Bacaan Imalah

Salah satu kajian dalam bacaan gharib adalah imalah. Bagi sebagian orang bacaan ini sudah tidak asing lagi. Namun bagi mayoritas, bacaan ini masih belum familiar. Oleh karena itu bacaan imalah dikategorikan bacaan gharib atau asing.

Secara bahasa, imalah artinya "miring" atau "condong". Yakni membaca antara harakat fathah dan kasrah sehingga seolah-olah seperti bunyi "e". Cara membacanya condong ke bunyi huruf "e" walaupun tertulis harakat fathah (a).

Menurut riwayat Imam Hafs, bacaan imalah hanya ada satu lafaz saja. Yakni dalam Q.S. Hud [11] : 41 pada lafaz "majraahaa". Biasanya, dalam Al Qur'an pada ayat tersebut terdapat tulisan imalah dengan penulisan Arab kecil. Silakan pembaca bisa membuka mushaf untuk mencocokkan lafaznya.

Dalam jalur periwayatan ilmu qira'at, Imam Hafs merupakan perawi dari qira'at Imam Ashim. Jenis qira'at ini paling banyak dipakai di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Memang ada negara tertentu memakai qira'at Imam Warsy atau Imam Qalun.

Qira'at Imam Ashim bersumber dari Ali bin Abi Thalib. Sedangkan Ali bin Abi Thalib mendapatkan pengajaran bacaan Al Qur'an secara langsung dari Rasulullah Muhammad SAW. Di sinilah pentingnya memahami silsilah sanad bacaan Al Qur'an. Begitu detailnya tradisi keilmuan Islam menjaga orisinalitas bacaan Al Qur'an.

Para ulama Indonesia seperti Mbah Munawwir Krapyak belajar Al Qur'an langsung kepada syekh Abdul Karim bin Umar Al Badri ad Dimyathi di Mekah. Guru Mbah Munawwir, berguru kepada sang guru hingga bersambung kepada Imam Ashim riwayat Imam Hafs, bersambung kepada Rasulullah Muhammad SAW. Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad.

(FZ/6/1/2022)