PENERAPAN METODE KARYA WISATA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPS SISWA K
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan , kesehatan jasmani da rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dari tujuan pendidikan nasional maka peran satuan pendidikan lebih khusus lagi peran tenaga pendidik harus mampu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas .untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas maka seorang pendidik harus melakukan inovasi untuk meningkatkan peserta didik tentang betapa pentingnya manfaat pendidikan itu sendiri dan juga harus secara terus menerus berinovasi dalam mendesain di dalam kelas sesuai dengan karakteristik peserta didik atas maka anak anak diberi pemahaman dan pengetahuan tentang rumah sehat yang bersih . karena kebersihan sebagian dari iman. Karena rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan.
Keterampilan tenaga pendidik dalam menyusun skenario pembelajaran sesuai materi ajar sangat menentukan baik dan tidaknya hasil peserta didik.
Kenyataannya pelajaran IPS kelas 4 secara khusus hasil observase di SD INPRES KOPERAPOKA pada semester ganjil menunjukan bahwa prosentase siswa yang mencapai ketuntasan minimal 65% dari 20 siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1) Peserta didik suka bermain,
2) Saling mengganggu,
3) Komunikasi satu arah,
4) Guru tidak menngunakan metode yang bervariasi,
5) Guru menggunakan metode ceramah secara monoton,
6) Guru kurang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran
Dari hasil identifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya hasil pelajaran IPS kelas 4 SD INPRES KOPERAPOKA ,maka peneliti hendak menjawab permasalahan tersebut dengan menngunakan metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan dengan judul :”Penerapan metode karya wisata untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS siswa kelas 4 di SD Kperapoka 1 Kab.Mimika Papua ”
Keadaan lingkungan merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status keadaan yang optimal pula. Sehingga tercipta lingkungan yang sehat, bersih, indah sehingga anak anak merasa nyaman.
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial dikelas 4. .Pemahaman tentang Lingkungan Rumah Sehat masih sangat kurang. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan serta pengenalan rumah sehat pada anak. Untuk meningkatkan kepedulian lingkungan tentang lingkungan rumah sehat yang bersih dan indah maka harus digunakan metode yang sesuai. Yaitu metode karya wisata.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan pemahaman kepedulian lingkungan rumah sehat maka digunakan metode karya wisata?
C. Tujuan penelitian
Agar siswa dikelas 4 dapat memiliki pengetahuan tentang lingkungan rumah sehat sesuai dengan kompetensi dasar pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS)
D. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Beberapa manfaat penelitian antara lain :
1. Guru
- Meningkatkan kepercayaan diri Guru dalam mengajar.
2. Peserta didik
- Motivasi dalam belajar
- Dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal
3. Sekolah hasil perbaikan diharapkan mampu membantu sekolah dalam memperbaiki proses belajar mengajar.
4. Manfaat penelitiantapat berkembang secara professional karena dapat meningkatkan pengetahuan tentang lingkungan rumah sehat pada siswa kelas 4 SD INPRES KOPERAPOKA.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Karakteristik Pembelajarandi Kelas Rendah
Esensi proses pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran konkret yaitu suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa yang berkenaan dengan fakta dan kejadian di sekitar lingkungan siswa. Pembelajaran ini dilaksanakaan berdasarkan rencana pelajaran (silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai bila diberikan pada siswa di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) Sekolah Dasar. Kondisi pembelajaran ini harus diupayakan oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar, dan sistem penelaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa
Karakteristik lain yang dipahami dalam pembelajaran di kelas rendah yaitu proses belajar harus dikembangkan secara interaktif. Dalam hal ini guru memegang peranan penting dalam menciptakan stimulasi-respon pembelajaran. Sementara itu, karakteristik aktivitas siswa di kelas rendah Sekolah Dasar masih relatif kurang terfokus dalam konsentrasi, kecepatan belajar, dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan kegigihan guru untuk mengupayakan pembalajaran ke arah proses belajar yang efektif.
Dalam kurikulum SD tahun 2004 dianjurkan di kelas 4 Sekolah Dasar agar siswa melakukan kegiatan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa yng melibatkan beberapa mata pelajaran.
B. Pembelajaran IPS di SD yang Berlandaskan Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial. Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah sosial diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan manggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokrasi perlu dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus-menerus.
Berdasarkan dua asumsi di atas maka konsekuensi penggunaan metode pembelajaran IPS SD harus membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat, yang pada giliran kelak akan mampu membangun masyarakat dan mampu mengadakan hubungan antar pribadi.
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sosial yang akan di ambil sebagai contoh adalah inkuiri sosial. Metode ini berangkat dari kenyataan bahwa siswa sering menghadapi masalah-masalah sosial. Fungsi sekolah selain memecahkan masalah sosial juga memelihara dan menjaga nilai-nilai sosial.
Dalam pelaksanaan metode mengajar inkuiri sosial siswa diatur dalam bentuk struktur sosial. Siswa akan membentuk sistem sosial yang berubah dan bergerak dari tahap yang satu ke tahap berikutnya. Siswa berusaha menemukan jawaban sendiri atas masalahnya.
Terdapat tiga ciri pokok metode inkuiri sosial sebagai berikut.
1. Adanya aspek-aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya suasana diskusi.
2. Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah
3. Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Ketika proses inkuiri sosial berlangsung guru harus berperan sebagai pembimbing. Dalam membimbing siswa, guru janganlah sebagai pemberi perintah, akan tetapi guru sebagai motivator dan reflektor. Kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai motivator dan reflektor. Kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai pembimbing adalah berikut ini.
1. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menjelaskan kedudukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Memberikan penjelasan tentang cara-cara belajar yang harus dilakukan siswa.
3. Memberikan penjelasan tentang cara-cara menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan.
4. Membantu siswa dalam merumuskan setiap istilah yang ada pada hipotesis.
5. Membantu siswa dalam memilih dan menyusun asumsi- asumsi yang akan digunakan serta cara diskusi dan berfikir efektif dan objektif.
C. Metode Pembelajaran
adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
D. Metode Karya Wisata
1. Hakikat Metode Karyawisata
Pembelajaran outdoor hampir identik dengan pembelajran karya wisata (field trip) artinya aktivitas belajar siswa di bawa keluar kelas. Karya wisata lebih menitikberatkan pada perjalanan yang relatif jauh dari kelas/sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan topik yang bersifat umum,misalnya mengunjungi peninggalan sejarah, perjalanan mengunjungi kebun binatang, atau tempat rekreasi dengan mempertimbangkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian hasil belajar. Pembelajaran outdoor lebih bersifat sederhana dan khusus biasanya lokasi kunjungan relatif dekat dari sekolah/kelas. Pembelajaran melalui karya wisata atau outdoor harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis dan sistemik. Sering dalam implementasi karya wisata atau outdoor, siswa tidak memiliki panduan belajar sehinggga esensi kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya. Pembelajaran outdoor selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih untuk peningkatan aspek-aspek psikologis siswa, seperti rasa senang dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan perhatian dan motivasi belajar.
2. Karakteristik
Menerapkan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolah, memiliki perencanaan, aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran berbasis kontekstual.
3. Prosedur
Prosedur metode karya wisata atau outdoor dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai siswa.
b. Mempelajari topik karya wisata atau outdoor.
c. Merumuskan kegiatan yang akan ditempuh.
d. Melaksanakan kegiatan.
e. Menilai kegiatan.
f. Melaporkan hasil kegiatan.
4. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Metode Karya Wisata
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar karya wisata atau outdoor berhasil dengan baik diantaranya adalah,
a. Mampu mengidentifikasi objek karya wisata/ outdoor yang sesuai dengan tujuan pembelajaran;
b. Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan karya wisata;
c. Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam karya wisata;
d. Mampu mengontrol, memfalitasi, dan membimbing aktifitas siswa selama melaksanakan kegiatan;
e. Mampu menilai kegiatan karya wisata. Dalam hal ini, kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang karya wisata maupun outdoor,yaitu:
a) Mampu memahami petunjuk pelaksanaan karyawisata;
b) Mampu menyusun laporan hasil karyawisata;
c) Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok
d) Mampu menggunakan bahan atau alat yang diperlukan dalam kegiatan karyawisata maupun outdoor.
5. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar karyawisata dapat dicapai apabla kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif, diantara keunggulan tersebut adalah:
a. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata, praktis, dan konkret;
b. Dapat menumbuhkan rasa senang, minat, dan motivasi terhadap objek tertentu;
c. Memberikan masukan terhadap program sekolah;
d. Mendekatkan siswa dengan lingkungan.
6. Kelemahan
Namun demikian, dalam metode karyawisata atau outdoor masih tetapada kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru di antaranya:
a. Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak;
b. Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktivitas siswa;
c. Akan banyak menggunakan biaya
d. Jika tidak dikontrol maka siswa selalu terlena dengan bermainnya dari pada belajarnya.
E. Hasil Belajar
Dengan situasi dan kondisi belajar yang tidak kondusif, maka hasil belajar tidak sesuai harapan. Anak-anakpun belum dapat menerima pesan yang disampaikan guru.
F. Hipotesa Tindakan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka:
1. Apakah kemampuan mengajar guru mata pelajaran IPS dapat ditingkatkan dengan menyusun PTK?
Kemampuan mengajar guru dapat ditingkatkan dengan menyusun PTK. Karena dalam PTK guru belajar menyusun dan merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
2. Apakah hasil belajar IPS siswa SD kelas 4 dapat ditingkatkan melalui kegiatan Karya Wisata?
Penerapan metode karya wisata pada pembelajaran IPS dengan pokok bahasan Lingkungan Rumah Sehat sangat efektif. Karena anak-anak dapat secara langsung mengamati dan membandingkan macam-macam rumah.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilakukan di SD INPRES KOPERAPOKA Jln. Koperapoka Timika
2. Waktu
Waktu penelitian terjadi pada semester I,
a. Siklus 1
Senin 25 Juli 2022
Mulai jam 09.10 – 10.40 Wit.
b. Siklus 2
Senin, 1 Agustus Agustus 2022
Mulai jam 09.00 – 10.00 Wit.
3. Pihak yang membantu
Supervisor 1, Supervisor 2, Kepala Sekolah dan Rekan Guru
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK bertujuan untuk meneliti dan menelusuri akar persoalan yang muncul di kelas. Setelah itu mencari solusi dan jalan keluar terbaik yang bisa dilakukan untuk menyelesaikannya (Muliawan, 2010).
Menurut Arikunto (2014:16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam setiap siklus untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dengan demikian, perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2013:78).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru untuk menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan sesuai program pembelajaran tanpa adanya rekayasa untuk kepentingan penelitian (Sanjaya, 2013:79).
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana siklus berikutnya (Sanjaya, 2013:79-80).
d. Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan melalui diskusi dengan observer. Sehingga guru dapat mengetahui berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki dan dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang (Sanjaya, 2013:80).
2. Rencana Pelaksanaan
a. Rencana tindakan siklus 1
Siklus 1 dirancang dalam RPP sekenario perbaikan yang dilaksanakan selama 1 jam pembelajaran. Pada tanggal Senin 25 Juli 2022
Perencanaannya meliputi :
· Membuat rencana perbaikan.
Membuat rencana perbaikan dalam bentuk RPP.
· Menyiapkan media/sumber belajar sesuai dengan metode dan pokok bahasan
Media yang digunakan :nonton video rumah sehat
· Mempersiapkan buku penilaian.
· Membuat lembar observasi.
· Melakukan refleksi.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada siklus 1
a) Anak anak diajak menonton video tentang Rumah Sehat
b) Anak-anak diminta membandingkan rumah sehat dan rumah tidak sehat
c) Anak membandingkan rumah sehat dan rumah kotor dengan mengisi tabel menggunakan tanda ceklis
d) Menjelaskan gambar ruangan beserta fungsinya
c. Pengamatan (Observasi)
- Melakukan pengamatan saat anak anak menonton
- Memberikan penilaian saat anak anak menonton
- Memberikan penilaian pada tabel yang diisi anak anak
d. Refleksi
- Dari hasil pengamatan dan penilaian saat menonton tentang lingkungan rumah sehat, anak-anak kurang memahami karena saat menonton yang paling belakang kurang jelas .
- Kerika membandingkan hayan sebagian anak yang mampu mendiskripsikan tentang rumah sehat
3. Rencana tindakan siklus 2
a. Perencanaan
Siklus 2 dirancang dalam RPP sekenario perbaikan.Perencanaannya meliputi :
- Membuat rencana perbaikan siklus 2
Membuat rencana perbaikan dalam bentuk RPP
- Menyiapkan media/sumber belajar sesuai dengan metode dan pokok bahasan
Media yang digunakan : gambar rumah
- Melakukan simulasi perbaikan.
- Mempersiapkan buku penilaian.
- Membuat lembar observasi.
- Melakukan refleksi.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2.
- Berkunjung kerumah yang sehat dan bersih
- Mengamati setiap ruangan dan fungsinya
- Membersihkan dan bekerjasama membersihkan ruangan
- Menempel gambar jempol pada ruangan yang sudah rapi
- Menyatakan pendapatnya tentang rumah bersih dan rumah sehat serta membandingkan dengan rumah tempat tinggalnya
- Anak diberi tanda jempol dan diminta dipasang dirumahnya dan membandingkan.
c. Pengamatan (Observasi)
Dari hasil pengamatan pada pembelajaran siklus 2 dengan menggunakan metode karya wisata hampir seluruh anak memahami lingkungan rumah sehat. Observasi dalam kegiatan pembelajaran mencakup beberapa aspek.Yaitu :
- Mengamati dan memantau perilaku anak dalam kegiatan pembelajaran
- Mengumpulkan data dalam tindakan pelaksanaan pembelajaran, menggunakan instumen tentang minat anak, pengenalan lingkungan rumah sehat
- Hasil penilaian disajikan dalam sebuah tabel.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan cara mengamati data yang diperoleh saat observasi kegiatan pembelajaran. Serta lembar kerja siswa. Relfeksi dilakukan, supaya guru dapat mengetahui kekukatan dan kelemahan yang ada pada rpp, skenario perbaikan, metode serta media yang digunakan guru saat pembelajaran.
Pada akhir siklus 1 dan 2 tindakan direfleksikan untuk mengetahuifaktor apa yang menjadi kelemahan dan kekuatan dalam pembelajaran. Yaitu :
· Indicator yang digunakan sesuai dengan tingkat capaian perkembangan anak
· Penguasaan guru terhadap Metode Karya Wisata
· Penjelasan dan pemahaman yang digunakan sesuai dengan capaian perkembangan anak
· Reaksi anak terhadap proses pengembangan yang dilakukan
· Kemampuan anak memahami lingkungan rumah sehat
4. Prosedur Pelaksanaan PTK
Kegiatan dalam pelaksanaan pemantapan kemampuan profesionalisme (PTK) dimulai dari persiapan , pelaksanaan serta penilaian dan laporan perbaikan. Penilai atau supervisor terdiri dari tiga orang yaitu:
a. Supervisor 1 adalah Kepala SD Inpres Koperapoka
Supervisor 1 bertugas untuk menilai rancangan satu siklus. Siklus 1 dan siklus 2.
b. Supervisor 2 adalah guru atau teman sejawat
Setiap siklusnya yang membantu melaksanakan pengamatan proses kegiatan dengan menggunakan lembar observasi.
c. Penilai adalah kepala sekolah
Kegiatan ini dinilai oleh Ibu ……………… selaku kepala SD INPRES KOPERAPOKA yang mempunyai tugas melakukan penilaian dan semua aspek kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang dilakukan di RPP siklus 1 dan siklus 2
Adapun tugas penilai atau supervisor 1 dan 2 yaitu:
- Menilai RPP yang dibuat oleh guru dan pelaksanaanya.
C. Teknik Analisis Data.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengamatan dilakukan oleh penilai dan supervisor 2. Dan dimasukkan dalam lembar observasi. Kemudian digunakan dalam analisis data .
Analisis data dikumpulkan terhadap 2 jenis data, yaitu data kuantitatif (berupa hasil observasi guru serta catatan refleksi guru maupun rekan sejawat dan data kualitatif (hasil kerja siswa pada lembar kerja).
Data yang diperoleh melalui observasi persiklus dianalisis dengan rata-rata untuk menentukan kriteria kelebihan atau kelemahan tindakan. Melalui kegiatan refleksi yang dicermati sehingga diperoleh kesimpulan untuk program perbaikan pada siklus selanjutnya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perbaikan Tiap Siklus
Setelah pelaksanaan perbaikan pengembangan dilakukan. Ternyata kemampuan anak meningkat. Ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :
1. Tabel penilaian siklus 1
No
Nama
Penilaian anak dalam pembelajaran
Jumlah
Minat
Memahami fungsi ruangan
Memhami cara membersihkan
Memahami rumah sehat
1
A.M. Yusuf Putra
3
2
2
2
9
2
Aisyah Ridwan
3
2
2
2
9
3
Ariel Febriansyah
3
2
2
2
9
4
Atikah Zahra M
3
3
3
3
12
5
Dzakwan Alif R
3
3
3
3
12
6
Fathiyah Sabrina K
3
2
3
2
9
7
Khalil Yadhan Putra
3
2
2
2
9
8
Kimiko Farid Japari.
3
2
2
2
9
9
M.Alfath Dinejad
2
3
2
2
9
10
M.Alvin Ridho
3
2
2
2
9
11
M.Ibrahim Ilham R
3
2
2
2
9
12
Maulida Kartika P
3
2
2
2
9
13
Najmi Abdullah S
3
2
2
2
9
14
Naufal Abqary
3
2
2
2
9
15
Naufal Palenrungi
3
2
2
2
9
16
Nikoyo Mikhail Hud
3
2
2
2
9
17
Rayhan Mawardi K
2
1
1
2
6
18
Riyani Putri Dewi
3
2
2
2
9
19
Syafiq Ananta Rozaq
3
2
2
2
9
20
Zilal Ahmad
2
1
2
2
7
Kriteria penilaian :
Ø 1 : kurang baik, anak belum mengenal angka, perlu dibantu guru.
Ø 2 : cukup baik, anak mengenal angka, dapat mengurutkan angka,
perludibantu guru.
Ø 3 : baik, anak mengenal angka , dapat melakukan kegiatan tanpa
dibantuguru.
Ø 4 : sangat baik. Anak memahami cara berhitung, mengenal angka,
dapat melakukan kegiatan tanpa dibantu guru dengan benar.
Ø Seorang anak dikatakan tuntas apabila memiliki jumlah nilai 12
Ø Ketuntasan pembelajaran apabila jumlah siswa yang mendapat 12 adalah 15 anak dari 20 siswa.
Pada pelaksanaan siklus 1 hasilnya belum mencapai ketuntasan. Karena anak yang mendapat nilai 12, hanya 2 anak dari 20 siswa.
2. Tabel penilaian siklus 2
No
Nama
Penilaian anak dalam pembelajaran
Jumlah
Minat
Memahami fungsi ruangan
Memhami cara membersihkan
Memahami rumah sehat
1
Ahmad Sya’bani
4
4
4
4
16
2
Aisyah Ridwan
4
3
4
4
15
3
Ariel Febriansyah
4
3
3
4
14
4
Atikah Zahra M
4
4
4
4
16
5
Dzakwan Alif R
4
4
4
4
12
6
Fathiyah Sabrina K
4
3
3
4
14
7
Khalil Yadhan Putra
4
4
4
4
16
8
Kimiko Farid Japari.
4
3
3
4
14
9
M.Alfath Dinejad
4
4
3
4
15
10
M.Alvin Ridho
4
3
3
3
13
11
M.Ibrahim Ilham R
4
3
3
3
13
12
Maulida Kartika P
4
3
3
4
14
13
Najmi Abdullah S
4
3
3
3
13
14
Naufal Abqary
4
4
3
3
14
15
Naufal Palenrungi
4
4
3
3
14
16
Nikoyo Mikhail Hud
4
3
3
3
13
17
Rayhan Mawardi K
4
3
3
3
13
18
Riyani Putri Dewi
4
3
3
4
14
19
Syafiq Ananta Rozaq
4
4
3
3
14
20
Zilal Ahmad
4
3
3
3
13
Dari hasil penelitian diatas, dapat diuraikan sebagai berikut :
· Pada pelaksanaan siklus 2 hasilnya mencapai ketuntasan. Karena anak yang mendapat nilai 12 keatas 20 siswa.
3. Skenario perbaikan
a. Skenario perbaikan Siklus I
Tujuan perbaikan : Anak mampu memahami lingkungan
rumah sehat melalui Metode Karya Wisata.
Siklus ke : 1
Hari tanggal : Senin 25 Juli 2022
Hal yang diperbaiki : pemahaman lingkungan rumah sehat
a) Kegiatan pengembangan I
· Jenis kegiatan “Rumah Sehat”
· Pengelolaan kelas
Anak diatur tempat duduknya untuk menonton video rumah sehat
· Langkah-langkah perbaikan :
· Menonton video “Rumah Sehat” dan Rumah Kotor
· Mengenal fungsi ruangan
b) Kegiatan pengembangan II (Inti)
· Judul kegiatan “bermain peran ”
· Pengelolaan kelas
Posisi duduk tetap dalam formasi bentuk huruf “U”
Anak dibagi menjadi tiga kelompok. Dan setiap kelompok mengambil peran. Ada bapak, ibu, dan anak. Yang bekerjasama membersihkan rumah.
· Langkah langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan kelas yang setting seperti rumah
2. Guru menjelaskan setiap bagian rumah dan fungsinya
3. Guru meminta anak untuk menjelaskan bagian rumah dan funginya
4. Bermain peran
5. Menjelaskan gambar rumah dan fungsinya
c) Kegiatan pengembangan III (penutup)
· Judul kegiatan “karya wisata ”pengenalan rumah sehat.
a. Langkah-langkah perbaikan :
- Guru mengajak anak-anak mengunjungi rumah sehat.
- Guru meminta anak membandingkan rumah yang dikunjungi dengan rumah tempat tinggalnya
- Guru memberi reward pada anak yang dapat menyatakan perbandingan dan memotivasi yangbelum berhasil.
b. Refleksi
· Reaksi anak
Anak sangat berminat belajar sambil karya wisata
· Kelemahan dalam pembelajaran yang saya adalah penjelasan yang saya lakukan kurang dimengerti anak
· Kekuatan dalam pembelajaran yang saya lakukan adalah pada metode yang saya gunakan. Belajar dengan karya wisata ternyata sangat diminati anak.
· Hal unik yang saya temukan adalah anak yang aktif antusias mengikuti pembelajaran. Sehingga suasana kelas lebih tertib
· Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka pada siklus II, akan lebih banyak dan beragam cara belajar dengan bermain.
c. Skenario perbaikan Siklus II
Skenario Perbaikan
Tujuan perbaikan : pembelajaran IPS di SD yang berlandaskan pendekatan sosial melalui Metode Karya Wisata.
Siklus ke : 2
Hari tanggal : Senin 1 Agustus 2022
Hal yang diperbaiki : Konsep Rumah Sehat
d) Kegiatan pengembangan I
· Jenis kegiatan “Rumah Sehat”
· Pengelolaan kelas
Anak diberikan aturan sebelum karya wisata
· Langkah-langkah perbaikan :
· Mmebuat kesepkatan sebelum berkunjung ke Rumah Sehat
· Mengenal fungsi ruangan
e) Kegiatan pengembangan II (Inti)
· Judul kegiatan “Berkunjung ke Rumah Sehat ”
· Pengelolaan kelas
Anak diajak berbaris dan menuju ke”Rumah sehat” rumah warga disekitar sekolah yang memiliki kategori rumah sehat
· Langkah langkah perbaikan
- Guru menyiapkan rumah seaht untuk dikunjungi
- Guru menjelaskan setiap bagian rumah dan fungsinya
- Guru meminta anak untuk menjelaskan bagian rumah dan funginya
- Karya wisata ke rumah sehat
- Anak diminta menyamoaiakn pendapatnya tentang Rumah sehat
- Anak membandingkan rumah tempat tinggalnya dan upaya pa yang dilakukan agar rumah tempat tiggal mereka sebagai rumah sehat.
f) Kegiatan pengembangan III (penutup)
· Judul kegiatan “karya wisata ”pengenalan rumah sehat.
d. Refleksi
· Reaksi anak
Anak sangat berminat dan antusias dalam belajar sambil
bermain
· Kekuatan dalam pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan berkunjung secara langsung anak dapat membandingkan dan memiliki gagasan untuk menjadikan rumah tempat tinggal mereka sebgai rumah yang sehat
· Hal unik yang saya temukan adalah ketika anak berhasil dan diberikan reward, dapat memotivasi anak yang lain.
· Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, segala pembelajaran berpusat pada anak. Pengembangan dapat tercapai ketika metode yang saya gunakan sesuai dengan karakteristik dan minat anak.
B. Pembahasan
1. Siklus I
· Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus I. bahwa pembelajaran yang dilakukan belum dapat meningkatkan pemahaman konsep rumah sehat. Ini disebabkan karena masih ada anak yang belum memahami konsep rumah sehat melalui video. Pada siklus I prosentase penilaian anak dalam kegiatan pembelajaran pemahaman konsep rumah sehat sebesar 10%.
· Pada siklus I prosentase pemahaman konsep rumah sehat dalam pembelajaran menggunakan Metode Karya Wisata sebesar 85%.
1. Siklus II
· Perolehan data pada saat pelaksanaan siklus II. Menunjukkan hasil yang memuaskan. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil penilaian, pengamatan dan ketepatan hasil kerja siswa.
· Pada siklus II prosentase penilaian anak dalm kegiatan pembelajaran pemahaman konsep rumah sehat sebesar 100%
· Pada siklus II minat anak, pemahaman lingkungan rumah sehat . Karena pembelajaran dilaksanakan dengan karya wisata. Karya wisata anak memahami konsep rumah sehat secara langsung melalui pengalamn belajar yang bermakna..
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan melaksanakan kegiatan karya wisata untuk meningkatkan pemahaman tentang rumah sehat dan mencapai hasil belajar sesuai dengan harapan.
2. Dengan menggunakan Metode Karya Wisata dapat meningkatkan minat dan keaktifan anak kelas 4, di SD INPRES KOPERAPOKA ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prosentase pemahaman tentang lingkungan rumah sehat.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka diberikan saran sebagai berikut :
Sebagai pendidik diharapkan selalu melakukan refleksi diri pada akhir pembelajaran. Karena dengan melakukan refleksi kita akan mengetahui kekurangan dan kelebihan kita saat pelaksanaan pembelajaran. Sehingga guru termotivasi untuk melakukan perubahan dan perbaikan.
Guru diharapkan juga mempunyai metode yang beragam pada setiap pembelajaran. Dengan cara membaca buku, atau mengikuti pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan diri dalam melasanakan pembelajaran. Sehingga anak tidak bosan dan selalu tertarik untuk mengikuti setiap kegiatan pembelajaran.
Dalam menggunakan Metode Karya Wisata, pelaksanaan belajar sambil mengamati secara langsung menciptakan Susana yang menyenangkan bagi anak. Sehingga anak merasa bebas berekspresi.
Dengan demikian akan dapat mengembangkan semua aspek perkembangan yang saling berkaitan secara menyeluruh dan meningkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Sri Anita W, dkk (2012). Srategi Pembelajarandi SD. Universitas Terbuka Indonesia.
Muhammad S.Sumatri, Durotul Yatimah (2015). Pengantaran Pendidikan. Universitas Terbuka Indonesia.
Sardjiyo, dkk (2012). Pendidikan IPS di SD. Universitas Terbuka Indonesia.
TIM-FKIP UT PGSD (2014). Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka Indonesia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar