Motivasi Menulis (2)

Motivasi menulis macam-macam bentuknya. Ada yang ingin mendapat "poin" (angka kredit) untuk kenaikan pangkat. Ada juga yang ingin memperoleh "koin" (uang). Sebagian lagi ingin populer, menjadi juara guru berprestasi, berbagi inspirasi, menebar pengetahuan, dan sebagainya.

Sepengetahuan saya, motivasi menulis mayoritas bapak ibu guru adalah mencari "poin" untuk kenaikan pangkat. Saya pernah mengisi sebuah pelatihan, yang seluruh pesertanya adalah guru yang berharap bisa naik pangkat dengan buku yang dia tulis. Bagi saya, hal tersebut boleh-boleh saja. Asalkan naskah buku mereka tidak plagiasi.

Terkait dengan "poin", sertifikat pelatihan MediaGuru bernilai angka kredit 1. Bandingkan dengan seminar yang nilainya 0,1. Sehingga, banyak juga peserta yang ikut pelatihan dengan tujuan mendapat sertifikat saja. Baginya, poin 1 sudah cukup, tanpa harus bersusah payah menulis buku.

Adapun buku yang ditulis oleh bapak ibu guru, nilainya variatif. Dari 1,5 hingga 4. Tergantung jenis buku yang ditulis. Wajar jika mereka termotivasi ikut pelatihan dan menulis buku, karena "poin" yang didapat lumayan jumlahnya.

Sebagai contoh, di salah satu kota, para penilai PAK guru sepakat untuk memberi nilai (poin) bagi buku karya guru --jenis apa pun. Tentu saja nilai yang diberikan melihat jenis buku yang ditulis. Jerih payah guru dalam menulis buku dihargai. Sehingga tidak ada kata sia-sia bagi guru yang menulis buku dengan tujuan mencari poin kenaikan pangkat. (Bersambung)