Niat Belajar

Beberapa hari lalu saya membeli sebuah buku tata bahasa Arab. Judulnya, _Imrity Perkata, Syarah dan Terjemah Perkata Nadhom Imrity_.

Ada hal menarik yang saya temukan di awal buku ini. Setelah lembar kata pengantar, ada lembar khusus yang berisi tentang "Tawasul Sebelum Belajar", "Doa Sebelum Belajar" yang ditutup dengan niat belajar.

Salah satu bagian dari "Tawasul Sebelum Belajar" adalah mendoakan penulis asli buku itu, Syekh Syarafuddin Yahya Al-'Imrithy. Menurut saya, ini adab yang sangat baik.

Hal menarik lainnya adalah di penutup bagian "Doa Sebelum Belajar", yaitu niat belajar. Mengapa menarik? Karena sejak awal, penyusun buku terjemah ini telah mengingatkan dan meluruskan niat seseorang dalam menuntut ilmu. Niat belajar yang tertulis di buku itu, _Nawaitu at-Ta'allum Li i'laai Kalimatillah_ (Saya niat belajar untuk meninggikan kalimat-kalimat Allah).

Sebagaimana diketahui, niat sangat menentukan apakah perbuatan (amal saleh) diterima atau tidak oleh Allah. Perbuatan yang baik dengan niat yang salah, maka akan sia-sia. Jadi, niat belajar bukanlah hal yang sepele meski sering disepelekan.

Imam Az-Zarnuji dalam kitab fenomenalnya, _Ta'limul Muta'allim_ telah menjelaskan niat belajar bagi seorang penuntut ilmu. Menurutnya, _"Semestinya seorang pelajar berniat menuntut ilmu karena mencari rida Allah dan kehidupan akhirat, serta menghapus kebodohan dari dirinya dan dari segenap orang-orang bodoh, menghidupkan agama, dan melanggengkan Islam. Sebab, kelanggengan Islam adalah dengan ilmu."_

Sebagai seorang guru, mengarahkan murid agar berniat yang benar dalam belajar adalah hal yang sangat penting. Bagaimana menurut Anda?

Bondowoso, 04032021