FH SENOWATY

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kebahagiaan Korban Mutilasi!

Kebahagiaan Korban Mutilasi!

Selama 2 (dua) hari, tepatnya Sabtu - Minggu tanggal 21 dan 22 Januari 2017, bertempat di Gedung A Lantai 2 Kantor Kemendikbud Jakarta, pelatihan menulis buku yang diselenggarakan oleh pengurus IGI DKI Jakarta berlangsung. Peserta pelatihan datang dari berbagai propinsi di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dari Tanah Abang sampai Rawa Bangke. Sebutlah ada rombongan Riau, yang sejak H-1 pelatihan telah hadir di Jakarta, ada Bunda Yasmi dari Sumatera Barat, ada Bu Tri dari Lampung dan banyak lagi. Sebagai peserta saya berbahagia, karena pelatihan ini telah memeberikan saya teman-teman baru, meski sebagian berwajah lama, hehehee... (I know them before)

Hari pertama pelatihan kami diberikan banyak tip dan teknik penulisan oleh Pak Iksan dan Mas Eko Prasetyo, tim dari Media Guru yang luar biasa. Kutipan dari Pramudya Ananta Toer, "Orang boleh pandai setiggi langit, namun bila tidak menulis, maka ia akan hilang dsri sejarah dan peradaban," kiranya seperti itu bunyinya, kurang dan lebih. Cukup menhentakkan batin saya yang selama 40 (empat puluh) tahun terakhir merasakan sendiri, secara pribadi, bahwa saya adalah bank sampah. Saya menerima segala macam rupa ilmu tanpa pernah menyalurkan dan atau mengeluarkan dalam bentuk media tulisan. Sebagai guru, insya Alloh proses transfer of knowledge sudah saya lakukan bertahun - tahun, seiring dengan pekerjaan dan pengabdian saya dibidang pendidikan, namun belum pernah terlintas sedikitpun untuk menuangkan apa yang saya ketahui menjzdi sebuah tulisan. Saya merasa tersesat di jalan yang benar. Terima kasih tim media guru, terima kasih Pak Iksan, terima kasih Mas Eko Prasetyo. Ett, tapi kisah ini belum selesai. Kebahagiaan saya menemukan jalan yang tepat tergerus oleh tugas, allamaaak! Sebelum sesi hari pertama berakhir, para peserta pelatihan diminta membuat outline, semacam kerangka karangan, ini persepsi saya, yang harus dikembangkan dan besok di hari kedua pelatihan WAJIB diserahkan. Pintu ruangan terbuka lebar bagi bapak ibu yang tidak serius... (Pak Iksan, jangan galak-galak dong, bisa jantungan ini). Permasalahan bukan diperkara tugas, tidak hanya itu. Mengapa tugas menjadi masalah,lebih karena keniscayaan saya dalam mengelaborasi kemampuan menulis. Ditambah lago, godaan untuk menikmati malam minggu di Jakarta begitu kuat melanda. Maklum, kami dari daerah yang tidak setiap hari bisa melihat gemerlap lampu ibukota. Bentuk bangunan fisik sih mungkin sama saja, tidak terlalu berbeda. Hanya saja, keinginan untuk mencicip hangatnya udara malam sambil berwisata kuliner bersama teman-teman baru sangat menggugah selera. Alhasil,kami menemukan solusi yang sangat kompromistis dan pragmatis. Setelah mengerjakan outline sampai dengan bada maghrib, barulah we're enjoying a night!

Pelatihan hari kedua. Dimulai dengan kehebohan peserta pelatihan menuju TKP (Tempat Kejadian Perkara) alias tempat giat pelatihan berlangsung. Mengapa harus heboh? Karena Car Free Day Area, Ohh mine God! Kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berada di jalan utama dan termasuk akses yang ditutup bagi kendaraan bermotor selama CFD berlangsung. Dapat dibayangkan dong bagaimana perjuangan kami menuju TKP? Banyak diantara kami, termasuk saya, harus berjalan kaki, entah dari Senayan City atau dari arah Hotel Century Park, Senayan FX. Warming up sebelum giat pelatihan penulisan. Lumayanlah, cukup membuat kami berkeringat. Dan keringat kembali mengucur ketika Pak Iksan mempersilahkan Mas Eko Prasetyo beraksi. Kali ini keringat dingin. Mutilasi dimulai. Bukan jenis mutilasi yang dapat menarik perhatian Jendral Tito Karnavian selaku Kapolri yaa, karena mutilasi yang dilakukan oleh tim media Guru adalah Mutilasi Naskah!

Diawali dengan pemaparan tentang LEAD, semacam alinea di awal tulisan yang akan menentukan apakah tulisan itu akan dibaca atau justru dilempar... Alhamdulillah, beberapa teman yang naskahnya lolos, versi Mas Eko Prasetyo. Saya sendiri? Jangan ditanya, saya cuma bisa iri dengki kepada teman-teman yang sudah berhasil dikuliti. Proses mutilasi berlangsung aman, damai bahkan tentram dan sentausa. Banyak tawa dan canda yang terlontar, tidak berarti tidak ada ilmu yang terlempar dan tersimpan. Saya bahkan sempat melakukan perekaman audio selama proses mutilasi naskah berlangsung. Rasa cemburu, iri dan dengki saya kepada mereka yang telah dimutilasi naskahnya, semoga menjadi awal keberanian saya menulis. Supangaaaat!!

Tim Media Guru begitu baik hati memberikan peluang pelatihan ini, semoga Alloh swt membalas kebaikan-kebaikan tersebut, aamiin. Saat sesi hari kedua berakhir, tidak ada yang tidak mengajak Pak Iksan atau Mas Eko Prasetyo berfoto ria, bak selebritas keduanya menjadi korban prastowo sinungging para peserta yang mayoritas ibu - ibu. Kelompok dominan yang seolah telah melupakan warna kuning yang dihadiahkan oleh Mas Eko Prasetyo. Semuanya sumringah dan tak lepas dari senyum bahagia. Sebelum berpisah Tim Media Guru tak lupa mengingatkan para peserta sekalian untuk terus berlatih dan berkarya, serta pesan agar grup whats app harus diisi karya tulis bukan sekedar foto - foto, selanjutnya diiringi azzam bahwa beberapa bulan dari sekarang akan ada pertemuan menjelang launching buku di Hari Pendidikan Nasional 2017. Saat melintasi pelataran gedung A, untuk pulang, saya tersenyum sendiri, baru kali ini ada korban mutilasi bahagia!

Jakarta, 23 Januari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

♡ Jempol buat Bu Seno.... tengah malam pulang ke Banten demi ananda tercinta. Sementara kami menikmati jajanan di luar pelataran 'kota tua'.

26 Feb
Balas



search

New Post