ASA ANAK RIMBA Teruntuk anak-anakku di Sanggar Kubu
Mendaki bukit-bukit sakit
Menyusuri lembah ngarai yang tak pernah lerai
dari lumput bertabur hama
dan air keruh yang kadang membuat rapuh
Di bawah langit abu-abu
yang kadang berubah jadi kelam
lalu gemuruh menderu
jadi gemericik menghunjam badan
meremas helai baju yang mulai kuyup
dan sesekali langit membuat ngilu
Di tengah belantara yang mulai hilang pesona
karena isinya terkuras habis tak bersisa
oleh para penguasa atau para durjana
tak terlihat lagi harimau Sumatera
apalagi anak rusa dan bunga anggrek rimba
Mereka.
Bocah-bocah ilalang tetap melangkah tak tergoyah
menuju satu arah
Sekolah Rimba
yang tak beratap tiada berpintu
menancap harap pada Sang Guru
yang menebar kasih tak pilih kasih
menyemai ilmu penyubur rindu
Mereka
Anak-anak rimba belajar dengan mata berbinar
berhitung dengan buah para
membaca dengan tanda-tanda di alam terbuka
tak ada denting lonceng
tak ada riuh gadget
tak ada berisik musik
tak banyak suara
tapi ada banyak cinta
untuk serumpun asa.
(Muara Bungo, Awal Mei 2020)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih tiada habis ...
Keren puisinya, menyentuh rasa sukses say
Keren