Maafkan Aku Nak

Empat tahun yang lalu aku mengajar di kelas satu. Anak-anak muridku sungguh luar biasa. Namanya juga anak masih berlebih energi, pengennya bergerak terus. Selain luar biasa, memang ada satu muridku yang berkebutuhan khusus.

Raganya tidak ada cacat, bahkan gagah dan ganteng. Sepintas tidak terlihat kalau anak tersebut ABK. Setelah mengajaknya ngobrol, baru ketahuan anak tersebut berbeda dengan yang lain. Matanya tidak mau menatapku saat bicara. Kalau ditanya juga jarang mau menjawab.

Aku bingung gimana memperlakukannya.Tiap hari dia hanya membuat coretan bentuk huruf C tidak beraturan. Mewarnai juga tidak jelas apa yang diwarnai. Ia senang sekali membagikan buku teman-temannnya. Iapun sangat hafal buku temannya walaupun nggak ada namanya.

"Itu punya Nara bu", ucapnya sambil mengambil dari tanganku.

Selebihnya ia suka mengganggu teman-temannya. Tiap hari ada yang menangis karena ulahnya.

Ya Allah, aku tidak tahu harus bagaimana memperlakukannya. Maafkan aku nak, tidak banyak yang kuberikan kepadamu.

Aku merasa berdosa kepadamu nak.

Sekarang ia sudah kelas 4. Ada sedikit perubahan pada dirinya. Bukan bisa membaca atau menulis. Tapi setidaknya sudah mandiri ke toilet.

Tiap hari ia piket, walaupun hanya mau menyapu bagian depan saja.

Kalau temannya belajar dia ikut sibuk menanyakan halaman berapa. Buku hanya dibuka saja, ia pengen seperti temannya.

Aku pernah ketitipan kelas 4, guru kelasnya sedang ijin. Duduknya di depan dekat guru. Tapi kok dia ngomong sendiri ya. Tapi tidak jelas apa yang diomongin. Aku jadi takut, gimana nantinya ya. Sekarang pun sering memukul teman yang usil kepadanya.

Ya Allah, lindungillah ia. Kemanapun ia melangkah. Sayangilah diriinya Ya Alllah.

Maafkan aku ya nak.