Malang Sakijok Mato
Menjadi seorang ibu merupakan impian setiap perempuan yang sudah menikah. Perempuan akan merasa sempurna jika sudah memiliki buah hati. Semangat ini yang membuatku tidak takut menghadapi perjuangan ketika melahirkan meskipun kematian tantangannya.
Anak pertamaku lahir melalui caesar. Aku berusaha untuk melahirkan dengan normal tetapi Allah berkehendak lain. Air ketuban merembes duluan, sehingga aku diharuskan dokter untuk melahirkan secara caesar. Hatiku sedih bercambur bimbang. Aku menginginkan melahirkan secara normal. Karena aku ingin memiliki banyak buah hati yang menemaniku di hari tua. Karena aku terispirasi dari etek (adek dari ibuku) yang memiliki anak 12 orang yang berhasil beliau didik semuanya menjadi anak yang berbakti dan membuat orang tuanya bangga. Rumahnya selalu ramai dengan canda dan tawa.
Setelah anak pertamaku berusia 3 tahun aku mulai program untuk memiliki anak ke dua. Aku bertekad untuk melahirkan secara normal jika dokter merekomendasikannya. Ketika aku dinyatakan hamil anak kedua aku dan suami bahagia sekali. Kami menemui beberapa dokter untuk konsultasi tentang persalinan normal yang aku inginkan. Aku melakukan konsultasi dengan beberapa orang dokter. Semua dokter menyatakan aku bisa melahirkan normal dengan syarat diawasi secara intens di rumah sakit yang lengkap alat-alat medisnya.
Setiap bulan aku melakukan kontrol terhadap kandunganku. Hasilnya selalu baik-baik saja sampai pada bulan ke sembilan kehamilanku.
***
Bulan Ramadan akan berakhir. Malam terakhir melaksanakan salat tarawih untuk hari ke tiga puluh puasa di tahun ini. Sudah menjadi tradisi di keluarga besar saya, jika puasa hari terakhir semua kami pulang kampung ke rumah orang tua kami. Untuk melaksanakan berbuka bersama dan merayakan hari raya itu Idul fitri bersama orang tua.
"Kak, Reni beli baju seragam kak, untuk kita pakai lebaran besok. " kata adikku yang baru pulang dari Jakarta.
"Benaran dek?" tanyaku hampir beriringan dengan adik perempuanku satu lagi.
Kami berebutan mencobanya, termasuk ibuku. Kami semua tertawa bahagia membayangkan memakai dress yang sama dengan motif bunga sakura Jepang di hari raya esok.
Di saat suasana bahagia yang kami rasakan, perutku sakit. Sepertinya waktu melahirkan sudah hampir tiba. Kami semuanya panik, karena jarak rumah rumah sakit jauh dari rumah kami. Sedangkan aku harus melahirkan di rumah sakit di dalam pengawasan dokter.
........... (bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hebat perjuangan seorang ibu..Lanjutkan Fat
Hebat perjuangan seorang ibu..Lanjutkan Fat
Ya mom
Hebat perjuangan seorang ibu..Lanjutkan Fat
Insyaallah kuat dan tetap semangat ya bu.
Sad story.. semngat fat
Kritikan nya yu.... Ditunggu ya