Febri Susilowati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Pendidikan Guru Penggerak

Oleh: Febri Susilowati

CGP Angkatan 6 Kota Balikpapan

Kesimpulan, Keterkaitan Materi dan Refleksi Pemahaman.

Selama mempelajari modul 2 saya mendapatkan pengalaman belajar baru yang sangat luar biasa. Pada modul 2.1 saya lebih memahami pentingnya pembelajaran berdifferensiasi sebagai tuntunan yang masuk akal bagi peserta didik dengan keunikan potensinya. Selanjutnya di modul 2.2 saya belajar bagaimana membangun kecerdasan sosial emosional. Di modul 2.3 saya belajar bagaimana teknik coaching guna membangun komunikasi yang baik dengan orang lain. Selama proses memahami materi demi materi dalam LMS maupun sesi kolaborasi, saya merasakan antusiasme dan curiosity yang besar, meskipun saya sempat terlambat memulai belajar dibandingkan rekan lain. Hal yang paling berkesan bagi saya adalah saat kami, sesama rekan GCP, melakukan praktik coaching sebanyak 3 sesi (sebagai coach, coachee dan observer), yang merupakan tugas demonstrasi kontekstual modul 2.3. Meskipun speed saya cenderung lambat menunaikan tugas-tugas dalam membangun pemahaman saya terhadap materi, namun saya berkomitmen untuk menuntaskannya dan menyusun rencana implementasi melalui praktik bagi yang akan saya terapkan. Manajemen waktu dan pekerjaan menjadi catatan refleksi saya, dan perlu saya perbaiki kedepannya, agar seluruh materi dapat saya serap secara optimal. Ketika sekilas membaca materi, saya merasa garis besar materi pada modul 2 sederhananya sudah pernah saya lakukan dalam ranah profesi saya sebagai pendidik. Namun apa-apa yang saya pahami masih dangkal dan terdapat miskonsepsi, sehingga perlu dibenahi.

Ketika mendengar istilah differensiasi, awalnya saya mengira setiap individu siswa harus mendapatkan perlakuan/tuntunan. Pertanyaan yang muncul dibenak saya: ”Bagaimanakah caranya?, sedangkan dalam satu kelas terdapat puluhan siswa. Belum kelas-kelas yang lain”. Seiiring bertambahnya pemahaman saya setelah mengikuti sesi demi sesi belajar di LMS, ternyata pembelajaran berdiferensiasi tidak seperti apa yang saya pikirkan. Kebutuhan-kebutuhan peserta didik dipetakan berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid. Caranya adalah dengan mendiagnosanya melalui wawancara, observasi langsung, atau survey menggunakan angket sederhana. Tantangannya adalah apa bagaimana jika seorang pendidik mengajar di banyak kelas? Seperti di sekolah, saya mengajar di kelas-kelas lain dimana dalam satu kelas terdapat 28 peserta didik. Awalnya saya merasa kesulitan saat mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas-kelas yang berbeda. Inisiatif yang saya lakukan (karena saya juga masih dalam proses mencoba), adalah hanya menerapkan satu aspek dulu, misalnya minat belajar. Dalam pemetaannya, saya membuat polling singkat tentang minat peserta didik terkait materi. Dari situlah, arah pembelajaran saya kembangan berdasarkan hasil pemetaan. Dalam membangun pengetahuan, cara belajar saya cenderung berpola divergen, mulai dari yang sederhana – berkembang ke hal yang lebih komplek. Dengan mencoba bagian per bagian, harapannya, saya mampu kedepannya untuk mengeksplor keseluruhan konsep pembelajaran berdiferensiasi dan praktiknya.

Pembelajaran sosial emosional, merupakan materi yang sangat kontekstual dan relevan dalam keseharian, baik sebagai CGP maupun pendidik di sekolah. Dalam menjalankan perannya, seorang CGP/pendidik hendaknya mampu mencapai kesejahteraan psikologis (well being), sehingga mampu bersikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Pertanyaannya adalah hal yang menyangkut emosional sifatnya fluktuatif tergantung dari banyak faktor. Lalu bagaimana memelihara well being ini secara konsisten?. Lebih jauh saya belajar tentang kompetensi sosial emosional ini, jawaban atas pertanyaan saya mulai bisa saya jawab sendiri. Hal mendasar dalam membangun dan memelihara kecerdasan sosial emosional adalah dengan mengakarkan kesadaran penuh dalam diri dalam segala situasi. Yaitu kesadaran diri untuk memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Caranya adalah dengan membangun kompetensi sosial dan emosional, yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kompetensi ini, penting ditumbuhkan dan dibangun dalam diri peserta didik juga. Sehingga kelak mereka mampu menjadi generasi well being yang mengisi zamannya dengan sebaik-baiknya.

Istilah coaching, baru saya dapatkan dalam Pendidikan guru penggerak. Awalnya, menurut saya coaching ini mirip dengan konseling, sharing,dan sejenisnya. Hal seperti ini sudah sering saya lakukan, khususnya di institusi pendidikan sekolah saya. Dari berkembangnya pemahaman, saya menjadi tahu bahwa konsep coaching ini berbeda. Pada prinsip coaching, seorang coach berperan sebagai mitra yang mengarahkan coachee untuk melakukan penyelesaian atas permasalahan sendiri dengan memaksimalkan potensinya. Seorang coach musti mengubah paradigma berfikir coaching, yaitu: fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, dan mampu melihat peluang baru dan masa depan. Melalui alur TIRTA, yang diadaptasi dari akronim GROW Goal – Reality – Options – Will (seri semangat guru 2 – Ayo, guru Belajar), coaching menjadi proses komunikasi yang bermakna dan menjadi salah satu elemen penting dalam membangun hubungan komunitas praktisi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post