Historia Kemarin Dulu
Bercerita tentang masa kecil, tak akan ada habisnya. Seandainya benar ada kapsul waktu, salah satu tujuanku pasti kembali ke masa kanak-kanakku. Saat dimana belum terfikirkan tentang suka duka hidup. Hanya ada suka dan bahagia. Bebas tanpa beban. Ringan seperti bulir dandelion yang terbang terbawa angin. Maka saat itulah sinapsis sel - sel syaraf otaku semakin banyak terhubung. Satu..dua...puluhan...ratusan...jutaan...milyaran. Terstimulasi oleh keadaan.
Waktu itu, orang desaku masih menggunakan kayu bakar untuk memasak. Menggunakan tungku yang yang terbuat dari tanah liat. Keren namanya. Maka untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar, kadang aku tretekan mencari kayu empring (ranting bambu), jati, mahoni dan jenis ranting kayu lainnya di hutan. Tentu bukan ranting atau batang yang masih hidup, tapi yang sudah patah dan kering. Sebenarnya, mencari kayu ini hanya alasan, biar aku diperbolahkan bermain. Atau alasan biar bapak ibuku nggak marahi saat pulang main kesorean. Iya, meskipun itu hanya akal bulus, tapi setidaknya ada yang hal baik yang aku lakukan, yaitu membantu orang tua. Iya kan?.
Waktu itu, jamannya kutu rambut merajai sesemesta kepala. Orang desaku menyebutnya tumo. Karena habitat tumo ini di kepala,maka tentu saja dia akan makan, eek, pipis, tidur, kawin di kepala, yang menimbulkan sensasi gatal di kulit kepala. Tumo dewasa akan kawin dan tumo betina akan bertelur. Telur - telur ini akan menempel indah bak aksesoris mutiara di helai - helai rambut. Namanyapun sangat indah, Lisa. Sekeren nama vokalis girlband korea jaman now. Ketika sudah waktunya, anak - anak tumo yang disebut kor dalam Bahasa Jawa ini akan tertetas dari telurnya. Inilah fase penderitaan bagi kepala inang, karena ketika kor menghisap darah dari permbuluh kapiler kepala, rasanya panas dan gatal!. Maka di desaku ada istilah pepetan, yaitu kegiatan mencari kutu rambut. Kutu yang tertangkap akan dimatikan dengan cara memitasnya dengan kuku jempol. Sedangkan untuk menghilangkan si lisa, digunakan sisir khusus yang sangat rapat. Namanya suri. Kalau populasinya sudah sangat banyak, biasanya digunakan jurus singat tapi ampuh yaitu PEDITOK. Sampo kimia yang mampu mematikan populasi kutu secara masal. Nah, adalah diantara sahabat milenial yang tidak mempunyai kutu waktu kecil?
Waktu itu, jamannya film Satria Baja Hitam dan Power rangers. Di desaku hanya sedikit sekali yang mempunyai TV. Bisa dihitung dengan jari. Aku bukan salah salah satunya. Maka, menjelang jam tayang, aku dan segerombolan teman akan bertandang kerumah si pemilik TV untuk nobar. Jangan dibayangkan, waktu itu TV tidak secanggih sekarang. Hitam putih 14 inch atau paling mentok 20 inch. Maka untuk dapat menyaksikan dengan baik, kami harus fokus 360 derajat, 100 persen. Dan momen ini biasanya adalah hal yang paling membanggakan buat ibuku. Saat hari tayang, minggu pagi aku jadi super rajin mengerjakan jatah pekerjaan rumahku, yaitu memasak air dan menanak nasi. Kedua hal itu adalah pekerjaan wajib. Sedangkan menyapu, mencuci piring dan baju itu sunah. Dengan cekatan, aku menyiapkan api tunggu, lalu mulai memasak air dan nasi sambil mengerjakan pekerjaan sunah lainnya. setelahnya, aku mandi lalu bersiap nonggo buat nonton film kesayangan.
Waktu itu, jamannya film Satria Baja Hitam, sambil numpang nobar aku mencari uang dengan jadi buruh oncek - oncek melinjo. Yaitu mengupas kulit biji pohon melinjo. Satu kilonya dihargai 100 rupiah. Meskipun tangan pedih, terkena getah dan tak jarang terkena pisau namun rasa sakitnya akan terbayarkan dengan beberapa rupiah yang didapatkan. Bangga punya uang sendiri.
Fabriketjil, 1 Mei 2020
Historia Kemarin Dulu
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar