Fatmi Amro

Aku cemburu pada samudera Yang menampung segala Aku cemburu pada sang ombak Yang selalu bergerak ...........

Selengkapnya
Navigasi Web
Kista itu sudah Pecah di Rahimku dan Aku tak Menyadarinya
#TANTANGAN GURUSIANA#

Kista itu sudah Pecah di Rahimku dan Aku tak Menyadarinya

Pada tulisan ke-365 ini (menurut hitungan saya), tidak disangka bahwa saya akan menulis tentang sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan. Jangankan menghadapi kista, membicarakan tentang penyakit ini pun tidak pernah, apalagi membayangkan dia bercokol di tubuh saya.

Cerita ini berawal di hari Sabtu, 23 Januari 2021. Pagi itu seperti biasa saya pergi ke sekolah. Hari itu saya tidak memiliki jadwal tatap muka hanya datang ke sekolah saja dan melihat siswa yang datang untuk tatap muka. Namun, baru jam 08.00 wib pagi saya telepon suami untuk menjemput kembali ke sekolah. Suami pun heran mau apa? Saya berencana mau mencari bibit ikan lagi, lalu mutar-mutar saja sekedar jalan-jalan biasa atau ke Padang. Suami pun mengiyakan. Saya pun segera minta izin kepada kepala sekolah dan beliau mengizinkan karena memang hari itu tidak ada kegiatan penting.

Dalam perjalanan, saya tiba-tiba merasa tidak enak badan, jadi diputuskan pulang untuk istirahat saja. Sesampai di rumah, saya merasa sakit di perut sebelah kiri bawah. Lalu saya minum air putih yang banyak dan juga paracetamol. Setelah itu saya tidur. Beberapa jam lalu terbangun, saya merasakan justru semua bagian perut sakit. sampai malam saya masih menahan rasa sakit itu.

Minggu pagi, suami menelepon keponakan yang juga tenaga medis. Suamiku meminta agar dia memeriksa tensi dan suhu tubuh. Setelah dia datang, tensi saya normal, tetapi sakit yang saya rasakan disarankannya untuk diperiksa ke dokter spesialis. Karena hari Minggu, dokter tentu tidak ada yang membuka praktik. Maka disarankannya untuk dibawa ke IGD RSU M. Natsir saja. Awalnya saya menolak, bagaimana kalau saya diberi obat penghilang rasa sakit saja. Namun, menurutnya tidak bisa, kemungkinan ini adalah usus buntu. Rasa sakit yang semakin luar biasa, maka saya pun menyerah dan mau dibawa ke IGD.

Sesampai di IGD RSU M.Natsir, saya pun diajukan banyak pertanyaan sambil diperiksa tensi dan suhu tubuh oleh perawat dan dokter jaga. Mungkin dokter Co-as. Setelah itu saya juga diminta mengambil sample urine. Baru diberi obat melalui suntikan.

Saya dipindahkan ke ruang lain. Sambil menunggu hasil check urine, saya berusaha memejamkan mata agar rasa sakitnya hilang. Belum lagi tertidur, kembali lagi perut saya diperiksa oleh dokter, lagi-lagi bertanya apa yang sudah ditanyakan di awal saya masuk. Tetapi karena saya sadar sebagai pasien, saya jawab lagi meskipun saya agak kesal juga ditanya berulang-ulang. Saya serahkan saja hasilnya kepada dokter itu, karena saya sendiri juga tidak tahu apa yang saya indap karena saya bukan ahli medis.

Beberapa jam saya di ruang itu, rasanya sakitnya tidak berkurang. Dari hasil check urine, dokter mengatakan bahwa ada infeksi saluran kencing. Tetapi anehnya saya tidak merasa sakit kalau buang air kecil atau besar. Lalu saya disarankan pulang dan kontrol ke ahli bedah atau penyakit dalam. Maka saya pun pulang hari itu juga masih dalam keadaan menahan sakit.

Senin pagi, saya semakin merasakan sakit di seluruh perut. Suami meminta izin saya kepada kepala sekolah. Kemudian suami mengambil nomor antrian ke dokter penyakit dalam. Keponakan menganjurkan untuk ke RSU saja. Saya tidak mau, paling-paling diperiksa sebentar, lalu disuruh pulang lagi. biarlah saya langsung ke dokter yang buka praktik saja. Karena saya kecewa nanti di IGD tidak dilayani dengan serius mengingat kasus covid, ujung-ujungnya diberi obat dan disuruh pulang. Biarlah saya membayar dan tidak menggunakan kartu BPJS, pikir saya.

Jam 14.00 siang saya ke spesialis penyakit dalam dr. Hadi Israweli. Setelah dua jam menunggu, baru dokter datang. Tetapi bukan dokter Hadi, beliau digantikan oleh dokter lain, dokter wanita. Dokter itupun menekan-nekan bagian perut yang terasa sakit. dokter memberi rujukan untuk langsung dibawa ke IGD RSU. Wah saya pun menjadi bingung, dokter mengatakan bahwa dia akan memberikan surat rujukan untuk ditangani segera oleh ahli bedah.

Saya dan suami langsung ke RSU dengan membawa bekal “surat sakti” dokter tersebut. Benar saja, dengan surat itu saya langsung ditangani serius. Semuanya diperiksa, tensi darah, suhu dan jantung. Kemudian chehk urine. Setelah itu dilakukan rongthen.

Tubuh saya dipasang infus. Beberapa cc darah sudah diambil untuk pemeriksaan. Saya pun merasa lebih mendingan karena di dalam infuse ada dimasukan obat. Katanya obat antibiotik. Saya minta obat penghilang rasa sakit, tetapi tidak boleh katanya kalau hilang rasa sakitnya maka tidak tahu lagi di mana titik sakitnya.

Hasil pemeriksaan sudah dilakukan, saya dinyatakan menderita usus buntu. Maka suamipun setuju saya dioperasi. Saya lalu dipindahkan ke VIP Pusako 06. Saya disuruh puasa dimulai pukul 03 pagi Selasa, 26 Januari 2021. Karena operasi diperkirakan pukul 10 atau 11 siang . Pukul 11.00 wib, ahli anestesi masuk ke ruang saya untuk memberi tahu bahwa saya akan dioperasi usus buntu dengan bius spinal (lokal). Saya pun mengangguk. Saya disuruh bersiap-siap karena nanti saya akan dioperasi oleh ahli bedah, dr. Jon Hadi, Sp.B.

Pada pukul 12.00 wib, dr. Jon Hadi, Sp.B masuk ke ruang saya, beliau langsung mengatakan beliaulah nanti yang akan melakukan operasi usus buntu. Lalu beliau melihat perut saya. Beliau melihat bekas Caesar diperut saya dan menanyakan apakah dulu saya pernah dioperasi? Saya jawab saya sudah tiga kali Caesar dengan dr.Helwi Nofira,SpOG (K) terakhir tahun 2011. Kemudian dengan keahlian, beliau menekan bagian-bagian perut saya. Ya Allah…sakitnya minta ampun. Setiap bagian yang beliau tekan saya merasa sakit yang luar biasa. Ingin saya berteriak sekeras-kerasnya karena rasa sakit itu. Jika diberi pilihan apakah mau menahan rasa sakit seperti itu atau menulis lima buku dalam satu bulan, mungkin saya pilih yang kedua.

Dokter itu mengatakan, ibu memang menderita usus buntu, tetapi sepertinya ada sesuatu yang lain miom atau apa di bagian rahim. Dokter Jon langsung menyuruh perawat membawa saya ke ruang operasi. Perawat pun cekatan bekerja. Setelah naik kursi roda dan perawat melakukan pendaftaran di bagian khusus, saya dibawa ke ruang operasi.

Dalam ruang operasi sudah ada petugas anestesi dan para dokter muda. Setelah saya naik ke tempat tidur operasi, saya dipasang alat-alat operasi, dibius, lalu ditidurkan. Dokter Jon sudah datang langsung melakukan tugasnya. Beliau mulai membelah bagian bekas operasi lama. Benar saja dugaan dokter Jon bahwa ada sesuatu di rahim, maka beliau menemukan tumor kista yang sudah hitam dan pecah. Ukurannya cukup besar. Akhirnya dr. Jon melakukan video call dengan dr. Helwi. Beliau meminta kesediaan dr. Helwi untuk datang dan melakukan operasi di bagian rahim saya karena saya adalah mantan pasien dr. Helwi. Dalam video call itu dr. Helwi sepertinya sedang menghadiri pesta dan memakai baju batik. Ternyata dr. Helwi bersedia datang dan membantu dr. Jon meskipun beliau tidak tahu kalau ada pasien yang akan dioperasi.

Saya mendengar semua percakapan itu. Saya sebenarnya stress dengan penyakit yang tidak hanya usus buntu, tetapi ada kista yang telah lama bercokol di tubuh saya. Namun saya juga bersyukur kepada Tuhan. Pertama, jika saya tidak merasakan sakit usus buntu, saya tidak akan tahu kalau ada penyakit lain yang berbahaya. Kedua, saya bersyukur dr. Jon melanjutkan operasi usus buntu dan dengan ketulusan dan keikhlasan dr. Jon menghubungi dr. Helwi yang merupakan ahli bagian kandungan atau rahim. Ketiga, saya bersyukur dr. Helwi dengan tulus datang dengan segera dan beliau ditakdirkan Tuhan tidak sedang berada di luar kota.

Semua kru yang ada menjadi heran dengan kondisi ini. Karena dalam aturannya hanya satu dokter melakukan satu tindakan. Sedangkan hari itu ada dua dokter yang bekerja sama mengoperasi satu pasien yang sama. Satu dokter melakukan keahliannya di bidang usus, dan satu lagi melakukan keahliannya di bidang rahim. Dan operasi dilakukan di satu irisan yang sama.

Ya Tuhan saya mendengar bunyi-bunyi gunting dan alat bedah yang lain. Saya mendengar pembicaraan serius antardokter itu dan para dokter muda yang awalnya mereka tahunya pasien hanya operasi usus buntu. Saya mendengar pembicaraan guyonan mereka untuk menghilangan stress. Saya juga merasakan bagaimana usus saya keluar dari perut saya, hanya saja pengaruh bius tidak terasa sakit. saya juga merasakan bagaimana tarik-tarikan daging dan kulit saya..oh…tak terlupakan.

Aksi kedua dokter ini bagi saya pribadi adalah heroik dan manusiawi sekali. Mereka berdua mementingkan keselamatan saya. Urusan tetek bengek yang lain biarlah para medis lain yang mengurusnya. Jika dr. Jon hanya mengoperasi usus buntu saja dan menunda operasi kista di rahim saja lalu keluarga pasien di minta untuk mengurus administrasi lagi. Alangkah peliknya dan bisa saja saya meninggal karena kista itu sudah besar, hitam, dan sudah pecah. Tetapi beliau berdua sudah melakukan tindakan yang tepat. Dan tindakan-tindakan ini jarang diekspos, padahal ini sangat luar biasa. Inilah sebabnya saya tulis agar anak cucu saya memiliki kenangan bahwa Tuhan telah mengirim dua orang dokter yang baik hati ke ruang operasi di mana sayalah pasiennya.

Terima kasih Allah, melalui mereka aku selamat. Tuhan, jika sakit ini adalah ujian, lancarkanlah semuanya. Tetapi jika sakit ini adalah cobaan, jadikanlah ini penguggur dosa-dosa saya. Aamiin.

Solok, 29/01/2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Allahu Akbar....

30 Jan
Balas

Terima kasih ibuk salam

30 Jan

Aamiin ya robbal aalamiin

29 Jan
Balas

Terima kasih ibuk, aamiin

29 Jan

Aamiin ya Robbal'alamin

29 Jan
Balas

Terima kasih Pak. Salam

30 Jan

Sy jadi merinding bu, puji syukur Allah maha besar

30 Jan
Balas

Terima kasih ibuk doanya. Salam

30 Jan

Ya Allah.... Subhanallah, Allah maha baik ya uni... Alhamdulillah, selamat telah selesai operasinya uni, semoga selalu sehat seterusnya ya ni,

02 Feb
Balas

Aamiin ya Allah. Penutup tantangan menulis yang sangat mengharukan. Semoga segera sembuh bund. Sehat segera. Semoga Allah angkat sakit bunda. Sukses dengan tantangan menulis bunda. Aamiin

30 Jan
Balas

Terima kasih ibu doanya.Salam

30 Jan

Allahu Akbar... Teresa mengulang jejak lama. Aku di tahun 2013 pernah operasi kista dan sempat menjalani kemo therapy. Saat itu masa tersulit saya menjalani hari hari sampai tahun 2016.

31 Jan
Balas

Terima kasih ya bu,salam

01 Feb

Semoga ceoat pulih ya dik

29 Jan
Balas

Terima kasih uni.aamiin

29 Jan

Semoga cepat pulih say.... Alhamdulillah Allah mengirim dokter yang profesional dan sangat bertanggung jawab.

30 Jan
Balas

Terima kasih bu atas doanya. Salam

30 Jan

Amin ya Robbal'alamin... Semoga cepat sehat lagi ya Bu

30 Jan
Balas

Terima kasih bu.salam

01 Feb

Semoga cepat pulih, Bunda...

29 Jan
Balas

Terima lasih ibuk doanya. Salam

30 Jan

AllahuAkbar, Alhamdulillah semua berjalan lancar, semoga cepat pulih bun

30 Jan
Balas

Terima kasih

30 Jan

Nangis

30 Jan
Balas

Terima kasih ya

30 Jan

Aamiin, semoga cepst sehat yo Buk

29 Jan
Balas

Terima kasih ibuk doanya. Salam

30 Jan

Aamiin ya Allah...terharu saya bu...Masih banyak orang-orang baik dikirim Allah untuk menolong ibu..Duh, membayangkannya saya sudah ngilu bu..m syafakallah...

29 Jan
Balas

Terima kasih ibuk doanya. Salam

30 Jan

Alhamdulillah...Kini ibu telah sehat.Semoga menjadi pelajaran dan kenangan buat anak cucu kita nantinyaSehat ya Bu..Semangst ya Bu...Salam litetasi penuh sayang bisa menulis walaupun sakit...Semoga sehat Bu?Aamiin...

30 Jan
Balas

Terima kasih ibu doanya. Salam

30 Jan

Ya Allah..merinding juga saya membacanya ..kisah yang tak mungkin terlupakan. Semoga cepat sembuh ya Ibu.

30 Jan
Balas

Terima kasih ya doanya. Salam

30 Jan

Moga cepat pulih ya bun

30 Jan
Balas

Terima kaasih bu doanya. Salam.

30 Jan

Ya Allah ya, syukur cepat ada solusinya dan bucan kondisinya cepat teratasi..Allah Maha Pengasih dan Penyanyi dan dua dr heroik sungguh kemuliaam dan ketulusan hatimu telah menyelamatkan sesama. Semoga bu huru cantik cepat pulih...Aamiin Ya Rabb.

30 Jan
Balas

Terima kasih bucan doanya.salam

30 Jan

Aamin..semoga cepat pulih ya bunda sayang...yg kuat ya...

29 Jan
Balas

Terima kasih ibuk doanya.salam

30 Jan

Maasya-Allaah, Alhamdulillahi Robbil AalamiinSemoga pulih sepulih-pulihnya.Terima kasih telah berbagi Bu Fatmi Amro!

02 Feb
Balas

Syafakillah, bu...

29 Jan
Balas

Terima kasih ibuk salam

30 Jan

Syafakillah bu..

29 Jan
Balas

Terima lasih ibuk doanya. Salam

30 Jan

Subhanallah. Keajaiban dari-Nya. Ibu juga begitu kuat, sabar dan ikhlas. Semoga lekas sehat seperti sediakala. Sabar ya Bu.

30 Jan
Balas

Terima kasih ibu doanya.salam

30 Jan

Aamiin.. semoga ibu segera sembuh... saluut buat pak dokter dan bu dokter..

29 Jan
Balas

Terima kasih ibuk doanya. Salam

30 Jan

Subhanallah.... semoga cepat pulih, bu.

30 Jan
Balas

Terima kasih ibuk doanya. Salam

30 Jan

Bergetar hati saya membaca kisah ini Bunda. Cepat sehat dan pulih ya Bun.

30 Jan
Balas

Allahu Akbar. Alhamdulillah. Alfatihah. Syafakilah bu Fatmi Amro. Aamiin.

04 Feb
Balas

Semoga lekas sehat ibu dan tetap semangat.

30 Jan
Balas

Aamiin. Semoga bu Ami lekas sembuh. Maaf bu Ami, pada bagian akhir tulisan bu Ami untuk penulisan bulannya tertulis 02, seharusnyakan 01.

29 Jan
Balas

Terima kasih ibu..benar

29 Jan

Alhamdulillah penyakitnya sudah diambil dan semoga sembuh dengan sesembuh sembuhnya ...amin

30 Jan
Balas

Terima kasih ibu doanya.salam

30 Jan

Insha Allah penyakit yang diberikan adalah bukti cintaNya kepada kita Bu Fatmi, senoga segera pulih dan semangat selalu untuk sehat ya ... salam sukses ya bu

30 Jan
Balas

Terima kasih ibu doanya.salam

30 Jan

MasyaAllah kisah yang luar biasa, Alhamdulillah ibu mampu melewati semuanya, Allah MahaPengasih dan Penyayang pada hambanya...smg ibu senantiasa diberikan kesehatan dan bisa beraktivitas kembali.

30 Jan
Balas

Terima kasih doanya ibu. Salam

30 Jan

Barakallah ibu... semoga lekas sembuh ya

29 Jan
Balas

Terima kasih ibuk doanya. Salam

30 Jan

Laaba'sa thohurun insya Allah..

30 Jan
Balas

Terima kasih doanya .salam

30 Jan

Aamiin,semoga lekas sembuh.

30 Jan
Balas

Terima kasih doanya.salam

30 Jan

Masya Allah. Allahu Akbar Segera pulih ya Bu

30 Jan
Balas

Terima kasih ibu doanya.salam

30 Jan

MasyaAllah.... Saya ikut merasakan perasaan ibu, tapi saya s yakin Allah sedang memeluk ibu dengan Rahmaan dan Rahiim Nya, mengugurkan khilaf dan salah ibu dalam.ujiannya... lalu membangun kepercayaan ibu tentang betapa hebatnya Kasih Allah pada hambaNya... Syafakallah Bu, semoga sembuh seperti sedia kala... Aamiin.

29 Jan
Balas

Terima kasih ibuk doanya. Salam

30 Jan



search

New Post