[email protected]

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Myrdal dan Hirschman Teori-Teori WIlayah dan Migrasi

v Gunnar Myrdal dan Teorinya

Gunnar Myrdal lahir pada 6 Desember 1898 di Swedia. Ia lulus dari Sekolah Hukum Universitas Stockholm pada tahun 1923 dan mulai berpraktik hukum sambil melanjutkan studinya di universitas. Ia menerima gelar doktor hukum di bidang ekonomi pada tahun 1927 dan diangkat menjadi doktor di bidang ekonomi politik. Dari tahun 1925 hingga 1929 dia belajar selama beberapa waktu di Jerman dan Inggris, diikuti dengan perjalanan pertamanya ke Amerika Serikat pada tahun 1929-1930 sebagai Rockefeller Fellow. Selama periode ini, ia juga menerbitkan buku pertamanya, antara lain ‘The Political Element in the Development of Economic Theory’.

Myrdal menjelaskan dalam teorinya bahwa ketimpangan pembangunan antar daerah selalu muncul akibat adanya Back-wash effect (dampak yang merugikan) lebih besar daripada Spread effect (dampak yang menguntungkan). Sehingga apabila tingkat pembangunan diberbagai daerah dibandingkan dengan daerah yang lebih maju, maka daerah yang maju lebih cepat pembangunannya daripada daerah lain. Sehingga hal ini dalam jangka-panjang dapat menyebabkan tingkat ketimpangan yang cukup lebar.

v Backwash Effect dan Spread Effect

Ada dua bentuk pengaruh yang dihasilkan dengan adanya pusat pertumbuhan yaitu Spread Effect dan Backwash Effect. Spread Effect sendiri adalah kondisi dimana aliran penduduk, modal, serta barang dan jasa dari wilayah maju ke wilayah terbelakang dan sebaliknya akan memberikan pengaruh positif satu sama lain sehingga terjadi keseimbangan pembangunan wilayah. Sedangkan Backwash Effect adalah kondisi dimana aliran penduduk, modal, serta barang dan jasa dari wilayah maju ke wilayah terbelakang dan sebaliknya cenderung menguntungkan wilayah maju dan menekan kegiatan ekonomi di wilayah terbelakang.

Perbedaan antar keduanya, terletak pada arah penyebarannya. Backwash Effect atau dampak balik cenderung mengarahkan pertumbuhan pada satu wilayah tertentu saja yang memiliki potensi dalam pembangunan, sedangkan Spread Effect atau dampak sebar memiliki arah penyebaran yang luas dari titik pusat pertumbuhan ke daerah-daerah di sekitarnya. Menurut Myrdal, adanya pembangunan ekonomi pada daerah-daerah tertentu akan mengakibatkan Spread Effect pada daerah sekitarnya semakin mengecil dan Backwash Effect nya semakin besar sehingga akan menjadi daerah yang tertinggal menjadi semakin tertinggal dan daerah maju menjadi semakin maju.

v Albert O. Hirschman dan Teorinya

Otto Albert Hirschman lahir pada tahun 1915 dari sebuah keluarga Yahudi yang kaya di Berlin, Jerman dan putra dari Carl Hirschman, seorang ahli bedah dan Hedwig Marcuse Hirschman. Dia juga memiliki saudara perempuan yang bernama Ursula Hirschman. Pada tahun 1932, ia mulai belajar di Universitas Friedrich Wilhelms, aktif dalam perlawanan anti-fasis dan bermigrasi ke Paris, melanjutkan studi di HEC Paris, Sorbone, London School of Economics, dan University of Trieste, dimana dia menerima gelar doktor di bidang ekonomi pada tahun 1938. Pada musim panas 1936, Hirschman menghabiskan tiga bulan sebagai sukarelawan yang berjuang atas nama Republik Spanyol dalam Perang Saudara Spanyol.

Hirschman mengemukakan teori Trickle Down Effect pada tahun 1954. Teori Trickle Down Effect menjelaskan bahwa kemajuan yang diperoleh oleh sekelompok masyarakat akan sendirinya menetes ke bawah sehingga menciptakan lapangan kerja dan berbagai peluang ekonomi yang pada gilirannya akan menumbuhkan berbagai kondisi demi terciptanya distribusi pertumbuhan ekonomi yang merata. Trickle Down Effect merupakan salah satu pendekatan dalam strategi tidak langsung pembangunan ekonomi untuk memeratakan kesejahteraan yang menekankan pada munculnya pertumbuhan ekonomi. Dikatakan tidak langsung karena proses pemerataan kesejahteraan dilakukan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi pada sektor utama dan kemudian sektor utama tersebut akan menyebarkan hasil pertumbuhan ekonomi tersebut ke sektor lainnya. Dengan adanya proses penyebaran tersebut diharapkan akan membawa perbaikan kesejahteraan masyarakat.

v Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas daerah administrasi dalam suatu negara dengan tujuan untuk menetap. Contohnya, penduduk Indonesia yang pergi ke Timur Tengah untuk bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurut Drs. Sugiharyanto, M.Si dalam buku Geografi dan Sosiologi 2 menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan penduduk melakukan migrasi. Penyebab migrasi meliputi:

1. Bencana alam.

2. Ekonomi.

3. Agama.

4. Politik.

v Jenis-Jenis Migrasi

Secara garis besar, migrasi dibagi menjadi dua, yakni:

1. Migrasi Internasional

Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk ke negara berbeda. Migrasi internasional dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

Ø Imigrasi: masuknya penduduk dari negara lain ke suatu negara dengan tujuan untuk menetap. Contoh: Warga Negara Italia menikah dengan Warga Negara Indonesia kemudian menetap di Indonesia

Ø Emigrasi: perpindahan penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap. Contoh: Warga Negara Indonesia yang bekerja dan menetap di Hong Kong.

Ø Remigrasi: kembalinya penduduk dari suatu negara ke negara asalnya. Contoh: Warga Negara Indonesia yang kembali ke Indonesia setelah lama bekerja di Hong Kong.

2. Migrasi Nasional

Migrasi Nasional adalah perpindahan penduduk yang terjadi masih dalam wilayah satu negara. Jenis migrasi ini meliputi:

a) Transmigrasi adalah perpindahan penduduk yang utamanya diselenggarakan oleh pemerintah, dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang belum padat penduduknya. Transmigrasi dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:

Ø Transmigrasi Umum, merupakan transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah mulai dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi.

Ø Transmigrasi Spontan, merupakan transmigrasi yang dilakukan penduduk atas biaya, kesadaran, dan kemauan sendiri.

Ø Transmigrasi Sektoral, merupakan transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antara pemerintah daerah asal transmigran dengan pemerintah daerah yang dituju transmigran.

Ø Transmigrasi Swakarsa, merupakan transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh transmigran atau pihak lain (bukan pemerintah).

Ø Transmigrasi Khusus, merupakan transmigrasi dalam rangka pembangunan proyek-proyek tertentu, seperti transmigrasi bedol desa (satu desa pindah semua).

b) Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya urbanisasi, salah satunya ialah adanya daya tarik untuk dituju dan daya dorong untuk ditinggalkan.

Ø Daya tarik kota untuk dituju antara lain: tersedianya lapangan pekerjaan formal maupun informal di kota lebih banyak dibandingkan di desa, tingginya upah tenaga kerja di kota, dan ketersediaan fasilitas yang lengkap.

Ø Daya dorong dari desa untuk ditinggalkan, antara lain: lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian semakin sempit, lahan pertanian di desa semakin sempit, upah tenaga kerja di desa pada umumnya lebih rendah, kurangnya berbagai sarana dan fasilitas publik, kegiatan pertanian di desa bersifat musiman, dan dorongan penduduk untuk memperbaiki taraf hidup.

c) Ruralisasi adalah kembalinya pelaku urbanisasi menuju daerah asalnya.

d) Forensen adalah orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota yang setiap harinya dan selalu pulang pergi.

e) Turisme adalah orang yang bepergian ke luar untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di daerah atau negara yang dituju.

f) Weekend adalah perginya orang-orang kota untuk mencari tempat yang udaranya sejuk ke luar kota di akhir minggu.

g) Evakuasi adalah perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau keamanan.

v Ketimpangan Wilayah

Ketimpangan wilayah menurut ILO adalah perbedaan performa ekonomi dan kesejahteraan antar wilayah. Pendapat lain dikemukakan oleh Karin Vorauer (2007), ketimpangan wilayah adalah ketidakseimbangan struktur spasial didalam wilayah atau antar wilayah. Menurut Sirojuzilam (2005) Ketimpangan yang terjadi tidak hanya terhadap distribusi pendapatan masyarakat, akan tetapi juga terjadi terhadap pembangunan antar daerah didalam wilayah suatu Negara. Sedangkan menurut Kutscherauer, dkk (2010) ketimpangan wilayah adalah perbedaan atau ketidaksamaan karakteristik, fenomena atau kondisi lokasi dan terjadi minimal diantara dua entitas dari struktur wilayah. Ketimpangan wilayah dapat terjadi dalam skala nasional maupun lokal. Ketimpangan wilayah menjadi menarik untuk dibahas karena ketimpangan wilayah merupakan salah satu dampak dari awal pembangunan itu sendiri dan apabila tidak segera diatasi maka akan berdampak buruk bagi wilayah-wilayah yang tertinggal.

v Interaksi Interdependesi

Konsep ini berkaitan dengan hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antar wilayah. Contohnya hubungan antara desa dan kota. Warga kota membutuhkan makanan dari desa, sedangkan warga desa membutuhkan teknologi dari kota.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post