Pembelajaran Digital Ramah Anak (1)
Menurut data dari Kualita Pendidikan Indonesa (KPI) dalam Kelas Digital (April, 2020), pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 2018 ke 2019, tercata sebesar 1% , sedangkan pertumbuhan internet tercatat 13%, media sosial 15%, dan mobile media social sebesar 8.3%. Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan internet dan media sosial 13 kali lebih besar dibandingkan pertumbuhan penduduk. Tahun 2013-2018 Indonesia Negara ke-6 pengguna internet tertinggi di dunia setelah China, US, India, Brazil dan Jepang. Menurut data dari Indonesia Millenial Report 2019 IDN Research Institute, sebanyak 94,4,% milenial Indonesia terkoneksi dengan internet*, 79% generasi milenial membuka smartphone 1 menit setelah bangun tidur. Sebanyak 30 juta anak Indonesia adalah pengguna internet.**
Perkembangan teknologi perangkat digital dewasa ini, bertujuan untuk menjawab kebutuhan kaum millennial yang ingin serba mudah dan cepat. Keunggulan dari perangkat digital adalah inilah yang membuat trend penggunaannya terus meningkat. Kemudahan yang ditawarkannya, tentu membuat sebagian besar orang tidak bisa lepas dari penggunaaan perangkat digital, yang mampu masuk di semua aspek kebutuhan. Asal punya perangkat digital dan data internet, semua bisa terjangkau hanya dengan duduk manis, selonjoran, bebaringan di rumah. Malas masak tinggal pesan online, mau beli sesuatu tinggal tulis di kolom search flatform jual beli online, pilih – pilih, lalu transfer online dengan mobile banking. Mau jual sesuatu nggak perlu lagi nawarin keliling, tinggal posting, tunggu pembeli menghubungi. Hampir semua transaksi kebutuhan antar personal bisa diselesaiakan dengan online, seperti komunikasi, mengirim file dokumen dan sharing lainnya. Informasipun sangat mudah didapat hanya dengan mengetik keywords di situs pencarian. Namun, diantara kemudahan – kemudahan diatas, hal yang paling menggiurkan dari teknologi digital adalah hiburan. Segala macam hiburan bisa didapatkan hanya dengan tapping di keyboard.
Semua hal tidak ada yang sempurna. Setiap ada sisi positif selalu ada sisi negatifnya. Dampak dari penggunaaan perangkat digital, terutama bagi anak usia sekolah antara lain : penggunaan yang terlalu lama (wasting time), menurunnya kesehatan mata, menurunnya prestasi belajar, terbentuknya pribadi yang anti sosial (tidak peduli, malas bersosialisasi) sehingga sulit bergaul, dan yang tingkatannya lebih membahayakan adalah konten negatif dan cyber bullying.
Hal tersebut mendasari perlunya pembelajaran digital ramah anak, yaitu pengololaan penggunaan perangkat digital pada anak, seperti pengatutan screentime berdasarkan usia, filter konten positif sesuai usia dan parental control yang memungkinkan orangtua memantau aktivitas anak di dunia maya melalui perangkat digital yang digunakannya.
Detail pembahasan, berlanjut di bagian 2, besok…
Sumber:
*Pemaparan M.G Adiyanti pada IPPI, Membangun Karakter Anak Melalui Sekolah: Tantangan di Era Digital, dalam Kelas Digital KPI
**Pemaparan Cicilia Evi Ph.D Student at QUT pada Pertemuan Rutin IPK: Parental Mobile Device Use and Its Effect on Family Life, dalam Kelas Digital KPI
Febriketjil, 16 April 2020
Mengejar waktu
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar