Ferli Gusti

Penulis merupakan alumni MWC XVI Kabupaten Dharmasraya...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEBENING KOPI BENING

SEBENING KOPI BENING

Rasa lelah mulai melanda. Badan lemas. Kepala puyeng. Seperti akan demam. Semua persendian nyeri. Tubuh rasanya pegal semua.

Sementara aktifitas harus tetap dijalani seperti biasa. Pagi ini berangkat ke sekolah dengan malas-malasan. Dalam hati telah berencana, siswa akan ditinggal dengan tugas. Sementara tubuh ini diistirahatkan.

Setibanya di sekolah. Semua siswa menyambut dengan senyuman sembari bersalaman. Membuat hati berkecamuk menimbulkan ketidaknyamanan. Tidak tega rasanya jika siswa yang ceria ini hanya ditinggal dengan tugas.

Akhirnya saya masuk kelas. Berdoa seperti biasa untuk memulai proses pembelajaran.

Namun ternyata tubuh belum juga bisa diajak kompromi. Meriang dan menggigil ditambah kepala terasa sangat berat. Sungguh...keadaan ini menyiksa.

"Selamat pagi pak...." serentak semua siswa menyapa. Saya paksakan untuk melemparkan senyum. Senyum yang dipaksakan itu rasanya hambar. Hihi

Saya pandangi setiap sudut kelas. Terlihat semua siswa antusias. Hal itu tergambar dari wajah mereka.

Hati ini terenyuh. Terbayang tentang bagaimana seorang anak berusia sembilan tahunan ini berjuang untuk bangun pagi. Masa saya dulu, itu merupakan perjuangan paling berat. Saking beratnya tak ada kata yang bisa mewakili untuk mengungkapkan rasa itu. Hihi...

Akhirnya dengan secuil tenaga yang saya punya. Saya awali pembelajaran. Perlahan-lahan mulai menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.

Pemandangan berbeda pun tiba-tiba menghampiri. Terlihat para siswa saling berbisik. Saya mulai heran. Ada apa ini. Sungguh ini membingungkan.

Tak lama kemudian, seorang siswa memberanikan diri mengacungkan tangan. "Pak, kok tidak ada cerita hari ini pak?" katanya dengan tangan yang masih saja menunjuk ke langit-langit.

Ya, memang biasanya sebelum belajar saya mengambil waktu agak lima menit untuk sekedar memotivasi siswa dengan berbagai cerita. Cerita apa saja, tentang tokoh dunia, tentang sahabat nabi, ataupun cerita pengalaman sendiri.

Semua siswa menatap saya. Dari cara mereka melihat seakan-akan mereka juga bertanya. Ada apa dengan mu.... Hihi...

"Bapak sepertinya sakit" terdengar pelan kata-kata itu dari salah seorang siswa yang berbisik dengan teman sebangkunya.

Embuh ah...ternyata saya gagal untuk menjadi profesional. Buktinya saya ketahuan. Hihi

Menjadi guru itu sudah seperti artis saja. Tetap tampil ceria membahana walau dalam kondisi bermasalah. Hehe...

Sembunyikan permasalahan pribadi. Seperti halnya kopi bening menyembunyikan warna asli...hehe

Dharmasraya, 040919

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Justru guru adalah artis yang paling hebat di dunia. Dan merekalah yang kelak akan membimbing anak ke dunia. Mantap pak. Kondisi yang sering dihadapi setiap guru.

04 Sep
Balas

Benar t pak, trima kasih apresiasiny pak. Salam literasi. Barakallah...

04 Sep



search

New Post