febry suprapto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kover Buku

Kover Buku

Kover Buku

Oleh: Febry Suprapto

Salah satu hal yang pertama kali menarik orang untuk membeli sebuah buku adalah kover buku. Jadi, semakin menarik sebuah kover, maka kemungkinan buku itu terbeli semakin besar. Sebab, banyak orang yang membeli buku setelah melihat kover buku saja.

Di dalam buku _200+ Solusi Editing Naskah dan Penerbitan_ dijelaskan bahwa Kover buku atau yang juga diistilahkan dengan kulit/sampul buku adalah bagian terluar sebagai pelindung isi buku. Kover buku dicetak pada kertas yang lebih tebal daripada isi buku dari jenis kertas yang berbeda.

Sedangkan jenisnya --menurut Eko Prasetyo dalam buku _Menulis Buku Populer untuk Personal Branding_-- ada yang tebal (hard cover) dan standar/biasa (soft cover).

Kover depan, biasanya berisi nama penulis, judul buku (utama/induk judul dan subjudul/anak judul), serta logo dan nama penerbit.

Untuk buku yang akan dijadikan bahan kenaikan pangkat bagi ASN, saya menyarankan untuk menggunakan nama asli bukan nama pena. Mengapa? Karena pernah terjadi, buku yang menggunakan nama pena tidak diakui oleh tim penilai angka kredit.

Kover belakang umumnya berisi judul buku, sinopsis (ringkasan isi buku), biodata singkat penulis/pengarang, ISBN, serta logo dan alamat penerbit.

Untuk menarik perhatian, kadang sampul buku dihiasi gambar tertentu, baik berupa gambar, sketsa, maupun foto. Penulis dapat memberikan masukan kepada tim kover tentang gambar yang akan dimunculkan di sampul depan. Penulis juga bisa mengirimkan sketsa yang dia inginkan. Yang kemudian sketsa tersebut akan dipercantik kembali oleh tim kover. Sehingga tampilannya menjadi lebih bagus.

Bagaimana dengan foto diri, boleh atau tidak? Sangat boleh. Penulis boleh meletakkan foto dirinya atau keluarganya untuk dijadikan kover buku. Tentu jika foto-foto tersebut relevan dengan isi buku.

Adapun khusus untuk foto diri para ibu, saya menyarankan agar tampilan fotonya tidak terlalu jauh dengan wajah aslinya. Mengapa? Ya, agar pembaca tidak kaget dan kecewa ketika bertemu dengan penulisnya. Demikian.

Bondowoso, 03042020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Endingnya itu lho, Kyai...

04 Apr
Balas

He he he. Bgm kabarnya ustadz?

04 Apr

Aslinya sudah cantik kok Mas...

04 Apr
Balas

Betuuul

04 Apr

lebih bagus lagi kalau untuk buku fiksi, tanpa gelar...salut Mas

04 Apr
Balas

Kalau faksi gelarnya setengah aja ya mbak Ike xi xi

04 Apr

Super sekali ilmunya mas..mksih

03 Apr
Balas

Sama2

04 Apr

Terima kasih ilmunya Mas. Baarakallah.

04 Apr
Balas

Ha...ha... karena banyak kamera yang jahat ya mas..salam.

03 Apr
Balas

Ha ha ha. Jahaaaaat

04 Apr

Pandangan pertama begitu mengoda, demikian juga dengan cover, mari membumi untuk sesuatu yang sudah nyata adanya

03 Apr
Balas

Mari.

03 Apr

MasyaAllah, terima kasih mas ustadz. Ilmu yang bermanfaat

03 Apr
Balas

Sami2

04 Apr

Endingnya nyindir bangetsssWkwkkwkkwk...

04 Apr
Balas

Wkwkwkw

04 Apr

Bermanfaat sekali mas.. Terimakasih

04 Apr
Balas

Whua ha ha ha .....cuma pengen ketawa mas Febry

04 Apr
Balas

Mantap Pak. Saya pun tersenyum di akhir.

04 Apr
Balas

Syukurlah..hehehe

04 Apr

Terima kasih ilmunya mas...

04 Apr
Balas

Sama2

04 Apr



search

New Post