Ahmad Fauzan Ali

Guru TIK di SMP Negeri 3 Sampang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Memelihara Mimpi (Tantangan Ke 229)
https://bit.ly/30NJCcd

Memelihara Mimpi (Tantangan Ke 229)

Memelihara Mimpi

Seorang teman marah ketika saya membangunkannya dari tidur siangnya. “Gara-gara dibangunin, saya gagal dapat uang dua ratus ribu,” katanya. “Bagaimana bisa?” tanya saya. “Ya, hampir saja saya menerima dua lembar ratusan ribu jika saja kamu tak membangunkan saya,” tambahnya. “Sudahlah, bangun dari mimpimu itu. Kamu bisa mendapatkan jauh lebih banyak dari dua lembar jika tak sedang bermimpi,” segera saya menariknya keluar dari kamar untuk mengajaknya berjalan mencari pekerjaan.

Fase bermimpi itu pernah sama-sama kita lewati, ketika rasa malas kerap menggelayuti otak yang berpikir meraih sukses itu amat mudah. Mungkin kita terlalu banyak menonton televisi, melihat orang-orang muda seusia kita memakai setelan jas mengendari mobil mewah dan menghuni rumah seharga milyaran. Dengan kemapanan seperti itu, perempuan mana yang tak suka berkenalan atau bergaul dengannya. Tayangan televisi lainnya mengajarkan betapa mudahnya mendapatkan uang hanya dengan bermodalkan pengetahuan pas-pasan atau mencoba keberuntungan dan mengundi nasib mengikuti berbagai kuis dengan hadiah menjanjikan.

Beberapa film lainnya sempat membuat kita berkhayal ketika tengah berada di pinggir jalan menunggu bis, sebuah mobil mewah yang melintas di depan kita tiba-tiba berhenti karena pengendaranya tiba-tiba terserang penyakit jantung. Kita pun berhamburan menolongnya dan membawanya ke rumah sakit. Singkat cerita, jadilah kita dewa penolong yang mendapat imbalan, “Apa pun yang kita minta akan diberikan, karena kita telah menyelamatkan nyawa seseorang,” Ahay, indahnya hidup ini jika setiap episode selalu dihiasi keberuntungan seperti itu. Tetapi nyatanya tidak, hidup ini tetap keras dan perlu melalui banyak onak yang terkadang kaki ini tak sanggup menahannya. Nyatanya, meski sudah berjam-jam kita masih tetap dipinggir jalan itu dan tak satu pun mobil mewah melintas yang tersuruk lantaran pemiliknya terserang jantung sehingga kemudian kita menjadi dewa penyelamatnya. Tidak, itu hanya ada dalam film, komik, bahkan mimpi yang seringkali tak nyata.

Mimpi seringkali membuat orang untuk terus bermimpi, seperti seorang pandir yang selalu mendapat keberuntungan meskipun kebodohannya tak tertandingi, seperti Cinderella yang mendapat keberuntungan dari sepatu kaca pemberian peri cantik, seperti seorang pemulung yang tiba-tiba saja menemukan beberapa batang emas ditempat sampah, sehingga seluruh warga kampung berbondong-bondong ikut memulung ditempat yang sebelumnya teramat menjijikkan bagi mereka. Si pemulung akan berpikir bahwa menjadi pemulung adalah jalan hidupnya, dan ia terus bermimpi menemukan batang emas lainnya ditempat sampah yang berbeda. Dan seperti juga kita, yang masih saja terus ingin melanjutkan tidur berharap mimpi siang tadi berlanjut sehingga dua lembar ratusan ribu berpindah ke tangan kita. Tapi itu dalam mimpi! Nyatanya, mungkinkah ada orang yang bisa melanjutkan mimpinya? Bahkan adakah yang mampu mewujudkan mimpinya hanya dengan terus memejamkan matanya dan menyembunyikan wajah dibawah bantal?

Waktu terus bergulir, detik terus berlari. Sebagian orang masih terlelap berharap mimpi indah dalam tidurnya. Sebagian lainnya berpacu dengan cepatnya waktu untuk meraih sukses. Yang tidur akan bangun dengan tangan hampa, menyesal betapa banyak waktu terbuang untuk meraih mimpi yang tak pernah mampu diwujudkannya hanya dengan terus menerus terlelap. Sementara yang lain, sudah tersenyum karena lebih cepat meninggalkan tempat tidur mereka dan melangkah cepat meraih mimpinya dengan kerja keras.

Memelihara mimpi, bukanlah dengan melanjutkan mimpi dalam tidur. Melainkan dengan melipat selimut dan bergegas ke luar kamar melangkahkan kakinya menapaki setiap anak tangga kesuksesan. Bukankah matahari terlihat saat ia bersinar, bukankah kokok ayam jantan menunjukkan keberadaannya. Tukang becak akan mendapatkan uang setelah ratusan kali kakinya mengayuh, tukang koran bisa tersenyum setelah semua korannya habis, para pedagang akan menghitung laba setelah uang modalnya terpenuhi, dan para karyawan akan menerima gaji setelah sebulan penuh bekerja.

Layaknya seorang pemain sepak bola di lapangan. Jika tak bertarung merebut bola, berapa sering ia akan mendapatkan bola jika hanya berharap pemberian bola dari temannya? Dan hitung berapa peluang yang ia peroleh untuk menciptakan gol dari jerih payahnya yang sedikit itu? Akankah timnya menjadi pemenang? Jadi, peliharalah mimpi dengan bergegas beranjak dari mimpi dan khayalan. Karena rezeki lebih senang dihampiri, bukan menghampiri.

Saya, teman-teman dan kita yang pernah sama-sama bermimpi dulu, hingga kini masih terus memelihara mimpi kita. Tetapi kali ini tidak di tempat tidur. Percayalah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post