Rumah dinas orang tuaku berada di pesisir. muara sungai, hanya sekitar 500 meter dari laut. Setiap memandang hamparan tumbuhan yang biasanya tumbuh di daerah pesisir, aku selalu membayangkan alangkah indahnya kalau nanti akan ada gertak ( jembatan kecil yang memanjang, biasanya di pinggir sungai ) sampai ke ujung muara. Karena gertak hanya sampai di rumah dinas itu saja. Di depan rumah terletak kantor tempat ayahku bekerja, di pinggir sungai. Pemandangan dari sana dimataku selalu indah. Setiap sore hari, disaat air sungai pasang, sungai itu akan ramai oleh anak anak. Mandi dan belajar berenang.

Beberapa tahun lalu aku menyempatkan diri untuk kembali kesana, karena sejak tahun 1990 kami pindah ke desa lain, meski masih satu wilayah. Tidak jauh dari desa asal. Sebelum menuju ke rumah yang dulu kami diami, terlebih dahulu aku mengunjungi saudara dan teman teman di sana. Senang sekali bisa bertemu dengan teman teman masa kecil. Kulihat rumah mereka sudah semakin dekat ke pinggir laut. Ada terbersit rasa sedih melihat kondisi seperti itu.

Akhirnya sampailah waktunya aku ke tempat dimana aku tinggal dulu. Sudah kubayangkan anak anakku yang kuajak akan senang. Karena, setiap aku menceritakan masa kecil yang menyenangkan , mereka selalu mengatakan," Wuiiih, senangnya ya, Mak. Pengen benar mau ke sana." Kuajak mereka memancing udang jika sampai di sana. Aku sempat tersenyum. Sesampai di sana, anak anakku langsung bertanya," Ini kah tempat Mak tinggal dulu, kok beda dari yang diceritakan?". Rumah dinas dan kantor Kamla itu sudah tergerus abrasi. Sedih.