PEZIARAH MALAM
Bulan separuh menyeringai di balik kamboja
Malam kecut menancap di ujung ilalang
dan barisan kunang-kunang mengintip di sela-sela nisan
dengan gigil kecemasan
tak ada keinginan mengucap selamat jalan
pada Si Pulan yang namanya hilang
Angin tiba-tiba berhenti di persimpangan
tengadah pada langit kelam
ada tanya pada kelopak matanya
adakah seonggok raga bertulis angka ini pecundang?
sebab tak terlihat peziarah
tak terlihat wajah-wajah luka
atau derai air mata
Langit seperti membaca isyarat angin
kelampun bertambah legam
lalu rinai berderai jadi bulir penanda duka
aroma pandan dan wangi kenanga mengangkasa
mengantar ruh menuju RobNya
Peziarah malampun datang menembus gerimis
berbaris dengan pijar cahaya jingga
dengan jubah putih dan doa-doa
menulis satu kata di batu pusara
SUHADA.
Puisi ini ku dedikasikan untuk seluuh dokter dan perawat di seluruh Indonesia, yang wafat karena Corona. Wabil khusus untuk keluarga besar alm. Nuria Kurniasih di Semarang, yg jenazahnya di tolak wargaðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜).
Bungo, 10 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hisnuk khotimah.. Aamiin
Trimksh ibu cantik
Husnul khotimah... Aamiin
Trimks Bu Tatik
Aamiin
Puisinya menyentuh
Smg para Suhada mendapat Surga