Fatmawati

Fatmawati, lahir pada 17 Februari 1980 di Samarinda, ibu kota Propinsi Kalimantan Timur. Berasal dari keluarga sederhana yang dari pernikahan campuran.&nb...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mendisiplinkan anak, mungkinkah?

Mendisiplinkan anak, mungkinkah?

Yuk kita ajarkan manajemen waktu untuk anak-anak, agar anak-anak terbiasa disiplin, tanggungjawab dan mandiri sedari kecil. Tuntas kemandiriannya sehingga memudahkankannya mengambil peran peradaban di masa depan.

Wah, gimana ya manajemen waktu untuk anak? Sementara untuk orang dewasa saja dirasa gampang-gampang susah.

Padahal, manajemen waktu yang dilakukan sedari dini justru akan sangat membantu anak agar terbiasa. Jadi makanya jika diajarkan sejak dini akan menjadi habbit baik.

Tak ada batasan usia yang strict untuk membiasakan anak mengatur waktunya. Tapi lebih muda tentunya lebih baik untuk membiasakan. Saat usia anak sekitar 3-4 tahun karena aktivitasnya tambah banyak dan secara kognitif sudah lebih paham mengenai rules.

Manajemen waktu pada dasarnya memperkuat pondasi agar anak dapat memaksimalkan waktu untuk beraktivitas secara produktif dan fokus. Intinya, anak diharapkan mampu membuat perencanaan dan mengatur prioritas aktivitas mereka.

Apa aja sih yang diperlukan saat mempersiapkan anak belajar manajemen waktu mereka? Simak ya tips dan trik berikut ini.

1. Jadilah panutan.

Orang tua akan selalu jadi teladan terbaik anak. Jadi ketika mulai mengajari mereka mengatur waktu, maka yang pertama kali harus diatur waktunya adalah kita sebagai orangtua.

Merujuk ke Quran. Allah SWT begitu memperhatikan urusan waktu, sampai bersumpah atas waktu. Bahkan menggunakan siang hari sebagai waktu untuk beraktivitas, dan malam untuk beristirahat. Sebagai seorang muslim, harus selalu ingat untuk mengejar keberkahan waktu.

2. Tentukan jadwal harian anak.

Tentu ini harus disesuaikan dengan umur anak. Diskusikan kegiatan-kegiatan tersebut dengan anak. Membuat jadwal anak secara kreatif, libatkan anak dalam penentuan ide dan pembuatannya, sehingga anak-anak lebih semangat menjalankan jadwal harian mereka.

Kita bisa mulai membagi kategori aktivitas anak. Misalnya: aktivitas belajar, aktivitas fisik, aktivitas sosialisasi, aktivitas bersama orang tua, waktu untuk istirahat, waktu makan, dan untuk anak yang lebih besar.

Atur juga waktu penggunaan media/gadget yang biasa kita sebut screentime. Tapi tidak disarankan untuk lekat dengan gadget ya.

Kategorisasi ini sifatnya fleksibel ya. Tetap dengarkan juga masukan dari anak dan pertimbangkan kebutuhannya.

3. Siapkan perangkat time management yang menarik.

Perangkat ini membantu anak memahami jadwal kesehariannya. Apalagi jika berbentuk menarik atau diberi hiasan kesukaan anak.

Bentuknya bisa seperti daily planner board pada umumnya tapi bisa ditambahkan stiker lucu atau warna yang menarik minat anak. Kita juga bisa membuat sendiri lho time planner seperti ini dibantu si kecil. Pasti deh ia juga suka dan bangga dengan karyanya sendiri.

4. Utamakan kenyamanan anak.

Buat perjanjian dengan anak, caranya beri poin-poin pada jenis kegiatan anak, jika kegiatan tersebut dilakukan maka anak dapat menabung poin, yang nantinya dapat ditukarkan hadiah (reward) yang sudah disepakati.

Saat melatihnya apalagi di usia dini, kita harus atur standar dan ekspektasi kita agar tidak terlalu tinggi ya. Setiap anak butuh proses untuk mengatur waktunya.

Jadi jangan bosan untuk mencoba dan terus bersabar jika anak belum bisa dan terbiasa melakukannya. Penting untuk tetap berkomitmen dan konsisten tapi tetap harus mengutamakan fleksibilitas dan mendengarkan protes serta masukan dari anak jika manajemen waktu mereka terlalu memberatkan.

5. Konsistensi dalam penerapan.

Pembiasaan hal yang baik itu butuh proses dan jangka waktu yang kadang tak terprediksi. Jika anak mampu melakukannya, kebahagiaan itu milik bersama. Patut disyukuri dan dirayakan bersama anak.

6. Terus beri dukungan dan apresiasi.

Beri anak apresiasi atas kesuksesannya patuh pada planner yang sudah dibuat. Beri pujian, hadiah kecil, bahkan bonus dengan melakukan aktivitas yang ia sukai. Dukungan dan apresiasi dari kita pasti akan menjaga semangatnya terus membara.

Tapi kalau gagal, jangan dihukum ya. Walaupun kita tetap dapat mempertimbangkan punishment bagi anak yang lebih besar jika kegiatan tersebut tidak dilakukan.

Semoga bermanfaat dan sukses melakukannya. Aamin.

Sekian,

Fatmawati

___________

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih bu. Masih harus banyak belajar

07 Jul
Balas

Keren Bu. Barakallah.

04 Jul
Balas

Terimakasih bu, masih harus banyak belajar lagi

07 Jul



search

New Post