Bulan puasa merupakan penuh kemuliaan bagi ummat manusia. Allah swt menjadikan satu bulan dalam setahun sebagai bulan dengan berbagai kelebihan. Bulan diturunnya al-Qur’an, adanya satu malam lailatul qadar (Qs. Al-Qadr 1-3), bulan dilipatgandakannnya pahala amal kebaikan, bulan penuh keberkahan, bulan penuh pengampunan dosa, bulan dibuka pintu syurga dan ditutup pintu neraka (sebagaimana dalam sebuah hadist riwayat Muslim bahwasanya Rasulullah saw bersabda “jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu syurga, ditutup pintu pintu neraka dan syetan dibelenggu”, dan bulan Tarbiyah bagi ummat Islam untuk menjadi pribadi taqwa.

Dan pada bulan puasa juga banyak ummat Islam menjadikannnya sebagai momentum untuk bersilaturrahmi dengan sesama. Silaturrahmi pada bulan ini dipaketkan dalam kegiatan buka bersama. Nah tentunya ini adalah hal yang paling menarik kalau berbicara masalah makanan, apalagi disiang hari. Buka puasa bersama buka hal yang baru dalam kehidupan bermasyarakat, pengalaman penulis semasa di kampung waktu kecil dan sampai sekarang masih berlaku buka puasa bersama di Meunasah atau Masjid yang dilakukan oleh kaum Adam “tuha muda chip murik”. Anak-anak usia sekolah puasa gak puasa, bukanya tetap bersama di meunasah. Menunya adalah nasi bungkus yang sudah dicampur ikan dan sayur didalamnya. Nasi tersebut sumbernya dari sumbangan warga setiap sorenya secara bergilir. Mungkin di daerah lain buka bersama dengan menu berbeda tergantung kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya kanji atau takjil.

Ketika sudah menetap di Banda Aceh, pemandangan buka puasa bersama terlihat sedikit berbeda karena buka puasa bersama bukan hanya di meunasah tapi café atau warung penuh sesak dengan bergabung perempuan dan laki-laki secara bersama. Mungkin karena berada ditengah komunitas mahasiswa. Café-café tertentu harus pesan tempat jauh hari kalau ingin buka puasa bersama di tempat tersebut.

Ironisnya, yang terlihat diwarung atau café, orang buka puasa bersama berjubel jumlahnya tapi begitu giliran shalat magrib sangat sedikit yang terlihat. Sebagai seorang mukmin harus berpositif thingking mungkin lagi berhalangan bagi kaum perempuannya hingga tidak shalat tapi kaum Adam mungkinkah berhalangan juga, atau juga pengaruhnya tempat shalat yang kecil membuat sebagian kita menunda shalat magrib karena ada sebagian café yang tempat shalatnya terbatas sedangkan pengunjung waktu buka bersama membludak. wallahu ‘aklam.

Buka puasa bersama (bubar) sebuah kebersamaan untuk menjalin silaturrahmi dengan sesama merupakan anjuran dalam Islam. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda: sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturrahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Bukhari). Namun hendaklah diperhatikan untuk tidak melalaikan shalat magrib agar ibadah puasa menjadikan kita pribadi taqwa.

Solusinya, bila berencana melakukan buka puasa bersama di tempat umum (café atau warung) agar silaturrahmi terjaga dan ibadah juga lancar, hendaklah memilih café café atau warung yang menyediakan tempat shalat yang luas sehingga bisa shalat magrib secara berjama’ah atau pilih café yang dekat dengan Masjid hingga ketika selesai membatalkan puasa tidak perlu antri untuk shalat magrib.

Selamat menjalankan ibadah puasa semoga menjadi pribagi taqwa. Amin ya Rabbal ‘alamin