Fatkhurohman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Model Pembelajaran SCL  Mendorong Siswa Mengembangkan Segenap Potensinya

Model Pembelajaran SCL Mendorong Siswa Mengembangkan Segenap Potensinya

Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam perbaikan system pendidikan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan berbagai inovasi baik dalam pengembangan kurikulum, pembaharuan metode pembelajaran, serta penentuan sarana dan prasarana untuk menunjang keberlangsungan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), untuk itu seorang guru dituntut untuk membuat suasana pembelajaran di kelas yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Proses pendidikan yang terjadi di sekolah pada umumnya masih mengunakan model pembelajaran konvensional yaitu guru sebagai sumber belajar yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa, guru sebagai subjek pembawa nilai dan norma budaya menduduki posisi sentral dalam proses pendidikan.

Tina Afiatin (2005:1) Menjelaskan peranan metode SCL juga menerapkan pembelajaran yang berdasarkan pada penguasaan tingkat materi. Dalam metode SCL, siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning) dan pada akhirnya meningkatkan mutu kualitas siswa. Secara oprerasional di dalam SCL para peserta didik memiliki keleluasan untuk mengembangkan segenap potensinya (cipta, rasa, dan karsa), mengekplorasi bidang/ilmu yang diminatinya secara bertanggung jawab, membangun pengetahuan serta kemudian mencari kompetensinya melalui proses pembelajaran aktif, interaktif,kolaboratif, kooperatif, kontekstual dan mandiri.

Pendekatan pendidikan SCL (Student Cantered Learning) muncul sebagai alternative pendekatan pendidikan untuk menjawab permasalahan ketidak sesuaian pembelajaran konvensional dimasa sekarang. SCL merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru dituntut melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran untuk mencari bahan ajar secara mandiri melalui media belajar seperti buku maupun media online, siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuia dengan gayanya sendiri dan guru harus mampu menjelaskan peranya dengan baik yaitu hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator, fasilitator dan innovator. Salah satu dari peran guru sebagai fasilitator, guru dituntut untuk dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran sebagai alternative metode pembelajaran abad 21 yang mengacu pada pembelajaran SCL dan yang berbasis ICT (information, Communication and Technology).

ITC menjadi bagian terpenting dalam pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran secara global. Jadi guru berperan membantu murid untuk memecahkan masalah saat murid mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Hal itulah yang telah di terapkan di SMK Negeri 1 Magelang pada program keahlain agribisnis pengolahan hasil pertanian dalam proses belajar mengajar yang telah menerapkan model pembelajaran secara SCL dengan didukung dari fasilitas sekolah. Dengan metode tersebut pembelajaran bukan lagi merupakan hal yang membosankan bagi siswa karena siswa yang terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga menjadikan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan (joyfull learning) dan dapat tercipta dengan bantuan media pembelajaran. Pembelajaran menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan siswa untuk memusatkan perhatianya secara penuh pada belajar sehingga waktu tercurah perhatianya (time on task) tinggi (Depdiknas, 2004 3-8). Media bantu yang digunakan guru selama pembelajaran visual atau aktifitas belajar dengan cara melihat, mengamati, dan menggambarkan seperti text book atau presentasi slide cenderung membosankan dan menjadi kurang atraktif atau pembelajaran yang tidak menarik.

Pembelajaran atraktif adalah suatu proses pembelajaran yang mempesona, menarik, mengasikkan, menyenangkan, tidak membosankan, variatif, kreatif dan indah dengan batuan media SCL. Menurut Zaenal Arifin dan Adhi Setiyawan (2012:126) Media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.Media pembelajaran SCL adalah media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan cara siswa dapat mencarinya melalui bantuan internet tanpa bantuan guru. Media pembelajaran SCL mempunyai karakteristik berbentuk digital, dapat disimpan dalam database atau repository, dapat digambarkan dengan menggunakan standar metadata atau spesifikasi, dapat ditemukan melalui pencarian database dan independen dari hardware, system operasi dan jenis browser. Media ini dapat digabungkan dengan media video pembelajaran, yaitu media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran yang dirancang secara khusus sebagai media belajar yang efektif,memancing siswa pada saat pembelajaran.Siswa akan merespon dari apa yang mereka lihat dan dengar, sehingga pesan dari isi materi yang terdapat pada video akan di kontruksikan oleh otak siswa dan menimbulkan timba lbalik yang berupa pertanyaan pertanyaan menganai materi pembelajaran yang akan menciptakan interaksi antar siswa dan media pembelajaran, konsep interaktif ini meliputi urut-urutan instruksional yang dapat disesuaikan, jawaban atau respon pekerjaan siswa dan umpan balik yang dapat disesuaikan. Model SCL inilah yang membuat peserta didik makin aktif, interaktif,kolaboratif, kooperatif, kontekstual dan mandiri sehingga mampu membuat proses pembelajaran berjalan dengan menyenangkan,menarik perhatian siswa, kopetensinya, tujuannya dan materi pembelajaran akan tercapai sesuai dengan target yang di harapkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post