Awal tahu, biasa saja. Lama-lama terpesona juga. Akhirnya ikut pelatihannya. Inilah gambaran diri saya dengan kelas menulis MediaGuru.

Apa yang membuat saya terpesona dengan pelatihan menulis MediaGuru? Jujur, yang paling membuat saya terpesona adalah output dari pelatihan-pelatihannya.

Betapa banyak teman-teman guru yang menjadi produktif menulis setelah mengikuti kelas pelatihan MediaGuru. Seperti menulis opini di koran atau menulis buku. Baik buku antologi, maupun solo.

Hal tersebut membuat saya penasaran. Seperti apakah pelatihannya? Apa materi yang diajarkan di sana?

Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, saya pun mendaftarkan diri mengikuti pelatihannya. Kali ini bernama Pelatihan menulis Sagusabu (Satu Guru Satu Buku). Diadakan oleh IGI (Ikatan Guru Indonesia) Batu bekerjasama dengan MediaGuru, 27-28 Januari 2017 di Rumah Makan Sukaku Alami Batu.

Ternyata, peserta pelatihan sangat banyak. Ada 75 guru yang hadir. Mereka berasal dari berbagai daerah: Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan, Lamongan, Tuban, Jombang, Kediri, Pacitan, Blitar, Kota Malang, Kabupaten malang dan Kota Batu. Bahkan ada peserta dari semarang jawa tengah.

Jumat pukul 14.00, sesi pertama dimulai. Pematerinya adalah bapak Muhammad Ihsan, Pemimpin umum MediaGuru. Beliau menyampaikan materi motivasi pembuka.

Dengan presentasi power point yang menarik dan diselingi beberapa film motivasi, pak ihsan meyakinkan peserta bahwa menulis itu mudah. Beliau juga menyampaikan alasan-alasan mengapa kita harus menulis. Materi ini menyadarkan serta menggugah semangat menulis para peserta.

Di sesi kedua, mas Eko prasetyo, pemred MediaGuru dan penulis 50 buku, tampil sebagai pemateri. Seluk beluk dunia penerbitan beliau jelaskan dengan gamblang. Banyak informasi menarik tentang penerbitan yang disampaikan oleh pemateri yang pernah bekerja di penerbit mayor ini. Banyak pencerahan tentang penerbitan buku yang peserta peroleh dari materi tersebut.

Sebelum sesi kedua berakhir, mas Eko memberikan tugas kepada peserta. Setiap peserta diminta untuk menulis judul dan out line buku yang akan mereka tulis. Mereka juga boleh membuat naskah sederhana. Yang penting, peserta harus berani menulis. Tugas ini akan dibahas bersama di pertemuan hari kedua.

Di hari kedua, mas eko menjadi pemateri pertama. Materi yang menurut saya sangat luar biasa. Mantan editor koran Jawa Pos ini membedah tulisan dan naskah yang dikumpulkan peserta.

Tulisan peserta ditampilkan di layar. Satu persatu naskah peserta beliau koreksi, termasuk naskah saya. Beliau tunjukkan dimana letak salahnya, lalu bagaimana bentuk benarnya. Sangat teknis memang, tapi sangat bermanfaat. Peserta menjadi tahu apa saja "dosa-dosa" dalam penulisan. Sesi ini berakhir bersamaan dengan datangnya waktu dzuhur.

Materi terakhir yang disampaikan team MediaGuru adalah motivasi penutup. Pak Ihsan kembali menjadi pemateri sesi tersebut.

Ketua Dewan Pembina IGI Pusat ini memang seorang motivator. Public Speakingnya sangat memukau. Kata-katanya menggugah dan menyentuh hati. Selain tentunya, sangat membakar semangat menulis para peserta.

CEO Gurusiana ini menjelaskan bahwa para guru sangat bisa menulis. Syaratnya, harus yakin dan mau terus berlatih menulis serta berkomitmen menjadi penulis. Paparan beliau ini, membuat para guru semakin semangat untuk menulis buku. Juga semakin yakin akan dapat memenuhi resolusi menulis guru 2017 : Launching Satu guru satu buku di bulan Mei 2017 !!

setelah mengikuti kelas menulis MediaGuru, terjawab sudah rasa penasaran saya. Wajar jika kelas menulis ini menghasilkan guru-guru yang produktif menulis.

Inputnya pelatihannya adalah para guru dengan semangat belajar yang tinggi. Kemudian diproses dalam pelatihan yang dibina oleh pemateri-pemateri hebat dan kompeten. Dilanjutkan pendampingan secara on line via group FB atau WA.

Para guru juga diberikan ruang untuk latihan menulis dan mempublikasikan hasil tulisannya di Web gurusiana. Web yang dikelola oleh MediaGuru.

Harus diakui, saat ini MediaGuru adalah salah satu pelopor peningkatan kualitas literasi para guru. MediaGuru adalah fenomena. Saya bangga menjadi bagian darinya.

Salam literasi!

#kota tape dan republik kopi, 06022017