Kegiatan Mewarnai dengan berbagai media
ABSTRAK
Tujuan perbaikan dalam penelitian pembelajaran ini adalah untuk mengetahui: Proses pembelajaran kemampuan motorik halus dalam kegiatan Mewarnai dengan berbagai media pada anak didik di TK N 1 Sawa Erma Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan di TK N 1 Sawa Erma yang merupakan tempat peneliti mengajar. Subjek penelitian perbaikan adalah anak yang terdapat di sekolah tersebut berjumlah 18 anak. Sedangkan waktu penelitian dipilih pada tanggal 19 hingga 30 Oktober 2022. Pelaksanaan penelitian perbaikan dirancang dua siklus atau dalam 10 kali pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan : Peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai dengan berbagai media pada siklus I dari jumlah peserta didik 18 anak, yang sudah mampu mewarnai ada 8 anak atau sekitar 44,4% sudah Berkembang Sangat Baik (BSB) kemudian meningkat pada siklus II menjadi 12 anak atau 66,8% anak yang mampu mewarnai atau Berkembang Sangat Baik (BSB)
Kata Kunci: motorik halus, mewarnai.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya berbagai kecerdasan dan indikator yang dimilliki oleh anak di taman kanak-kanak itu berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa semua anak pada hakikatnya adalah cerdas. Perbedaan terletak pada tingkatan dan simbol kecerdasannya, diantaranya anak didik menuntut cara berpikir pendidik yang adil dan eksistensial. Oleh sebab itu, pendidik perlu bertanya pada diri sendiri berkaitan dengan kecerdasan anak didiknya.
Pendidikan yang diberikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara terus menerus dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik Taman Kanak-kanak adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di PAUD yaitu meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Peneliti memilih kemampuan motorik pada anak karena pengembangan kemampuan motorik bertujuan meningkatkan kemampuan seni anak. Pada kemampuan motorik tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep mewarnai.
Kegiatan pembelajaran mewarnai pada anak di atur secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang sangat dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman yang nyata terjadi. Guru dapat menggunakan alat bantu pengajaran yang sesuai dalam pembelajaran untuk memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga tradisional. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini, khususnya dalam mewarnai bertujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak, aktifitas mewarnai dapat membantu meningkatkan kerja otot tangan pada anak di bidang seni. Kemampuan motorik halus tersebut sangat penting dalam perkembangan anak, seperti halnya mengetik, mengangkat benda, menulis.
Berdasarkan kegiatan pengamatan perkembangan seni yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan di ruang lingkup kelas yaitu rendahnya kemampuan seni di Kelompok A TK N 1 Sawa Erma Pada saat proses pembelajaran peneliti melihat peran guru kurang memaksimalkan media ajar dan lebih dominan di dalam kelas. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas ditambah kericuhan yang terjadi di dalam kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak didiknya tanpa mengontrol dan memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Situasi ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru belum bisa memanfaatkan media yang menarik dalam suatu pembelajaran yang tepat dan tentunya dapat menumbuhkan motivasi belajar pada anak sehingga anak lebih tertarik lagi mengikuti pelajaran.
Selain dari kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini juga lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh Kelompok A TK N 1 Sawa Erma. Sehingga guru kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu banyak.
Selanjutnya, untuk meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Mewarnai Pada Kelompok Kelompok A TK N 1 Sawa Erma tahun ajaran 2021/2022
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas, keadaan seperti ini membuat pembelajaran menjadi kurang menarik sehingga peserta didik mudah mengobrol dan tidak fokus memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus pada peserta didik melalui kegiatan mewarnai Kelompok A TK N 1 Sawa Erma tahun ajaran 2021/2022
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah:
Bagi Siswa :
Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
Meningkatkan keterlibatan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran, serta
Menambah tingkat penguasaan materi pembelajaran agar mendapat hasil belajar/prestasi yang lebih baik dari sebelumnya
Bagi Guru:
Memperbaiki cara guru menyajikan materi pembelajaran dengan metode yang lebih bervariasi
Memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya agar menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas
Mengurangi dominasi guru dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan keterlibatan dan aktivitas siswa.
Melatih guru agar lebih cermat dan peka dalam memperhatikan kesulitan belajar siswa.
1.4. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Bagi peneliti
Memberikan manfaat berupa pengalaman yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional dan untuk perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang.
Bagi peserta didik
Dapat memberikan peningkatan hasil belajar. Menciptakan rasa tanggung jawab, kerjasama dan percaya diri dalam proses pembelajaran.
Bagi guru
Dapat memberikan gambaran dan pengetahuan dalam penerapan kegiatan mewarnai.
Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran dalam perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Dapat memberikan wawasan, pemahaman dan pembelajaran baru tentang kegiatan mewarnai dalam pembelajaran yang sebelumnya belum pernah dilakukan baik dalam pembelajaran bahasa, sains, seni maupun pembelajaran sosial..
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Motorik Halus
Pengertian Motorik Halus
Menurut Gallahue (Samsudin, 2008: 10) motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yaitu suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak.
Lebih lanjut dijelaskan, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik. Anak usia 4-6 tahun secara fisik makin berkembang sesuai dengan bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem saraf otot yang memungkinkan anak menjadi lebih lincah dan aktif bergerak (Rita Eka Izzaty, 2005: 53).
Kemampuan gerak dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
Kemampuan lokomotor
Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop). Dalam bolavoli kemampuan lokomotor contohnya adalah lompatan smash, berlari mengejar bola untuk di passing.
Kemampuan nonlokomotor
Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai.Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, melingkar, melambungkan dan lain-lain.Dalam bola voli kemampuan nonlokomotor. contohnya adalah menekuk dalam posisi siap untuk passing bawah dengan kedua kaki ditekuk, melambungkan bola dalam mengumpan.
Kemampuan manipulatif
Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam obyek.Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untuk item: berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk latihan manipulatif terdiri dari:
Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang)
Gerakan menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari bantalan karet (bola medicine) atau macam bola yang lain.
Gerakan memantul-matulkan bola atau mengiring bola.
Hurlock (1978: 150) menyatakan perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta teliti. ( Depdiknas:2007:1) Menurut Dini P dan Daeng Sari (1996:72) motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.
Kelenturan ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi-sendi (Sujiono, 2008: 7.5). Kelenturan yang dapat dilihat dari kemampuan motorik halus adalah kelenturan menggerakkan pergelangan tangan. Pernyataan tersebut sesuai pendapat Sujiono (2008: 2.13) bahwa mengembangkan kemampuan motorik halus bertujuan untuk melatih menggerakkan pergelangan tangan.
Keterampilan diperlukan untuk mengontrol otot-otot kecil Mahendra (Sumantri, 2005: 143). Keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dapat dilihat dari kemampuan anak untuk 14 memegang benda (Suyanto, 2005: 50). Disimpulkan bahwa keterampilan menggunakan jari-jemari ketika melaksanakan kegiatan motorik halus dapat dilihat dari kemampuan memegang. Koordinasi mata dan tangan merupakan koordinasi yang berhubungan dengan kemampuan memilih suatu obyek dan mengkoordinasikannya dengan gerakan-gerakan yang diatur (Sujiono, 2008: 7.5). Sesuai pendapat tersebut maka memilih sebuah obyek kemudian mengaturnya melalui gerakan-gerakan yang sesuai antara mata dan tangan untuk menghasilkan sebuah karya yang terbaik
Saputra dan Rudyanto (2005:115) menjelaskan tujuan pengembangan motorik halus anak yaitu:
a. Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b. Mampu mengkoordinasi kecepatan tangan dengan mata.
c. Mampu mengendalikan emosi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus kemampuan yang membutuhkan gerakan keterampilan otot-otot kecil pada tubuh seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan, menggerakkan pergelangan tangan agar lentur serta koordinasi mata tangan yang baik. Contoh kegiatan motorik halus adalah melipat, menggambar, mewarnai, melukis, dan mewarnai dan meronce.
2.2. Pengertian Kegiatan Mewarnai
Mewarnai merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus pada anak. Kegiatan mewarnai adalah salah satu kegiatan yang menarik minat anak-anak karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan sesuatu sesuka mereka. Semua kegiatan Mewarnai tersebut melatih anak untuk mengembangkan motorik halus, konsentrasi dan mengembangkan kreativitas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ”Mewarnai” merupakan kata kerja yang berasal dari kata dasar “warna”, artinya memberi warna; mengecat dan sebagainya; menandai (dengan warna tertentu); mempengaruhi. Dan kata “Gambar” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang merupakan kata benda, yang artinya tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas dan sebagainya; lukisan. Sedangkan kegiatan mewarnai gambar adalah kegiatan mewarnai yang dilakukan menggunakan berbagai macam media seperti krayon, spidol, pensil warna dan pewarna makanan. Sementara Olivia (2013) menambahkan, mewarnai merupakan suatu bentuk kegiatan kreativitas, dimana anak diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna pada suatu bentuk atau pola gambar, sehingga terciptalah sebuah keasi seni. Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan mewarnai gambar adalah suatu kegiatan memberikan warna pada suatu bidang yang memiliki bentuk baik orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya dengan menggunakan pewarna baik spidol, pensil warna, pewarna makanan dan warna lainnya yang dapat menumbuh kembangkan motorik halus anak.
Mewarnai secara harfiah adalah membubuhkan warna atau cat pada suatu gambar. Mewarnai adalah sebuah keterampilan yang disukai oleh anak. Dan sejauh ini, telah menjadi media bagi mereka untuk memungkinkan segala imajinasi dan inspirasi tentang segala hal yang mungkin pernah disentuh atau mereka alami. Dengan demikian, tidaklah mengherankan apabila banyak orang tua, senantiasa berusaha untuk memberikan rangsangan bagi buah hatinya untuk mewarnai sejak usia sedini mungkin (Muhammad, 2009:11-12).
2.3. Manfaat Mewarnai
Sumantri (2005: 157) mengemukakan manfaat kegiatan mewarnai untuk mengembangkan keterampilan, melatih koordinasi tangan dan mata, dan konsentrasi yang merupakan persiapan awal atau pengenalan kegiatan menulis. Kegiatan mewarnai sangat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan anak dalam menggerakkan otot-otot tangan dan jari-jari anak tentunya.
Berangkat dari pernyataan diatas Suratno (2005: 127) juga menyatakan bahwa kegiatan mewarnai dapat melatih otot tangan dan jari anak serta melatih konsentrasi anak. Manfaat yang akan didapat anak dari kegiatan mewarnai gambar diantaranya:
Melatih motorik halus,
Melatih koordinasi tangan, mata, dan konsentrasi,
Meningkatkan kepercayaan diri,
Lancar menulis
Ungkapan ekspresi,
Mengasah kognitif.
Tujuan mewarnai menurut Hajar Pamadhi (2008: 2.38) adalah membuat gambar yang dapat dipahami oleh orang lain dengan warna. Hal ini mengingat bahwa antara pikiran dan perasaan pada anak itu belum dapat dipisahkan atau masih menyatu.
Mewarnai yang dibarengi dalam menggambar tentunya juga mempunyai tujuan utama yang berperan sebagai media mengungkapkan gagasan dan mencurahkan perasaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan mewarnai gambar bagi anak adalah membuat gambar yang dapat dipahami orang lain serta berperan sebagai media mengungkapkan gagasan dan mencurahkan perasaan.
Selanjutnya, manfaat lain yang dapat diperoleh anak dari kegiatan mewarnai diantaranya:
Dengan mewarnai, anak akan mengenal warna-warna yang berbeda.
Membantu perkembangan psikologi anak.
Mengasah kemampuan motorik halus anak melalui kegitan mewarnai.
Melatih konsentrasi, ketekunan, dan kesabaran anak.
Anak juga bisa mengenali berbagai objek (bentuk gambar) yang ia warnai.
Imajinasi dan kreativitas anak menjadi terasah.
Tujuan penggunaan aktivitas pembelajaran mewarnai gambar agar peserta didik dapat:
Membiasakan diri berpikir secara mendalam untuk menata, mengembangkan, dan menciptakan sesuatu.
Terlibat secara langsung dalam mengelola, menata, dan memperindah gambar sesuai warna yang melekat pada gambar.
Menggali dan mengembangkan jiwa seni sehingga mampu berpikir jernih dalam mencapai kehalusan budi.
Mengembangkan kreativitas seni sehingga mampu menciptakan berbagai jenis gambar atau artifak lainnya.
Menjadikan gambar sebagai media dan sarana komunikasi agar bisa mengekspresikan pendapat dan ide-ide konstruktif.
2.4. Langkah-langkah kegiatan mewarnai
Kegiatan mewarnai gambar merupakan kegiatan kreatif yang menarik bagi anak-anak. Mewarnai membutuhkan langkah kerja yang memudahkan anak untuk melakukannya. Secara umum prosedur kerja mewarnai menurut Sumanto (2005: 109) adalah sebagai berikut: (a) tahap persiapan, (b) tahap pelaksanaan, (c) tahap penyelesaian. Tahap persiapan, dimulai dengan menentukan bentuk yang akan digambar, ukuran dan kertas yang digunakan. Juga dipersiapkan bahan pembantu dan alat yang diperlukan sesuai model yang akan dibuat. Menentukan bentuk, ukuran, dan warna yang digunakan dalam mewarnai mempengaruhi tingkat kemudahan anak dalam melakukan kegiatan mewarnai. Warna kertas yang digunakan dalam mewarnai gambar juga memiliki warna yang menarik anak dan juga perlengkapan warna dari pensil warna atau crayon yang dipakai. Tahap pelaksanaan, yaitu melakukan coretan objek apa yang akan digambar diatas kertas tahap demi tahap sesuai gambar pola (gambar kerja) dengan rapi sampai selesai baik secara di bimbing maupun tidak sama sekali. Mewarnai gambar tidak akan pernah terpisahkan dari media, Media pembelajaran digunakan untuk dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Adapun media yang sesuai dalam kegiatan Menggambar dan mewarnai di antaranya: (a) kertas, (b) spon ati, (c) pensil warna, (d) kapur
Kertas merupakan barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digunting, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas. Kertas merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan menulis, mewarnai maupun menggambar. Selain mudah didapat, kertas juga tergolong media yang murah, dan fleksibel.
Spon ati merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan mewarnai gambar. Selain terbuat dari bahan busa yang tebal, spon ati juga memiliki tingkat kesulitan yang relatif kecil dan dapat memudahkan anak belajar mewarnai ataupun menggambar. Spon ati memiliki ketebalan yang bervariasi tingkat ketebalannya. Spon ati sangat sesuai digunakan dalam kegiatan mewarnai gambar terutama pada anak yang masih kesulitan dalam mewarnai dan menggambar. Pensil warna adalah salah satu alat yang digunakan untuk mewarnai maupun melukis yang berupa kayu panjang (pensil) dan pada ditengah-tengah kayu terdapat warna.
BAB III.
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama 2 siklus. Menurut model classroom action research Kemmis dan Tanggart, Setiap siklus terdiri dari empat fase; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Maka tahap awal atau siklus I yang peneliti lakukan adalah.
3.2. Subjek dan Tempat Penelitian
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak TK N 1 Sawa Erma
Jl. Setipam Desa SautiKecamatan Sawa Erma Kabupaten Asmat, Tahun pelajaran 2021/2022. Taman Kanak-kanak berjumlah 18 anak, yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 12 anak perempuan.
2. Tempat Penelitian
TK N 1 Sawa Erma berdiri pada 2 September 1996 yang mana TK ini ditempatkan pada bangunan sendiri dan tenaga pengajarnya adalah guru lulusan Sarjana sebagai kepala sekolah dan tenaga pengajar SMA.
Lokasi Penelitian
TK NEGERI 1 SAWA ERMA
Waktu Penelitian
Penelitihan dilakukan dalam 2 siklus yang dilakukan selama satu bulan selama bulan Oktober dengan rincian sebagai berikut :
Siklus Pertama dilakukan antara tanggal 19 s/d 23 Oktober 2022
Siklus Kedua dilakukan antara tanggal 26 s/d 30 Oktober 2020
Tema/Subtema
Tema : Diri Sendiri
Subtema : Panca Indera
Kelompok
Siswa A TK N 1 Sawa Erma yang mana terdiri dari 18 siswa dengan rentang usia 4-5 tahun.
Karakteristik Anak
Penulis memilih TK N 1 Sawa Erma di kelas itu cukup kondusif, cukup antusias berpartisipasi dalam pengajaran, penulis merupakan guru kelas di TK N 1 Sawa Erma dan memungkinkan untuk melakukan PTK. Dalam penelitian ini penulis membawa tema panca indra.
3.3. Prosedur Penelitian
Untuk memperjelas pelaksanaan perbaikan antarsiklus pada penelitian tindakan kelas ini, maka berikut adalah gambaran skenario pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran tiap siklusnya.
Gambar 3.3.
Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
Siklus II
Sumber : Arikunto, S,. Suhardjono dan Supardi, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, h.16.
Rencana Pembelajaran Prasiklus
Perencanaan
Menyusun rencana pembelajaran
Menyiapkan alat bantu pembelajaran
Membuat alat evaluasi
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Prasiklus dengan langkah-langkah seperti yang ada dalam Rencana Pembelajaran yaitu :
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucap salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
Guru mengajak siswa berdoa.
Tanya jawab tentang pelajaran yang lalu.
Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (45 menit)
Siswa dibimbing guru membaca teks yang ada di buku siswa.
Siswa mengamati gambar rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran yang ada di buku siswa.
Tanya jawab tentang rangkaian listrik yang diamati siswa.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang rangkaian listrik dengan metode ceramah dengan media gambar yang ada dalam buku siswa.
Siswa secara individu membaca materi rangkaian listrik yang ada di buku siswa.
Siswa secara individu ditugaskan membuat pertanyaan dari materi yang dibacanya.
Siswa menukar pertanyaan yang dibuatnya dengan siswa yang lain untuk dijawab.
Penguatan materi oleh guru setelah melihat hasil tanya jawab dari soal yang mereka buat.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Siswa dibimbing guru membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.
Siswa mengerjakan latihan soal sesuai dengan materi.
Siswa dibimbing guru untuk membuat refleksi atas materi yang sudah dipelajari.
Guru memberi tugas untuk membaca lagi materi di rumah.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Refleksi
Dengan melihat hasil tes yang jauh dari harapan, dari 23 siswa yang mengerjakan soal, setelah dikoreksi hanya 7 siswa atau 30,43% yang nilainya tuntas, 16 siswa atau 69,57% nilainya di bawah KKM. Penulis melakukan refleksi untuk mencari penyebab rendahnya prestasi/hasil belajar siswa tersebut. Hal-hal yang diduga menjadi penyebab adalah :
Kegiatan pembelajaran yang kurang memotivasi siswa.
Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik.
Tahapan pembelajaran yang tidak tertata dengan baik.
Metode pembelajaran yang kurang tepat untuk materi rangkaian listrik.
Karena alasan-alasan tersebut penulis melakukan perbaikan pembelajaran pada Siklus I.
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Perencanaan
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
Menyiapkan alat peraga yang tepat sesuai materi
Membuat alat evaluasi
Mempersiapkan pedoman pengamatan
Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah yang diambil sesuai yang ada dalam rencana pembelajaran seperti berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucap salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
2. Guru menugaskan seorang siswa untuk memimpin doa.
3. Guru memimpin ice breaking untuk menyemati kegiatan pembelajaran.
4. Guru melakukan kegiatan apersepsi.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Guru menyampaikan skenario pembelajaran dalam pertemuan tersebut.
b. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan guru tentang jenis-jenis komponen listrik yang sering dilihat di rumah atau di sekolah.
2. Guru menanyakan nama komponen listrik yang diamati serta fungsi dari komponen listrik tersebut.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengamati komponen listrik yang ada dalam kelas atau yang ada di rumah.
4. Guru mendemonstrasikan cara membuat rangkaian listrik seri sederhana di depan kelas.
5. Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru dengan penuh perhatian.
6. Guru mempersilakan siswa untuk menanyakan bagian dari proses demonstrasi yang belum dipahaminya.
Siswa membaca materi komponen dan rangkaian listrik untuk menambah pengalaman belajar siswa.
Tanya jawab lisan perbedaan, ciri-ciri, dan manfaat rangkaian listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan jawaban siswa, guru menjelaskan perbedaan, ciri-ciri, dan manfaat rangkaian listrik dalam kehidupan sehari-hari sehingga guru hanya memantapkan jawaban siswa.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Siswa dibimbing guru membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.
2. Siswa mengerjakan latihan soal secara tertulis.
3. Siswa dibimbing guru untuk membuat refleksi atas materi yang sudah dipelajari.
4. Guru memberi tugas untuk membaca lagi materi di rumah.
5. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat atau supervisor 2 selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati meliputi kinerja guru dalam menerapkan metode demonstrasi, penggunaan alat peraga gambar, dan benda nyata serta aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, penulis, teman sejawat atau supervisor 2. Jenis data yang diperoleh adalah proses belajar mengajar dan nilai tes siswa.
Refleksi
Penulis dan teman sejawat/supervisor 2 mendiskusikan kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil dari proses pembelajaran. Secara keseluruhan, proses pembelajaran mengalami perbaikan yang cukup berarti dan siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes siswa yang mengalami peningkatan. Dari 23 siswa yang mengerjakan soal, setelah dikoreksi siswa yang nilainya tuntas bertambah menjadi 12 orang atau menjadi 52,17%, 11 siswa atau 47,83% nilainya di bawah KKM. Dari hasil diskusi muncul beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kekurangan pada siklus I ini yaitu :
Siswa kurang diberi pengalaman belajar yang cukup tentang materi rangkaian listrik.
Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran.
Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan sendiri alat peraga yang ada.
Karena alasan tersebut serta prestasi belajar yang ditunjukkan dengan hasil belajar yang belum memuaskan, maka dilanjutkan dengan perbaikan pembelajaran Siklus II.
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Perencanaan
Penulis dan pengamat dalam hal ini supervisor 2 mendiskusikan tentang pelaksanaan rencana pembelajaran dengan mengacu pada siklus pertama yang telah diperbaiki serta menyampaikan alat-alat pendukung beserta lembar pengamat sebagai berikut :
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
Menyiapkan alat bantu pembelajaran
Membuat alat evaluasi.
Mempersiapkan pedoman pengamatan.
Pelaksanaan Tindakan
Penulis dan pengamat mendiskusikan tentang pelaksanaan rencana perbaikan pembelajaran siklus II dengan mengacu pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang telah diperbaiki atau disempurnakan sebagai berikut. serta menyampaikan alat-alat pendukung beserta lembar pengamatan.
Dalam pelaksanaan ini penulis dan pengamat melaksanakan tindakan yang mengacu pada refleksi yang telah diperbaiki/disempurnakan.
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucap salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
2. Guru menugaskan seorang siswa untuk memimpin doa.
3. Guru memimpin ice breaking untuk menyemati kegiatan pembelajaran.
4. Guru melakukan kegiatan apersepsi.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
6. Guru menyampaikan skenario pembelajaran dalam pertemuan tersebut.
b. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Siswa mengamati gambar rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran yang ditayangkan guru.
2. Tanya jawab tentang persamaan dan perbedaan dari rangkaian listrik yang diamati.
3. Siswa menyimak video cara membuat rangkaian listrik sederhana.
4. Guru menunjukkan bahan-bahan satu per satu kepada siswa mulai dari papan rangkaian, baterai, kabel, sakelar, fitting, bohlam, gunting, lakban/selotip.
5. Guru mulai mendemokan cara membuat rangkaian listrik seri
6. Guru mendemokan cara membuat rangkaian listrik paralel.
7. Siswa dengan peralatan dan bahan yang sudah disiapkan, kemudian membuat rangkaian listrik (perempuan membuat rangkaian seri dan laki-laki membuat rangkaian paralel) secara individu.
8. Guru memantau dan mengawasi siswa selama proses pembuatan rangkaian listrik.
9. Guru menunjuk satu siswi untuk mempresentasikan sekaligus mendemonstrasikan rangkaian listrik seri, kemudian menunjuk satu orang siswa untuk mempresentasikan sekaligus mendemonstrasikan rangkaian paralel.
10. Tanya jawab tentang rangkaian listrik yang didemonstrasikan.
11. Pemantapan materi oleh guru untuk memperkuat pemahaman dan konsep rangkaian listrik.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Siswa dibimbing guru membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar.
2. Siswa mengerjakan latihan soal secara tertulis.
3. Siswa dibimbing guru untuk membuat refleksi atas materi yang sudah dipelajari.
4. Guru memberi tugas membaca materi persiapan untuk pertemuan berikutnya.
5. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat atau supervisor 2 selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati meliputi kinerja guru dalam menerapkan metode demonstrasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dalam mendemonstrasikan alat peraga, guru mengurangi perannya dan menunjuk siswa untuk mendemonstrasikan alat peraga dihadapan siswa yang lain. Ini membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan siswa sangat antusias melaksaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, penulis, teman sejawat atau supervisor 2. Jenis data yang diperoleh adalah proses belajar mengajar dan nilai tes siswa.
Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada Siklus II ini, penulis dan teman sejawat mendiskusikan jalannya proses pembelajaran, tingkat antusias siswa, hasil pembelajaran, dan mengevaluasi kekurangan dan kelebihan pada siklus II tersebut. Secara keseluruhan, proses pembelajaran mengalami perbaikan yang sangat berarti dan siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes siswa yang mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Dari 23 siswa yang mengerjakan soal, setelah dikoreksi siswa yang nilainya tuntas bertambah menjadi 20 orang atau menjadi 86,95%, 11 siswa atau 13,05% nilainya di bawah KKM (75).
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat membantu siswa memahami pembelajaran lebih mudah, lebih efektif, menumbuhkan minat siswa untuk belajar, serta meningkatkan hasil belajar/prestasi siswa. Oleh karena itu, perbaikan pembelajaran tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan Siklus I
PEMBUKAAN
Pada awal kegiatan siklus I, ketika guru meminta anak untuk menyebutkan perbedaan dari macam-macam media yang diketahui anak. Saat anak dimnta menyebutkan konsep mewarnai yang diketahui atau yang pernah dilihat anak dirumah atau di berbagai tempat
INTI
Pada kegiatan inti ini, guru menunjukan gambar panca indera yang sudah diwarnai dan mengenalkan bacaan keterangannya, sebagain anak terlihat memperhatikan, ada juga yang berlari-lari jalan-jalan tetapi anak mendengarkan penjelasan guru, ada juga yang bermain sendri. Ketika guru meminta anak-anak menentukan kelompok, anak saling berebut mencari teman sesuai ketentuan yang diminta. Guru menjelaskan cara mewarnai gambar yang berkaitan dengan suatu panca indera tentunya menggunakan alat peraga yang sudah di siapkan.
PENUTUP
Pada akhir kegiatan, anak tetap berada dalam kelompoknya, anak diajak mewarnai berdasarkan warna kesukaan masing-masing.
Pelaksanaan Siklus II
PEMBUKAAN
Pada awal kegaitan disiklus ini, anak diajak bernyanyi tentang panca indera
INTI
Pada kegiatan inti, guru menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi pandemi. Anak di berikan 1 kegiatan yang menarik yaitu mewarnai dengan berbagai media, media yang digunakan ialah pewarna makanan dan kapas/cuttonbud, dan mewarnai gambar mata.
PENUTUP
Pada akhir kegiatan siklus II ini, anak diajak me-review/mengulas kembaliapa saja yang telah dibahas dan dilakukan bersama. Menunjukan macam-macam gambar benda dengan menujukan panca indera yang anak kenal.
4.2 . PEMBAHASAN
Pelaksanaan Siklus I
Pada sikslus I ini guru mengawali kegiatan dengan tanya jawab panca indera apa saja yang telah anak kenal, sebelum guru selesai berbicara anak-anak saling berebut menjawab apa yang ditanyakan. Untuk mengondisikan hal ini, guru mengambil tindakan dengan memberi kesempatan kepada anak untuk menjawab dengan mengacungkan tangan kanan, bila ditunjuk guru anak berkesempatan menjawabnya, sehingga anak-anak tidak berebut menjawab.
Dari hasil siklus I, terlihat ketika anak-anak bernyanyi lagu panca indera dan kemudian mewarnai anak-anak masih bingung mengikuti syair lagu yang guru ucapkan. Guru mengulang-ulang syair lagu dan anak-anak diajak berjalan mengitari kelas dengan berpegangan pundak temanya. Pengulangan ini didukung oleh pendapat piaget (dalam prianto, 2003:48) bahwa bermain sebagai kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan.
Ketika guru mengenalkan panca indera dengan menunjukan gambar disertai warna. Ada anak yang tenang memperhatikan penjelasan guru, ada juga yang tidak mau diam (jalan-jalan di sekitar kelas ) tetapi meski demikian anak-anak tetap mendengarkan apa yang guru sampaikan. Hal ini sepemahaman dengan pendapat Howard Gardner 9 dalam Musforoh, 2008:1.5) bahwa anak memiliki berbagai cara untuk menunjukan kecerdasannya dalam setiap katagori.
Pada kegiatan akhir anak-anak diajak mewarnai bentuk telinga/hidung di kelompoknya masing-masing. Dan menggunting gambar yang sudah dibuat.
Pelaksanaan Siklus II
Pada kegiatan inti, guru menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi pandemi. Anak di berikan 1 kegiatan yang menarik yaitu mewarnai dengan berbagai media, media yang digunakan ialah pewarna makanan dan kapas/cuttonbud, dan mewarnai gambar mata.
Guru memberikan contoh gambar yang diwarnai dengan pewarna makanan tersebut dengan kapas/cuttonbud, anak menyebutkan warna tersebut. Pada akhir pembelajaran, guru menujukan kembali gambar-gambar panca indera yang diwarnai tersebut, dengan harapan anak dapat mengingat warna itu sesuai pewarna makanan yang telah disediakan. Kegiatan ini dapat memberikan informasi bagi peneliti dan guru seberapa baik anak memperoleh informasi yang disampaikan guru.
Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa sebagian anak dari kelas yang diteliti memiliki keterampilan motorik halus cukup baik, karena penggunaan media/alat bermain yang beragam variasi, dan guru memberikan bimbingan kepada anak yang kesulitan.
Dari hasil persentase kegiatan anak, dapat dideskripsikan sebagai berikut : Keterampilan Motorik halus dengan kegiatan mewarnai dengan rapi dan benar tanpa keluar garis 6,8 pada siklus pertama dengan persentase anak yang Mewarnai dengan benar namun masih kotor 16,7% dan pada siklus kedua mengalami peningkatan mencapai 7,5 dengan persentase yang dicapai 66,8% mengenal urutan bilangan pada susunan yang benar.
TEMUAN-TEMUAN DALAM KEGIATAN PERBAIKAN
Siklus I secara umum temuan-temuan itu adalah
Kelemahan-kelemahan
Sumber belajar yang masih terbatas
Masih ada siswa yang ribut saat belajar
Kelebihan-kelebihan
Memotivasi siswa untuk belajar lebih baik
Melakukan pembelajaran dengan membuat media yang lebih menarik
Anak antusias melakukan kegiatan yang dia kembangkan guru
Siklus II secara umum temuan-temuan itu adalah
Kelemahan-kelemahan
Penataan kegiatan pembelajaran kurang tepat
Kurang memahami tingkat kemampuan anak
Kelebihan-kelebihan
Anak termotivasi senang dan antusias dalam belajar
Sudah dapat mengkonsusikan kelas
Memahami kurikulum
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan rencana dan pelaksanaan penelitian dangan judul “Meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan mewarnai dengan berbagai media” pada kelompok A di TK ABA V Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2020/2021 yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan:
Pemilihan indikator-indikator dan penyusunan skenario pembelajaran yang tepat, kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik
Melalui kegiatan mewarnai, dapat menstimulus minat anak
Dengan bimbingan secara individu yang guru lakukan berulang-ulang, membuat anak dapat mengikuti kegiatan yang guru ajak.
Penggunaan alat peraga atau media yang bervariasi dapat membantu anak untuk meningkatkan keterampilan motorik halus mereka.
5.2.. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis akan berbagi tips yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat sejak dini. Diantaranya:
Sediakan waktu luang untuk mewarnai
Kelilingi anak-anak anda dengan berbagai gambar berwarna untuk mengamati warna
bermain angka bersama-sama dengan tenang.
Berikan dukungan pada berbagai aktivitas mereka.Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Mantap ulasannya luar biasa