Guru jaman now dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mengelola pembelajaran. Guru harus mampu mengakomodir kebutuhan pesera didik yang tentu saja berkembang dan berubah dari masa ke masa. Kegiatan belajar mengajar, bukan lagi hanya transfer informasi dari guru ke siswa, namun berisi misi penting didalamnya yaitu membangun nilai dan inspirasi. Perkembangan teknologi, membawa sistem baru di dunia pendidikan yaitu sistem belajar terdigitalisasi. Kelas digital sudah banyak diadaptasi, meskipun belum semua sekolah mampu menjangkau program belajar digital ini, karena sarana dan prasarana yang belum terfasilitasi.

Baik kelas konvensional maupun kelas digital, semua pembelajaran akan tidak berarti jika guru tidak mampu mengelola kelas secara kreatif dan inovatif. Tantangan terbesar guru adalah bagaimana menjadikan pembelajaran sesuai dengan prinsip 3M (Mudah, Menyenangkan dan Menyentuh hati). Apakah siswa sudah merasakan pembelajaran yang mudah, menyenangkan dan menyentuh hati? Kenyataannya, banyak siswa yang stres karena tekanan berupa tugas – tugas yang tidak masuk akal. Mereka mengalami stres belajar antara lain disebabkan oleh tekanan akademik. Siswa tidak nyaman dengan guru yang mengajar dan materi yang sulit dipahaminya. Juga penggunaan metode yang tidak sesuai dan strategi yang monoton. Penyebab yang kedua adalah tekanan sosial, berupa tuntutan dari keluarga agar anak selalu berprestasi, selalu mendapatkan nilai yang perfect dan lebih unggul dari teman sekelasnya atau teman sebayanya.

Hal – hal tersebut, melatarbelakangi perubahan yang harus dibuat guru, yaitu melaksanakan proses pembelajaran yang mudah, menyenangkan dan menyentuh hati. Untuk mewujudkan pembelajaran 3M sebenarnya tidak terlalu sulit. Beberapa hal yang bisa dilakukan sebangai persiapan membangun pembelajaran 3M. Dalam rangka menghadirkan pembelajaran yang mudah, bisa diawali dengan membuat rencana pembelajaran dengan penyajian materi yang mudah dipahami, menggunakan pendekatan konstekstual yang memfasilitasi semua gaya belajar siswa, kemudian menggunakan penilaian yang mudah diolah, baik kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pembelajaran yang menyenangkan bisa diwujudkan dengan penggunaan media dan strategi yang beragam dan mengefektifkan waktu, menciptakan interaksi dengan siswa melalui pendekatan personal dengan penyebutan nama dan apresiasi yang dapat memotivasi dan menumbuhkan keantusiasan siswa, membangun suasana belajar yang ceria dan melibatkan keaktifan siswa. Guru bukan satu – satunya narasumber, oleh karena itu guru harus mampu menghadirkan beragam narasumber lainnya, termasuk siswa sebagai kolaboratornya. Terakhir, guru harus efisien dalam pemberian tugas.

Dalam menghadirkan pembelajaran yang menyentuh hati guru harus memaknai setiap apa yang disampaikan, memberikan nasehat dengan sepenuh hati, menyakinkan bahwa setiap siswa itu baik. Rasa empati guru, nada bicara yang santun dan komunikatif adalah teladan bagi siswa. Guru harus mampu mengevaluasi setiap permasalahan yang terjadi pada siswa, menghargai hasil dan proses belajar yang dialami siswa, menanamkan kebaikan dan nilai – nilai positif.

Tentunya, pembelajaran 3M, tidak serta merta terbangun. Semua perlu proses. Dari proses tersebut, pengalaman guru akan terbangun, skill akan terasah, sehingga pada akhirnya mampu mewujudkan pembelajaran yang mudah, menyenangkan dan menyentuh hati.

Semoga bermanfaat.

Febriketjil, 20 April 2020

Tak akan habis ilmu dikejar

#TantanganGurusiana