’’, rupanya permainan bolanya sudah terinstal di kepalanya, diotaknya, dan dia dimanapun dia memalingkan wajahnya yang terlihat adalah permainan bola. Dia mengabaikan pelajaran-pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Ini bahaya gawai yang tadi bermain game. Tentu saja banyak gameg-game yang lain apalagi game bersifat kekerasan itu sangat berbahaya untuk anak-anak kita.

Bahaya gawai yang lain adalah ketika anak-anak itu asyik dengan permainannya mereka melupakan tugas sehari-hari, tugas pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah, bahkan melalaikan dari beribadah. Ini yang harus kita waspadai betapa ruginya kita ketika anak-anak kita khirnya terjebak dengan permainan-permainan game, terjebak dengan gawai dan melupakan kewajiban-kewajiban yang lain dalam dunia mayanya tidak mau beribadah bahkan marah ketika diajak untuk beribadah.

Satu hal lagi yang menjadikan tanda-tanda apakah seorang anak itu kecanduan gawai atau tidak adalah ketika dia marah saat gawainya itu dijauhkan dari dia. Jadi kalau ada anak marah ada handphonenya, atau tabletnya, atau komputernya atau laptopnya dijauhkan dari dia atau dilarang dipakai,dia marah itu adalah salah satu tanda-tanda keranjingan atau kecanduan gawai dan ini cukup berbahaya.

Mari kita sekarang masuk kepada gimana caranya supaya anak itu tidak kecanduan gawai, ada beberapa hal yang pertama adalah kita membatasi penggunaan gawai jadi jangan sampai kita membiasakan anak atau membebaskan anak bermain gawai, Jangan sampai kita mendiamkan anak dengan cara memberikan gawai pada dia. Misalkan anak menangis masih bayi, kita langsung kasih handphone, kisah kasih tablet, kita kasih suruh nonton tv jangan, karena itu akan membuat dia menjadi kecanduan gawai. Itu yang pertama, sebisa mungkin usahakan agar tidak memberikan kebebasan anak untuk mengaskses gawai.

Kemudian yang kedua berikan gawai pada anak sesuai dengan usianya jadi memang ketika anak sudah harus menggunakan gawai maka berikan gawai tapi sesuai dengan usianya sesuai dengan kebutuhannya, artinya seorang anak SD yang belum perlu melakukan akses internet sendiri tidakperlu smartphone yang bisa berinternet. Dia cukup kepada hanphone yang bisa menelpon orangtuanya tidak perlu yang lain-lain. Karena kalau kita belikan handphone yang lebih bagus dari itu, yang kemampuannya banyak, maka nanti akan terjebak dengan penggunaan yang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu maka gunakan gawai sesuai dengan usia anak kalua memang tidak diperlukan tidak usah dibelikan.

Yang ketiga buat perjanjian dengan anak soal penggunaan gawainya, jadi misalkan ketika anak sudah minta handphone kita buat perjanjian dengan dia, untuk apa saja handphone itu atau smartphone itu dn kita harus betul-betul bersungguh-sungguh menjaga penggunaannya sesuai dengan perjanjian. Kalau dia menyalahi perjanjiannya atau dia telat beribadahnya atau dia turun nilai-nilai pelajarannya maka hadphone atau gawai ersebut harus disita oleh orangtuanya. Terakhir dan sangat penting menurut saya adalah ada keteladanan dari orangtuanya bagaimana menggunakan gawai dalam kehidupan sehari hari. Karena jangan-jangan orangtuanya sendiri yang sudah keranjingan gawai, dimana mana pegang handphone sehingga kemudian anak anaknya melihat o ternyata pakai handphone itu mengasyikan dari pada mengobrol dengan anak-anak, sehingga kemudian mereka pegang handphone mereka juga akan mengabaikan orangtuanya, nah ini kan sangat meyedihkan buat kita karena itu maka beri contoh kepada anak-anak kita tentang penggunaan gawai seperti apa yang baik jangan sampai kita hidup dengan gawai terus-menerus sampai mengabaikan anak-anak kita karena anak-anak akan mencontoh apa yang kita lakukan. (Tri Fatchur Rohman/Pamong Belajar PB PAUD dan Dikmas Papua)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post