Pembelajaran Digital Ramah Anak (2)
Bagaimanakah pembelajaran digital ramah anak itu? Seperti yang sudah dikemukan sebelumnya, penggunaan perangkat digital, khususnya pada anak, harus memenuhi rambu – rambu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran Digital Ramah Anak. Tujuannya adalah menyiapkan anak menghadapi revolusi industri 4.0, sesuai dengan usia dan kebutuhan anak yaitu dengan memaksimalkan potensi anak, tetapi dibarengi dengan meminimalisir dampak negatif dari perangkat digital. Sebagai orang tua, tentu saja fenomena penggunaan perangkat digital ini menjadi dilema. Jika tidak mengenalkan perangkat digital pada anak, maka anak akan ketinggalan/gagap teknologi (gaptek). Apalagi di generasi mereka, sudah menjadi hal yang biasa, jika perangkat digital menjadi “mainan” sehari-hari, bahkan sebagian mereka sudah mahir dalam penggunaannya. Di sisi lain, jika orangtua mengenalkan perangkat digital pada anak, dan setelahnya lepas kontrol, anak bisa kecanduan dan terkena dampak negatif dari perangkat digital itu sendiri.
Solusi yang akhirnya menjadi pilihan banyak orangtua adalah dengan membatasi screen time, sehingga anak-anak tetap memiliki waktu lebih banyak untuk beraktivitas bersama teman dan keluarga, tanpa ketinggalan teknologi. Hal ini juga juga sejalan dengan parenting keluarga pemilik Microsoft Corporation, Bill Gates, dimana mereka melarang anak-anak mereka memiliki ponsel pribadi sebelum berusia 14 tahun, juga membatasi waktu penggunaan perangkat digital setiap harinya.
Dalam tulisannya, Rosary Soebadi, 2014 menyebutkan, screen time tidak lebih dari 2 jam setiap hari untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Sumber lain menyatakan bahwa screen time tidak lebih dari 2 jam untuk anak dibawah 15 tahun. Semakin lama anak menghabiskan waktu di depan layar/dunia maya, semakin besar pula peluang mereka untuk terpapar materi yang tidak edukatif sesuai perkembangan usia mereka. Lebih buruk lagi, mereka dapat mengalami kecanduan/adiksi terhadap internet, sehingga perkembangan sosial-emosional dan sensorik-motorik mereka tidak optimal. Penggunaan media pada anak kurang dari 2 tahun, juga tidak diperbolekan, karena anak sedang mengalami perkembangan di bidang kognitif, bahasa, sensorik-motorik, dan kemampuan sosial emosional yang pesat.
Upaya pembelajaran yang kedua adalah, membatasi akses aplikasi sesuai rentang usia, yaitu hanya mengizinkan anak menggunakan aplikasi yang edukatif dan menunjang perkembangan anak. Contoh program yang direkomendasikan KPI, dalam pelatihan kelas digitalnya, bahwa untuk anak usia SD bisa mengakses aplikasi Duolingo, yaitu aplikasi untuk belajar bahasa anak. Kindle, merupakan aplikasi buku elektronik yang dapat dijadikan refensi bacaan anak. Kids Coloring Fun adalah aplikasi yang membantu stimulasi anak untuk mengenal warna dan mewarnai secara digital. Kemudian versi desktop, orangtua boleh mengenalkan website Super Simple Online. Saluran yang beralamat di supersimpleonline.com ini menyajikan lagu-lagu anak sederhana. Anak dapat belajar bernyanyi, mengenal huruf, dan menggambar dari saluran ini. Selain itu ada pula Bobo.id yang beralamat di www.bobo.id merupakan versi online dari majalah anak-anak Bobo. Berisikan berbagai informasi ramah anak yang menarik dan penuh pengetahuan baru.
Upaya yang terakhir adalah mengontrol aktivitas digital anak dengan parental control. Banyak sekali aplikasi parental control yang bisa diunduh, baik yang versi gratis atau berbayar. Aplikasi IOS berbayar antara lain ada : Net Nanny, Norton Family Premier, Kasperski Safe Kids dan Qustodio. Sedangkan aplikasi parental control yang gratis dan menjadi andalan dan favorit sejuta umat adalah Google Family Link. Parental control juga bisa disetting versi dekstopnya.
Aplikasi Family Link dapat diunduh gratis di App Store maupun Google Store. Orangtua dapat menginstal “Family Link for Parent” di perangkat digital mereka dan menginstal “Family Link for Children and teens” di perangkat yang digunakan anak. Family Link melibatkan pengaturan akun Google orangtua dan anak yang dapat dipantau dan dikontrol oleh orang tua. Family Link memungkinkan orangtua untuk menetapkan batas harian dan juga waktu tidur, dimana Orangtua juga dapat mengunci gadget anak dengan fitur “Lock Now”. Gadget akan langsung terkunci, sehingga anak mau tidak mau berhenti dari aktivitasnya bermain perangkat digital.
Demikianlah sedikit ulasan pembelajaran digital ramah anak. Semoga bermanfaat, sebagai salah satu ikhtiar orangtua mendidik anak-anak generasi Z dan Alpha sekarang ini.
Febriketjil, 17 April 2020
Berkarya #dirumahaja
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bu