Tragedi di Pematang Sawah #22
Tragedi di Pematang Sawah
Matahari sudah mulai condong ke barat. Aku bersama adikku ikut bapak ke sawah. Bapak menyiangi rumput di antara pohon padi.
Aku belum bisa bantu bapak. Waktu itu aku masih kelas 2 SD. Ke sawah pun hanya main-main saja.
Udara sore semakin terasa. Angin bertiup agak kencang. Aku bersama adik laki-lakiku mengejar bambang erang/ papatong/capung.
Selain mengejar capung aku juga memetik buah-buah liar yang tumbuh di sawah.
Indahnya masa itu. Sekarang tinggal kenangan yang tak mungkin terulang lagi.
Bagaimana bisa terulang, pohon padi juga sudah berubah menjadi rumah. Dan juga sekarang aku tidak mampu berlari kencang seperti dulu lagi, he he.
Seneng sekali waktu itu. Tidak ada beban pikiran apapun, hanya terpikir besok main apa ya.
Bedug ashar sudah berbunyi dari surau dekat rumah.
Bapak sudah bersiap pulang. Bapak membawa rumput buat makan sapi, aku bawa capung hasil buruanku dan buah cepluan, sedangkan adikku membawa sabit.
Aku berlari pengen duluan sampai di rumah. Adikku berlari mengejarku.
"Aaau ... ", teriak adikku.
Bapak lempar rumput yang di bawa di atas kepala, berlari mendekati adikku yang terpeleset di pematang sawah. Akupun berbalik lari mendekati adikku.
Darah segar memenuhi tangan adikku. Jari-jarinya terluka kena sabit yang dibawa.
Bapak segera menggendong adikku. Rumahku tidak jauh dari sawah. Kulihat bapakku menangis sambil memegang tangan adikku.
Aku juga ikut menangis, menyesal sudah mengajak adikku balap lari.
Bapak juga ibu tidak memarahiku.
Begitu bijaknya orangtuaku.
Ternyata aku nakal juga ya waktu kecil.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Indahnya masa kecil..
Haturnuhun bu...mohon kritikannya tulisan saya
kenangan indah terbalut dalam.tulisan yang mengukir sejarah
Kalimat ibu keren sekali... terimakasih
Terharu jd ingin kembali ke masa lalu
Ya bun tks sudah baca tulisanku
Masih kecil jadi anak sawah,,udah besar juragan sawah,,hehehe
Aamiin He he