Selamat pagi Bapak/Ibu. Bagaimana kabarnya di awal tahun baru 2019 ini? Tahun baru liburan kemana aja? Mudah-mudahan di tahun baru ini kita punya resolusi kehidupan yang lebih baik dari tahun sebelumnya, serta apa yang belum tercapai bisa kita raih di tahun 2019 ini. Terutama untuk memajukan dunia pendidikan Ibu Pertiwi kita. Aamiin. Semangat guru-guru Indonesia!

Kali ini saya berkunjung ke negeri timur nih. Bukan timur tengah. Tapi Indonesia bagian timur, tepatnya di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada kesempatan kali ini saya ingin mengulas sedikit karakteristik unik lokal daerah ini. Oke lanjut...

Kalau dilihat-lihat, saya seperti memakai topi Sombrero khas orang Meksiko ya? Hmmm...🤔 Tapi ini bukan topi sembarang topi. Ini topi asli khas milik Indonesia. Tepatnya milik masyarakat Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Indonesia memang keren!

Topi unik ini terbuat dari daun lontar yang dianyam khusus dan biasanya dipakai untuk para lelaki. Selain itu, topi ini diperuntukkan untuk menyambut tamu, pejabat, undangan dan dipakai untuk upacara/tarian adat serta sebagai aksesoris rumah (penanda jumlah wanita yang sudah menikah di dalam satu rumah).

Seiring dengan berjalannya waktu. Topi ini akan mengeras, termasuk bagian menara di bagian atas topi yang nantinya akan miring ke samping dan akan sulit untuk ditegakkan kembali. Makna dari filosofi ini bagi masyarakat Pulau Rote adalah, bahwa sosok masyarakat tersebut memiliki sifat yang tegas, teguh pendirian, dan memiliki prinsip hidup yang kuat.

Jadi jikalau mereka mengatakan tidak, ya tetap tidak. Jika itu sudah berhubungan dengan prinsip kearifan lokal budaya mereka. Tapi orang Indonesia terkenal baik dan ramah kok, termasuk orang NTT juga. Salut buat NTT yang punya pernak-pernik budaya yang unik seperti ini. NTT memang keren!