Sejak diluncurkan dua tahun lalu, penulis hampir tidak pernah mengulas tentang buku pertamanya yang berjudul Literasi Tiada Tepi ini. Terbitnya buku ini menjadi momentum penting bagi penulis dalam berkiprah di ruang lingkup literasi. Seolah-olah pilihan judul Literasi Tiada Tepi ini memang memberikan energi melekat pada makna yang terkandung.Buku ini, mengetengahkan perjalanan penulis bersama mahasiswa-mahasiswanya dalam melaksanakan kegiatan pada tahun 2012 yaitu Studi Banding. Kegiatan yang ternyata belum dapat dilaksanakan kembali setelah kurun waktu tujuh tahun kemudian. Kegiatan yang dipersiapkan hampir satu semester sebelumnya. Sungguh hanya karena literasi, cerita ini menjadi histori dan memoar sederhana untuk memahami arti perjuangan, motivasi, kerja sama atau mungkin lebih tepat disebut dedikasi. Saat para mahasiswa yang nama serta tulisannya terabadikan pada buku tersebut umumnya adalah remaja akhir dalam perjalanan mencari pengukuhan jati diri. Lima tahun berselang saat buku diluncurkan, sebagian mereka sudah berkeluarga, bahkan