Polemik
UNBK
Tahun kedua pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer di madrasah saya.
UNBK yang penuh polemik. Karena memakai komputer dan jaringan internet.
Belum semua sekolah dan madrasah memiliki labor komputer. Bahkan mungkin komputer di sekolah baru hitungan jari.
Jaringan internet? Belum punya pun.
Lalu kenapa akhir banyak sekolah seakan memaksakan diri untuk melaksanakan UNBK? Bukankah masih ada Ujian Nasional Kertas Pensil ( UNKP ) .
Akhirnya diadakan rembuk musyawarah dengan komite sekolah. Dipungutlah iyuran untuk membeli komputer dan laptop.
Bahkan ada sekolah yang terpaksa menumpang ujian ke sekolah lain. Menumpang ujian ke SMA dan MAN.
Proses iyuran tentunya tak mudah. Ada juga walimurid yang tak setuju. Kalau sekolah tak mampu menyediakan komputer jangan sok hebat. Ujian pensil saja. Hingga protes di sosial media. Menjelekkan nama sekolah dan lain sebagainya.
Tahun kedua UNBK.
Madrasah kami sudah bisa membeli 20 unit laptop.
Sudah aman pelaksanaan UNBK?
Dengan jumlah murid sekian ratus, tentu jumlah komputer belum memadai. Siswa harus ujian sekian shift. Bergantian ujian.
Laptop dan komputer telah siap. Ternyata ruangan khusus atau labornya tidak ada. Terpaksa dipakai lokal biasa.
Pake ruang kelas biasa, lalu siswa belajar dimana? Terjadilah kekurangan kelas. Siswa diungsikan belajar di musalla dan pustaka.
Waduhh, seakan tiada hentinya permasalahan ujian itu.
Ada rencana penghapusan UN.
Ah, saya setuju sajalah. Anggaran dana ujian yang sekian milyar bisa dialihkan pada yang lain yang lebih urgen. Kita tunggu komentar yang paling berkompenten di bidang itu.
Oh ya satu lagi polemik. Jarak ujian yang berjeda jeda berbeda beda. Pra UN bulan Februari, simulasi UNBK tanggal sekian Februari. Simulasi Pra UAM. UAMBK.
Saking banyaknya ujian, puyeng guru. Jeda antara ujian tidak menyebabkan anak belajar. Malah makin lesu. Suntuk. Kadang mereka tak semangat lagi belajar. Serasa udah pintar. Serasa udah hebat, mau tamat.
Mungkin sejenak ingin mengenang model ujian tahun 90-an.
Masa itu cuma ada ujian EBTA dan EBTANAS saja. No ribet heboh rempong.
Selesai EBTA langsung di sambung EBTANAS. Tampa jeda yang begitu jauh. Tampa Pra segala macam.
Kadang perubahan perubahan dalam sistem pendidikan kita tak selalu indah. Menimbulkan polemik. Dilema yang berkepanjangan. Semoga segera ada penyelesaian. Agar senang hati siswa, senang pula hati guru.
Demikian catatan malam Bu Guru
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju Bund. Harus dikaji ulang terkait UNBK ini. Sukses selalu dan barakallah fiik