Guru merasa sukses apabila terdengar kabar bahwa siswanya telah sukses mengejar cita-citanya masing-masing. Si A, jadi guru. Si B jadi polisi. Si C jadi dokter. Dan Si D jadi pegawai. Guru tersebut akan membuka lembaran peristiwa saat mereka bersama. Si A dan si B, dulunya begini. Si C dan D, dulunya begitu.

Guru merasa senang keluar dari kelas apabila siswa memahami pembelajaran. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa aktif dan kreatif . Hal ini terlihat dari hasil refleksi yang memuaskan . Siswa meraih nilai berada di atas nilai KKM. Dan hasil keterampilan yang beragam dan sesuai dengan yanag diharapkan.

Guru merasa khawatir akan siswanya apabila siswa tersebut tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, sehinnggga materi pembelajaran tidak dikuasai oleh siswanya. Kemudian mereka melaksanakan ujian. Guru khawatir, apakah siswanya dapat mengikuti atau menjawab soal ujian itu dengan baik atau tidak. Contohnya saat ujian nasional, guru lebih khawatir dari siswanya mengahadapi ujian tersebut. Hal ini terjadi karena guru tersebut menginginkan siswanya memperoleh nilai yang tinggi.

Guru merasa kecewa apabila melihat siswanya berprilaku tidak sopan dan santun. Ia kecewa apabila melihat siswa berprilaku tidak sopan dalam bersikap. Selain itu, kekecewaan itu muncul apabila siswanya berbicara dengan orang yang lebih tua darinya seperti berbicara sama besar.

Guru akan merasa gagal melihat kenakalan siswanya, apalagi siswa itu sampai putus sekolah karena kenakalannya. Guru sudah berusaha memperbaiki karakter siswa agar ia berprilaku sesuai dengan harapan orang tua ataupun gurunya. Guru memberikan pembinaan dengan berbagai metode dan mengikuti jenjang pembinaan, tetapi siswa ini tidak juga memperbaiki dirinya.

(tantangan gurusiana 4)