Agustina Fenny Ikasari S.Pd

Perkenalkan saya Agustina Fenny Ikasari Guru kelas 4 Sekolah Dasar Salam kenal...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pertemuan Rutin WalMur

Pertemuan Rutin WalMur

Maraknya kejahatan dan kebencian di sekitar kita tentu membuat kita merasa kuatir, terlebih kita sebagai guru. Bertindak keras nanti disalahkan, mendisiplinkan anak dilaporkan. Namun hal ini tidak menyurutkan niat saya untuk mendidik. Sebelum ajaran baru dimulai saya mengajak siswa siswi untuk membuat kesepakatan bersama baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. Tentu kesepakatan ini juga ada sangsi tertulis yang di tentukan oleh siswa sendiri apabila mereka melanggar kesepatan tadi. Kesepakatan ini memuat disiplin diri, tanggungjawab, perduli, dll.

Bagaimana dengan wali murid? Tentu ada yang pro dan kontra. Saya berusaha mencari informasi no hp orang tua setiap siswa. Apa yang saya lakukan dengan no itu ?. Bukan saya telp satu persatu,melainkan saya memanfaatkan media sosial untuk ikut memantau perkembangan anak didik di kelas. Ya.. Saya membentuk grop wa wali murid. Saya memperkenalkan diri sebagai wali kelas putra putri mereka serta alasan saya membentuk group. Mereka setuju. Namun saya membuat kesepakatan di group tentang aturan dalam ber wa ria, sama seperti dengan siswa di kelas. Saya menjelaskan kalau kita ingin anak kita bertutur kata yang baik,maka kita sebagai orang tua juga bertutur kata yang baik pula walau hanya di grop. Wali murid sangat antusias dengan adanya group ini. Selain menambah silaturahmi, mereka saya bebaskan untuk promosi usaha mereka asalkan positif. Mungkin tidak puas hanya di group, perwakilan dari wali murid berencana mengadakan pertemuan. Saya juga di undang. Dalam pertemuan, selain menambah silaturrahmi, mereka bisa mengenal orang tua dari teman anak mereka. Salahsatu dari wali murid saya meminta maaf kepada saya, kalau pertemuan ini bukan untuk apa apa melainkan untuk tanya jawab seputar pendidikan anak,karena kalau di sekolah, mereka sungkan. Saya sangat senang mendengarnya. Saya dengarkan satu persatu keluh kesah tentang anak mereka dan kita akhirnya membuat kesepakatan bersama untuk mengatasi kenakalan anak mereka. Ada yang meminta bersihkan halaman saja bu bila anak saya membuang sampah sembarangan. Ada juga anak saya suruh mengajari anak lain yang diejek karena tidak dapat membaca. Kalau anak saya nakal, suruh temannya menjauhi saja bu biar tahu kalau nakal tidak punya teman. Banyak sekali.. Saya tampung pernyataan mereka sambil tersenyum. Saya juga menjelaskan kepada mereka kalau saya ada yang kurang berkenan tegurlah.. Setiap manusia pasti pernah lalai.

Saat ini, pertemuan masih rutin diadakan. Walaupun putra putri sudah naik kelas, bukan murid saya lagi. Saya masih diundang menghadiri pertemuan tersebut.

Alhamdulillah mereka selalu ingat saya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post