"Ucapkan Man Jadda Wajada!", teriak saya dengan lantang,

"Man Jadda Wajada!", serempak murid-murid saya mengikuti dengan jauh lebih keras.

"Siapa yang sungguh-sungguh akan sukses"!, teriak saya lebih semangat.

"Siapa yang sungguh-sungguh akan sukses!", suara mereka semakin bersemangat.

Itulah salah satu episode di kelas yang saya ajar. Biasa kami lakukan setelah bel berbunyi dan doa penutup pelajaran dibaca, sebelum salam perpisahan.

Seingat saya, kebiasaan ini sudah saya lakukan sejak tahun 2007. Tepatnya ketika saya mengajar mata pelajaran Bahasa Asing -bahasa Arab- di salah satu SMA Negeri di Bondowoso.

Man Jadda Wajada adalah salah satu dari sekian ratus mahfudzat atau kata mutiara dalam bahasa Arab. Biasanya diartikan secara harfiah: 'Siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya'. Namun, saya lebih senang mengartikannya dengan: 'Siapa yang sungguh-sungguh akan sukses'.

Kalimat 'akan mendapatkannya' saya ganti dengan 'akan sukses'. Hal ini karena -menurut saya- lebih enak didengar dan mudah dipahami.

Sebagai prolog, saya sampaikan kepada para murid saya, bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Bahkan kejahatan pun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, juga akan sukses. Namun, karena kita adalah orang beriman dan beragama, maka haruslah bersungguh-sungguh dalam hal kebaikan.

Kata mutiara tersebut saya ajarkan -meski tidak ada pelajaran khusus mahfudzat di kelas kami- dan saya jadikan sebagai 'ritual' di ujung pertemuan, karena dua alasan. Pertama, sangat mudah dihafal. Kedua, Nilai yang dikandung sangat cocok dengan kondisi siswa yang membutuhkan kesungguhan tekad dalam belajar dan menuntut ilmu.

Harapan saya sederhana. Mungkin sebagian besar atau seluruh materi pelajaran Bahasa Arab dasar yang saya ajarkan akan terlupakan oleh mereka. Namun satu yang tidak boleh terlupa: Man Jadda Wajada (Siapa yang sungguh-sungguh akan sukses).

#Bondowoso, 30042017