Bincang Santai Tentang Cerpen

Oleh: Febry Suprapto

Salah seorang teman FB saya sangat produktif menulis cerpen dengan kualitas yang bagus. Saya sangat menikmati cerpen-cerpennya. Ceritanya selalu menarik dengan akhir yang tak terduga. Di FB, dia menulis namanya Ayah Iffat Aqilla. Entah sejak tahun berapa kami berteman. Saya lupa.

Beberapa waktu lalu, saya bertanya padanya beberapa hal tentang penulisan cerpen. Banyak ilmu yang saya peroleh darinya. Berikut dialog sederhana saya dengannya.

"Bagaimana proses kreatif Bapak dalam menulis cerpen?"

"Kalau proses sih Alhamdulillah berjalan apa adanya."

"Dari mana Bapak mendapatkan ide untuk menulis cerpen-cerpen Bapak?"

"Peka terhadap apa pun. Dari bacaan. Dari obrolan teman. Semua bisa jadi ide dasar."

"Sejak kapan Bapak menulis cerpen?"

"kapan ya? he he he.

Kalau yang mulai terdokumentasi sejak 2015"

"Apa sejak SD Bapak sudah membaca cerpen?"

"Kalau membaca, sejak SD sudah menjadi hobi saya. Bahkan dulu, saya tidak bisa makan kalau tidak ada buku di hadapan saya. Jadi sambil makan sambil baca.

Ketika SD saya banyak membaca cerita petualangan seperti Lima sekawannya Enyd blyton dan petualangan Tom Sawyernya Mark Twain. Sampai sekarang saya lebih suka membaca buku bergenre religi dan fiksi fantasi."

"Menurut Bapak, buku apa saja yang perlu dibaca agar kemampuan menulis cerpen kita meningkat?"

"Sepertinya umum sih. Kalau ingin cerita renyah, bisa membaca novel-novel Tere Liye dan Andrea Hirata. mereka layak untuk dijadikan rujukan.

Akan tetapi, kalau cerpennya ingin bernuansa islami, Habiburrahman El Shirazy sangat layak dijadikan referensi."

"Menurut Bapak, bagaimana caranya agar kita bisa menulis cerpen dg baik?"

"Pertama, tentu saja kita harus banyak membaca. Karena dengan banyak membaca kosakata kita akan menjadi lebih banyak.

Kedua, menulis, menulis dan terus menulis.

Ketiga siapkan ending yang tidak terduga."

_______________________

Demikian dialog singkat saya dengan Ayah Iffat Aqilla. Semoga bermanfaat. Salam literasi!

Bondowoso, 05042020