Berkembang Sesuai Zamannya
Hari ini saya dan suami menghadiri undangan resepsi pernikahan anak dari kerabat saya. Saat kami sedang menikmati hidangan yang disajikan...tiba-tiba terdengar suara pyarrrr...rupanya sebuah mangkuk kotor yang di bawa oleh salah satu petugas katering terjatuh dan pecah. Seketika ingatan saya kembali pada percakapan saya dengan anak laki-laki saya, "Mi..aku nanti kalau sudah selesai ujian kan libur..aku kerja ya". Dengar heran saya jawab, "kerja?" dimana?". "Kerja dikatering Mi, jadi tukang angkat-piring kotor atau yang ngisi makanan di meja-maja kalau abis". Boleh ya Mi sama Lana". Dalam hati kecil saya tidak tega apalagi anak saya ini kalau mengerjakan hal-hal semacam itu selalu grasah grusuh, saya bayangkan berapa banyak gelas piring atau mangkuk yg pecah dan berapa uang yang akan dia keluarkan untuk menggantinya bisa-bisa gak gajian tapi malah nombok. Tapi disisi lain saya pikir ini dapat menjadi sarana dia belajar untuk bertanggung jawab dengan pekerjaannya belajar untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaan gak asal aja seperti selama ini sering dia lakukan.
Untuk meyakinkan diri dan mencari dukungan dari suami agar tidak memberi izin kepada anak kami bekerja seperti, maka saya membuka pembicaraan dengan suami, "Nah, kayak gitu lho bang yang aku takutkan kalau Hizbi kerja di katering bisa-bisa dia nombok untuk ngganti piring gelas yg pecah, eong arek iku grusuh grusuh gitu". Crocos saya. "Yo biar ae justru aku setuju dia kerja gitu biar belajar ngerjakan sesuatu dengan benar". Balas suami saya dengan santai sambil menghabiskan es manado nya. Sebenarnya anak kami dalam hal wawasan dan pengetahuan jauh lebih baik dibandingkan dengan diri kami saat seusia nya. Mungkin karena kami tumbuh dan berkembang di zaman yang juga jauh berbeda, zaman kami yang kelahiran tahun 70 an dan remaja tahun 80an tidak mudah mengakses informasi seperti sekarang zaman kami informasi kami dapat di Dunia dalam Berita TVRI. Baru setelah kami SMA brrmunculan tivi-tivi swasta yang memberikan tambahan informasi dari tempat-tempat yang jauh. Sebaliknya zaman Now anak-anak TK pun bisa mengakses informasi tanpa batas melalui telepon pintar mereka. Dan di era digital ini pun memudahkan anak-anak belajar dan berkomunikasi menggunakan bahasa asing bahkan secara langsung dengan penutur aslinya.
Disisi lain kemudahan- kemudahan tersebut membuat mereka tidak sekreatif dan setangguh generasi sebelumnya yang belum mengenal digital. Generasi kami harus bisa membuat permainan sendiri untuk mengisi waktu senggang. Dan jika lebaran tiba kami harus membuat kartu ucapan sendiri untuk sahabat dan kerabat karena kalau tidak kami harus mengeluarkan kocek yang lumayan banyak untuk membeli kartu ucapakan jadi buatan penerbit di toko. Zaman Now cukup menulis di telepon pintar kemudian dikirim sebar ke semua kontak beres.
Pada akhirnya saya berkesimpulan anak-anak sekarang yang sudah lebih canggih dari anak-anak zaman saya perlu di lengkapi dengan pembelajaran diluar text book sebagai salah satu cara pembentukan karakter mereka sehingga mereka akan besar menjadi pribadi yang sempurna baik secara intelegensia maupun kreativitas.
Sehingga saya putuskan untuk memberi izin anak saya untuk bekerja paruh waktu mengisi kekosongan sebelum masuk ke SMA nya.
Surabaya 15042018
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah pintarnya mas Hisbi, berpikir kreatif memanfaatkan waktu luang
Hihihi....iya bu...masih wacana nya dia...