Sensasi Makan Kedondong Kenapa harus dibenturkan atau dijepit dulu?
Kedondong dalam bahasa ilmiahnya ambarella atau spondias dulcis, adalah salah satu jenis buah yang ada di daerah tropis. Buah ini mengandung vitamin C yang tinggi. Kulit luarnya lonjong, terasa licin tetapi bijinya dipenuhi serabut. Daging dalamnya keras dan mengandung air. Jika kulit luarnya sudah berwarna kuning keemasan, berarti sudah masak , atau warna hijaunya sudah menunjukkan berubah warna hijau gelap, juga sudah bisa dimakan. Rasanya asam bercampur manis. Ada yang langsung dimakan, ada juga yang dijadikan asinan. Untuk mendapatkannya, kita perlu memanjat atau menggunakan galah untuk mengambilnya karena batangnya bisa mencapai enam atau 9 meter bahkan lebih.
Namun, akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tumbuh dan kembang buah-buahan juga mengalami perubahan. Banyak jenis buah mengalami proses pencangkokan dengan tanaman lain termasuk kedodong, sehingga ada kedodong yang sedikit sekali serabutnya dan sangat manis. Tentu berbeda dengan kedondong yang belum mengalami perubahan yang rasa asamnya lebih kuat dari pada rasa manisnya. Bahkan untuk menikmati buah kedondong masak dan ranum, tak perlu bersusah payah untuk mengambilnya, cukup ditanam di dalam pot, beberapa bulan akan berbuah, dan tinggal memetiknya seperti memetik buah tomat saja.
Mungkin ilmu pengetahuan dan teknologi telah memanjakan manusia termasuk masalah selera. Namun, pada zaman dahulu, untuk mendapatkan buah kedondong yang lebih kuat rasa asamnya itu punya sensasi sendiri dan menjadi kenangan indah.
Ada satu hal yang masih menjadi rahasia dan membuat hati penasaran mengenai buah kedondong ini, yakni sebelum dimakan, dia dijepit dulu ke daun pintu atau dibenturkan dulu ke tempat yang keras, katanya terasa manis dibanding dikupas kulitnya dengan pisau. Nah, inilah yang sudah jarang ditemui saat ini. Kalaupun ada mungkin generasi sekarang tidak mengerti kenapa harus dijepit atau dihantam begitu. Jangankan mereka, saya saja masih penasaran, kenapa?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Iya bun sama kita sy juga blm menemukan jawaban kenapa hrs dijepitkan ke daun pintu.
Heheheh iya nih bunn
Baca artikel ini, hmmm...terbayang asemnya si kedondong...
Heheheh iya bun..terima kasih ya.salam
kalau dijepit ke pintu biar dagingnya sedikit terbuka memudahkan kita memakannya langsung tanpa harus dikupas... makanya dijepitkannya berkali2 sampai kedongdongnya retak dalam bahkan sedikit terbuka..... salam sukses
Benar bun..sedikitvterpisah dari serabutnya
Jadi ingat masa kecil Dulu...kalau musim angin nunggu buah kedondong jatuh
Iya bunda...saya juga
Aku juga Bu..dijepit di pintu
Iya bu,,tapi indah ya.... hehehe salam ceria
Hehe ... terbayang sensari asamnya ... bikin ngeces, bu
Iya bu..taragak baliak heheh
Wah berarti kita seumuran ya bu Tapi kebayang ya... bisa cepet jebol tu pintu ya bu. Tapi terasa manisnya apalagi makannya pasti ga sendirian
Heheheh..iya buk...pintunya bagian engsel sering rusak tuh.