Jamu Jawa Menebar Pesona

"Jamu...jamu...

Jamune ... mbake," teriak penjual jamu.

Mendengar kata jamu, yang terlintas dibenak kita pasti rasa pahit. Padahal tidak semua jamu itu pahit. Memang ada yang suka pahitan, mbake jamu pasti paham.

Berbagai rempah ada di bumi kita Indonesia. Bahkan ratusan tahun penjajah menguasai negeri kita, karena melimpahnya rempah-rempah.

Waktu ibuku masih ada, sering dibuatkan jamu. Jamu buatan ibuku buat ketagihan siapa saja yang meminumnya.

Saat mbakku melahirkan, semua jamu ibuku yang buat. Berbagai dedaunan bersama kunyit, jahe, kencur, cabe jawa, dan teman-temannya sudah ditumbuk dan direbus. Ditambah sedikit garam jeruk nipis/asam jawa, gula jawa bercampur jadi satu.

Waduuuh, aroma jamu sudah tercium segar sekali.

Aku ikut minum juga jamu yang dibuat ibu buat kakakku yang melahirkan. Kalau banyak ... wah bisa dewasa sebelum waktunya, he he.

Sayang sekali aku tidak mencatat apa saja ramuan yang dibuat ibuku.

Setelah menginjak remaja, aku suka buat sendiri. Tetapi hanya jamu yang sederhana saja. Misalnya setelah selesai datang bulan suka buat jamu dari kunyit, sedikit jahe, kencur, daun sirih, gula jawa, sedikit garam.

Terkadang juga membuat ramuan dari temu kunci, daun sirih, sedikit garam, dan asam jawa/jeruk nipis.

Untuk mengusir bau tidak sedap, biasanya aku buat jamu dari daun beluntas, kunyit, sedikit garam, sedikit asam jawa.

Jamu buatan sendiri lebih enak dibanding kita beli.

Kalau lagi malas marut/numbuk, empon-empon seperti jahe, kunyit bisa juga diiris saja lalu direbus.

Irisan kunyit dan jahe direbus tambah gula jawa/gula putih, sedikit garam terus angkat. Beri sedikit perasan jeruk nipis. Waduh..seger tenan.

Siapa yang berminat, monggo dicoba.

l