Komunitas

Jaman now, jaman komunitas. Berkumpul dengan teman sehobi, seprofesi, seangkatan, seide, dan lain lain.

Kumpul bareng seperti apa hendaknya sebuah komunitas?

Kumpul bareng yang memberikan kebaikan, pencerahan, ilmu yang bermanfaat, berbagi ide, berbagi pengalaman.

Bukan sekedar berbagi foto-foto selfie, menghabiskan waktu, menghabiskan uang, foya-foya, unfaedah.

Akhir pekan lalu, komunitas Vespa mengadakan acara kumpul tahunan mereka di kabupaten saya. Selama dua hari jalanan heboh dan diramaikan oleh berbagai macam kreasi motor Vespa antik.

Anak-anak saya terinspirasi.

Kata mereka, "Bunda, vespa itu keren!"

" Bunda, vespa itu antik!"

"Bunda, kami juga mau punya Vespa!"

Nah lho!

Itu baru satu contoh komunitas.

Penulis pribadi bergabung dalam berbagai komunitas fotografi. Baik di dunia maya dan dunia nyata.Di media sosial, saling share, berbagi ilmu dan karya. Di dunia nyata, meet up, bertemu, sharing, praktek foto dan utak atik kamera.

Mengasyikan.

Masih di media sosial, penulis ikut komunitas belajar menulis. Membaca karya penulis ternama hingga penulis pemula. ATM. Amati, Tiru, Modifikasi. Belajar berliterasi di komunitas hebat.

Termasuk salah satunya adalah Gurusiana ini. Komunitas hebat para pencinta pendidikan. Untuk berliterasi, menjadi kaum literat, merangkai kata agar lebih indah dan bermakna .

Komunitas adalah cerminan pribadi. Yaa sedikit banyaknya seperti itu.

Bukankah idola kita, Rasulullah SAW berpesan dalam sebuah hadist untuk berteman dengan orang baik yang soleh soleha.

Wallahu allam bis showab

Pasaman Barat, Maret 1