MTQ Tingkat Kelurahan

#tagur 27

Dua hari berturut-turut dilaksanakan MTQ tingkat kelurahan. Tepatnya di kelurahan Sadai kecamatan Bengkong Batam. Pesertanya adalah perwakilan dari masing-masing RW. Peserta cukup banyak untuk cabang tartil anak, tilawah anak dan tahfizh 1 juz. Dari tahun ke tahun ada peningkatan jumlah peserta. Hal ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat lumayan tinggi.

Berbicara masalah kualitas bacaan Al Qur'an, masih butuh proses. Kegiatan MTQ adalah bagian dari metode pengajaran Al Qur'an. Dengan adanya ajang lomba di MTQ, masyarakat timbul gairah untuk belajar Al Qur'an. Masyarakat semakin tahu bahwa Al Qur'an bisa dipelajari dari berbagai segi. Untuk tingkat kelurahan cabang yang dilombakan memang tertentu saja. Nanti ada lomba tingkat kecamatan, dengan variasi lomba lebih banyak. Selanjutnya lomba tingkat kota lebih banyak lagi cabangnya. Misalnya ada lomba makalah ilmiah, Syarhil Qur'an, fahmil Qur'an dan kaligrafi.

Berbicara lomba tingkat kelurahan adalah bentuk syiar Al Qur'an di kalangan masyarakat akar rumput. Di sini dapat diketahui kualitas bacaan masyarakat, selanjutnya bisa dijadikan referensi untuk pengambilan kebijakan. Kebijakan pemerintah bagaimana mengatasi buta huruf Al Qur'an dari usia anak-anak hingga dewasa. Pemerintah perlu data tentang hal ini. Pemberantasan buta huruf Al Qur'an dan peningkatan kualitas bacaan tidak hanya menjadi tanggung jawab ustadz atau tokoh agama. Namun menjadi tanggung jawab bersama yakni umara (pemerintah) dan ulama (tokoh agama).

Pelaksanaan MTQ di tingkat kelurahan, tidak semua ada. Hanya kelurahan tertentu yang memiliki kebijakan dan kepedulian bisa menyelenggarakan even seperti ini. Dukungan masyarakat juga harus dibangun agar kegiatan dapat terlaksana.

Dalam even MTQ ini saya kembali belajar menilai bacaan peserta bagaimana makharijul huruf, sifatul huruf dan lainnya. Ilmu tidak hanya dituliskan saja. Ada saatnya dipraktekkan untuk memberikan penilaian. Di sini saya belajar banyak hal.